Meta Kembangkan Penerjemah AI yang Dapat Tafsirkan Bahasa Tak Tertulis
Meta dilaporkan sedang berupaya mengatasi masalah unik terkait penerjemahan bahasa tidak tertulis seperti Hokkien sebagai bagian dari program Meta's Universal Speech Translator (UST) yang bekerja untuk mengembangkan terjemahan speech-to-speech secara real-time sehingga penghuni Metaverse dapat lebih mudah berinteraksi.
Meta dilaporkan sedang berupaya mengatasi masalah unik terkait penerjemahan bahasa tidak tertulis seperti Hokkien sebagai bagian dari program Meta's Universal Speech Translator (UST) yang bekerja untuk mengembangkan terjemahan speech-to-speech secara real-time sehingga penghuni Metaverse dapat lebih mudah berinteraksi.
Dilansir dari Engadget, Kamis (20/10), dari sekitar 7.000 bahasa yang dikenal di dunia, empat dari sepuluh di antaranya ada tanpa komponen tertulis. Sedangkan, sistem terjemahan pembelajaran mesin biasanya memerlukan contoh bahasa yang luas dan dapat diberi label, baik tertulis maupun lisan, untuk dilatih.
-
Jam tangan mewah apa yang dikenakan Mark Zuckerberg? Menurut laporan, miliarder teknologi ini memakai jam tangan Patek Philippe Platinum in-line perpetual calendar dengan dial biru, yang harganya mencapai $141.400 atau sekitar Rp1,18 miliar.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
-
Apa yang Hanum Mega unggah di media sosial yang membuatnya viral? Hanum mengunggah bukti chat suaminya dengan wanita lain.
-
Siapa yang mengembangkan Meta AI? Perusahaan Meta telah melakukan peningkatan/upgrade besar pada sektor kecerdasan buatannya (AI).
-
Apa saja yang dicakup dalam "kompensasi lain" Mark Zuckerberg? Tahun lalu, Meta mengatakan bahwa dana keamanan tersebut bisa digunakan Zuckerberg untuk membayar “personel tambahan, peralatan, layanan, perbaikan tempat tinggal,” dan kebutuhan keamanan lainnya. Di luar dana keamanan, Zuckerberg bisa menggunakan “kompensasi lain” yang ia punya untuk “biaya yang berkaitan dengan penggunaan pesawat pribadi.”
-
Apa yang ingin dicapai Mark Zuckerberg dengan Llama 3 dan Meta AI? “Dengan model baru ini, kami percaya bahwa saat ini Meta AI adalah asisten AI paling pintar yang bisa anda gunakan secara bebas,” ucap Zuckerbeg dalam unggahan di akun Instagramnya.
Untuk menyiasatinya, CEO Meta Mark Zuckerberg menjelaskan bahwa mereka sedang mengupayakan kemajuan AI bahasa sumber menggunakan speech-to-unit translation (S2UT) untuk mengubah ucapan input ke urutan unit akustik secara langsung di jalur yang sebelumnya dipelopori oleh Meta.
"Kemudian, kami menghasilkan bentuk gelombang dari unit. Selain itu, UnitY diadopsi untuk mekanisme penguraian kode dua kali di mana decoder jalur pertama menghasilkan teks dalam bahasa terkait (Mandarin), dan dekoder jalur kedua membuat unit,” jelas Zuckerberg dalam postingan blog.
Untuk itu, Meta memanfaatkan bahasa Mandarin sebagai bahasa perantara.
"Kami pertama-tama menerjemahkan pidato bahasa Inggris (atau Hokkien) ke teks Mandarin, dan kemudian kami menerjemahkannya ke bahasa Hokkien (atau bahasa Inggris) dan menambahkannya ke data pelatihan," lanjutnya.
Saat ini, sistem tersebut memungkinkan seseorang yang berbicara Hokkien untuk berkomunikasi dengan seseorang yang berbicara bahasa Inggris, meskipun dengan kaku. Model tersebut hanya dapat menerjemahkan satu kalimat penuh pada satu waktu, tetapi Zuckerberg yakin bahwa teknik tersebut pada akhirnya dapat diterapkan ke lebih banyak bahasa dan akan meningkat hingga menawarkan terjemahan real-time.
Selain model dan data pelatihan sudah Meta jadikan sumber terbuka dari proyek ini, perusahaan juga merilis sistem pembandingan terjemahan speech-to-speech pertama dari jenisnya berdasarkan korpus pidato Hokkien yang disebut Taiwanese Across Taiwan serta matriks ucapan.
"Matriks ucapan, kumpulan besar terjemahan speech-to-speech yang ditambang dengan teknik penambangan data inovatif Meta yang disebut LASER," ujarnya.
Sistem ini diklaim akan memberdayakan para peneliti untuk membuat sistem speech-to-speech translation (S2ST) mereka sendiri.
Reporter Magang: Dinda Khansa Berlian
(mdk/faz)