Mendesain 'makhluk antik' khas Silicon Valley
Mendesain 'makhluk antik' khas Silicon Valley. Anak muda asal Bandung bernama Arival Sentosa baru saja ditasbihkan sebagai lima orang peserta terbaik decoding academy dalam program pendidikan Lenovo. Hampir setahun dia digembleng di kawah candradimuka Decoding.
Dia masih muda, kira-kira umur 20 tahunan. Namun, passion di bidang coding terlihat berapi-api. Namanya Arival Sentosa. Anak muda asal Bandung ini baru saja ditasbihkan sebagai lima orang peserta terbaik decoding academy dalam program pendidikan Lenovo. Hampir setahun dia digembleng di kawah candradimuka Decoding. Dia mengakui setelah mengikuti program ini, banyak pengetahuan yang didapatkanya. Maklum, Decoding ini menyediakan kurikulum yang disesuaikan dengan perkembangan industri. Alhasil, dia pun kini punya startup.
"Beda banget antara kuliah dengan yang ada di sini," ujarnya.
-
Apa saja ide bisnis startup yang ditawarkan peserta Jagoan Digital? Dalam presentasi (pitching) Jagoan Digital sejumlah ide bisnis start up diangkat oleh peserta. Seperti layanan jasa servis elektronik, jasa pendidikan, kesehatan hingga pariwisata. Juga ada marketplace untuk UMKM, fashion batik lokal, pertanian hingga produk digital. Selain itu ada juga ide pengembangan usaha dan investasi yang semuanya dikembangkan lewat platform teknologi digital.
-
Di mana Huawei berperan dalam penguatan ekonomi digital? Adapun penguatan ekonomi digital yang dimaksud mencakup percepatan transformasi digital di berbagai sektor, mendorong pembangunan ramah lingkungan melalui utilisasiteknologi, memperkuatkeamanan siber dan perlindungan data pribadi untuk meningkatkan keamanan dan kepercayaan publik.
-
Kenapa Huawei genjot kolaborasi untuk penguatan ekonomi digital? Sebuah bisnis raksasa tidak akan tumbuh dan berkembang dengan baik tanpa adanya kolaborasi. Hal inilah yang terus dipegang teguh Huawei dalam mengelola bisnisnya sebagai perusahaan teknologi multinasional.
-
Di mana Sule mengungkapkan keinginannya untuk fokus membangun perusahaan digital? Dalam sebuah wawancara dengan Onadio Leonardo di kanal YouTube The Leonardo's, Sule mengungkapkan keinginannya untuk membesarkan perusahaan digital miliknya.
-
Siapa saja yang terlibat dalam pendanaan startup nasional ini? PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui entitas Corporate Venture Capital (CVC) MDI Ventures, dan juga Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), berpartisipasi dalam penandatanganan Perjanjian Partisipasi Merah Putih Fund di Jakarta, Senin (4/9).
-
Bagaimana Hadinata Batik menggunakan platform digital untuk mengembangkan bisnisnya? Banyak bermunculan brand batik baru di tengah disrupsi digital menjadi tantangan sekaligus motivasi bagi Hadinata Batik untuk terus berkembang. Hadinata Batik pun terus beradaptasi dengan berinovasi membuat model batik yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan serta bergabung di platform digital seperti Tokopedia dan ShopTokopedia guna mempercepat laju bisnis lewat pemanfaatan platform digital.
CEO Dicoding Indonesia, Narendra Wicaksono membenarkan pernyataan dari anak didiknya itu. Kurikulum yang diterapkan bukanlah sembarang. Model perusahaan teknologi raksasa di dijadikan acuan dalam pembentukan kurikulum. Google, Microsoft, dan nama-nama besar perusahaan teknologi top dunia lainnya yang berbasis di Silicon Valley, Amerika Serikat. Semuanya itu dikemas dengan penyampaian materi menggunakan bahasa Indonesia.
"Agar mudah dipahami juga nantinya," katanya.
Bukti dari keampuhan kurikulumnya ini yaitu adanya 1.000 lebih alumni yang telah bekerja di berbagai perusahaan teknologi atau membangun perusahaan rintisan digital sendiri. Maka rasanya tak salah jika Lenovo mengajak kerja sama untuk memberikan beasiswa melalui program pendidikan tersebut.
"Kami memang berkomitmen untuk membantu mengembangkan industri digital lokal yang kuat," ucap Country Lead Smarphone Division, Mobile Business Group, Lenovo Indonesia, Adrie R. Suhadi.
Bila menilik lebih luas, Indonesia memang membutuhkan banyak developer canggih yang mampu mengikuti perkembangan zaman. Jika tidak, sampai kapan Indonesia akan menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
"Saya kasih gambaran aja, di Australia itu negara cuma ada 25 juta orang, codernya itu ada sekitar 50 ribu. Di kita dengan jumlah penduduk 250 juta orang, masih sedikit sekali. Padahal, hampir semua startup kita pasti butuh developer. Ini kayak makhluk antik aja," paparnya.
Apalagi dengan besarnya market Indonesia, menjadikan ladang basah yang semestinya bisa digarap oleh anak bangsa sendiri. Saat Narendra bertemu dengan banyak para developer luar negeri, pertanyaan yang sering dilontarkan oleh mereka adalah: “Bagaimana saya bisa masuk ke pasar Indonesia?” Hal itu tentu saja membuatnya merasa jika sumber daya manusia negeri perlu untuk dipoles agar kelak mampu bersaing.
Menurutnya, ada tiga faktor yang membuat negeri ini ‘kering’ developer. Pertama kualitas pendidikan yang masih kurang, kedua adalah kesetaraan dalam konteks pemerataan internet, dan ketiga persebaran industri yang seharusnya lebih luas lagi tidak hanya berada di kota-kota besar saja.
"Dengan market yang sebesar itu, siapa kelak yang nantinya akan menjadi tuan rumah di negeri sendiri," jelasnya.
Baca juga:
Himpunan GKNI perkenalkan buatkontrak.com untuk wirausaha UKM
Grab punya algoritma khusus dukung kebijakan ganjil genap
Startup ini menjual hasil ikan laut melalui digital
Go-Box ekspansi ke enam kota baru di Indonesia
Dua startup binaan Indigo jadi finalis Program Startup Australia