Menteri Digital Jepang Ungkap Penggunaan Floppy Disk di Negaranya Masih Digemari
Menteri digital Jepang, Taro Kono menyatakan perang pada floppy disk dan teknologi retro lainnya yang digunakan oleh birokrat negara itu.
Menteri digital Jepang, Taro Kono menyatakan perang pada floppy disk dan teknologi retro lainnya yang digunakan oleh birokrat negara itu.
Dilaporkan BBC dan GizChina, Senin (19/9), terdapat sejumlah 1.900 prosedur pemerintah yang masih mengharuskan untuk menggunakan perangkat penyimpanan, ditambah CD dan mini disk. Dia mengatakan peraturan akan diperbarui untuk memungkinkan orang menggunakan layanan online.
-
Apa saja jenis masakan Jepang yang viral di Indonesia? Masakan Jepang kini semakin banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Rasa yang lezat ditambah dengan tampilan yang menarik menjadi daya tarik tersendiri.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Apa itu makanan baru yang viral di Jepang? Bola-bola nasi dengan isi keringat manusia yang dibuat di ketiak gadis-gadis Jepang menjadi sebuah hidangan yang tak terduga dan harganya yang tinggi.
-
Mengapa konten video Jakarta di masa depan menjadi viral? Karena kreativitasnya, postingan @fahmizan kemudian menjadi viral dan di repost oleh banyak akun di berbagai sosial media.
-
Di mana kuburan viral itu berada? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
Di sisi lain, Jepang merupakan sebuah negara yang kencang terhadap adopsi teknologi yang mutakhir. Namun, birokrasinya terkenal karena berpegang teguh pada teknologi yang ketinggalan zaman.
Floppy disk dibuat pada akhir 1960-an. Seiring berkembangnya zaman, solusi penyimpanan lain muncul lebih efisien. Di Jepang, Lebih dari 20.000 disk biasa akan diperlukan untuk mereplikasi memori yang rata-rata menyimpan 32GB informasi.
Sebuah komite pemerintah Jepang telah menemukan sekitar 1.900 area di mana bisnis diharuskan menggunakan media penyimpanan seperti floppy disk saat membuat aplikasi atau menyimpan data.
"Saya ingin menyingkirkan mesin faks, dan saya masih berencana untuk melakukannya," kata Kono.
Ini bukan pertama kalinya Jepang menjadi berita utama karena kebiasaan kunonya - yang tetap menjadi paradoks mengingat kemampuan negara itu dalam mengembangkan produk baru yang menarik. Hal ini disebabkan rendahnya literasi digital dan budaya birokrasi yang konservatif.
Kejadian menarik juga pernah terjadi pada 27 Desember tahun lalu. Waktu itu, Kepolisian Metropolitan Jepang mengaku telah kehilangan data pribadi 38 warganya. Warga ini mengajukan permohonan untuk perumahan umum di Meguro Ward Tokyo.
Selanjutnya, pemerintah perlu mengkonfirmasi dengan polisi apakah pemohon berafiliasi dengan kelompok kriminal. Selama survei, mereka mentransfer data pelamar pada floppy disk. Di luar dugaan, floppy disk hilang secara tidak sengaja, dan informasi pribadi pemohon juga hilang.
Begitu insiden itu keluar, netizen di seluruh dunia dibuat tercengang, bahkan ada yang curiga bahwa itu adalah berita bohong. Tentu saja, beberapa netizen Jepang juga mengungkapkan keterkejutannya. Mereka tidak menyangka bahwa instansi pemerintah negara mereka masih menggunakan barang antik semacam ini.
Selain pemerintah, floppy disk juga banyak digunakan oleh sistem perbankan. Sebuah laporan berita Nikkei tahun lalu menunjukkan bahwa Yamagata Bank sendiri memiliki lebih dari 1.000 pelanggan yang menggunakan floppy disk untuk mentransfer data gaji karyawan dalam sebulan.
Tentu saja, sebagian besar pelanggan ini adalah pemerintah dan usaha kecil dan menengah, terutama pemerintah. Beberapa hari yang lalu, sebuah organisasi di Jepang melakukan survei kecil terhadap 300 orang berusia 15 hingga 29 tahun. Ternyata hampir 20 persen anak muda menggunakan floppy disk.
(mdk/faz)