Mantan bos XL: Potensi digital Indonesia saatnya dimaksimalkan
Di 2016 ini, pengguna internet Indonesia sekitar 88.1 juta orang dengan pengguna media sosial sebanyak 79 juta
Mantan CEO XL Axiata, Hasnul Suhaimi, mengatakan, peluang dan potensi Indonesia di industri digital untuk bisa menjadi raja di negeri sendiri begitu besar.
Dia pun merujuk pada data yang dihimpun dari We Are Social tahun 2016. Dalam data itu, menunjukan bahwa pengguna internet Indonesia sekitar 88.1 juta orang dengan pengguna media sosial sebanyak 79 juta.
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? “Ada peningkatan sebesar 1,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Muhammad Arif, Ketua Umum APJII. Menariknya, dari jumlah tersebut, pengguna internet didominasi oleh satu kelompok saja. Maksud dari kelompok ini adalah orang-orang dengan rentang usia tertentu yang “menguasai” jagad internet Tanah Air. Siapa mereka? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Apa itu revolusi teknologi dan internet? Pada tahun 1969, dunia menyaksikan awal dari sebuah revolusi teknologi yang akan mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berkomunikasi.
-
Bagaimana teknologi informasi dan komunikasi memengaruhi perubahan sosial budaya di Indonesia? Globalisasi dan teknologi informasi juga memiliki dampak besar terhadap perubahan sosial budaya di Indonesia. Dengan adanya akses mudah ke internet dan media sosial, masyarakat Indonesia menjadi lebih terhubung dengan dunia luar, menerima pengaruh budaya luar, dan mengadopsi pola hidup baru.
-
Bagaimana teknologi informasi pertama di Indonesia memengaruhi peradaban masyarakat? Sejak diperkenalkannya radio, teknologi informasi terus mengalami perkembangan pesat yang mempengaruhi peradaban masyarakat informasi di Indonesia.
-
Kenapa revolusi teknologi dan internet penting? Revolusi teknologi dan internet telah mengubah dunia dalam banyak cara. Ini telah menghubungkan miliaran orang di seluruh dunia, memfasilitasi komunikasi global, perdagangan elektronik, dan berbagai bentuk kolaborasi.
-
Apa yang menjadi kekhawatiran Jokowi tentang penggunaan perangkat teknologi di Indonesia? Jokowi prihatin atas dominasi impor dalam penggunaan perangkat teknologi di Indonesia, dengan nilai impor yang mencapai lebih dari Rp30 triliun. Hal itu disampaikan Jokowi saat meresmikan Indonesia Digital Test House (IDTH) di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT), Kota Depok, Jawa Barat Selasa, (7/5). "Ini sayangnya perangkat teknologi dan alat komunikasi yang kita pakai masih didominasi barang-barang impor dan nilai defisit perdagangan sektor ini hampir 2,1 miliar US Dollar lebih dari 30 triliun Rupiah," ujarnya.
Sementara itu, jumlah pengakses social media dari smartphone sebanyak 66 juta. Yang menarik, jumlah pelanggan seluler yang terkoneksi dengan handphone jauh melebihi populasi yaitu mencapai 326,2 juta. Hal ini karena satu orang bisa memiliki lebih dari satu nomor ponsel. Tentunya ini merupakan angka yang fantastis.
"Dari sekian potensi besar, belum ada produk Indonesia semisal aplikasi perpesanan yang bertengger di jajaran aplikasi yang digandrungi, tapi berbicara soal peluang itu ada," katanya saat diskusi bersama Indonesia Technology Forum (ITF) di kawasan SCBD, Jakarta, Rabu (28/4).
Oleh sebab itu, dengan potensi yang besar juga perlu dukungan yang lebih dari pemerintah. Diakuinya, saat ini pemerintah pun tengah berusaha menggarap potensi digital Indonesia. Sebagaimana diketahui, pemerintah telah mencanangkan 1000 technopreneur baru hingga tahun 2020.
"Pemerintah juga harus membuka jalan dan memberikan berbagai insentif agar industri digital ini bisa tumbuh dan mendapat akses pendanaan," jelasnya.
Selain itu, penetrasi Internet juga harus bisa ditingkatkan dengan cepat agar mampu memaksimalkan potensi yang ada. Dirinya juga mengatakan kepada pelaku industri digital baik itu produsen hardware maupun pengembang aplikasi, ia berharap mereka terus meningkatkan kualitasnya agar bisa bersaing di tingkat global.
"Selain itu juga sekaligus memperkuat jumlah pemakai agar membeli nilai lebih, serta menerapkan strategi marketing yang jitu agar lebih populer di kalangan masyarakat," terangnya.
(mdk/bbo)