Mitratel Kantongi Dana IPO Rp 18 Triliun
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel mencatatkan saham perdana di papan utama BEI dengan memakai kode MTEL, Senin (22/11).
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel mencatatkan saham perdana di papan utama BEI dengan memakai kode MTEL, Senin (22/11).
Jumlah saham yang dicatatkan di BEI sebanyak 83.515.452.844. Saham yang dicatatkan itu terdiri dari penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) 23.493.524.800 dan saham pendiri 60.021.928.044.
-
Apa tujuan TelkomGroup dalam mendukung pendanaan startup nasional? Selain bertujuan menciptakan sinergi yang kuat, seluruh dana kelolaan MDI yang ditanamkan, termasuk Merah Putih Fund, berorientasi pada kerja sama yang saling menguntungkan antara startup yang berada di bawah naungan MDI dengan TelkomGroup, BUMN, dan perusahaan swasta lainnya,” ungkap Donald.
-
Bagaimana TelkomGroup mendukung pendanaan startup nasional? Dalam hal ini, TelkomGroup memiliki kesamaan visi dengan Merah Putih Fund (MPF) untuk memajukan pertumbuhan ekonomi digital nasional dengan memperkuat peran Telkom digital venture yang dijalankan melalui MDI Ventures dan TMI.
-
Kenapa TelkomGroup mendukung pendanaan startup nasional? Merah Putih Fund, yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN dengan menggandeng kelima CVC BUMN yaitu MDI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi, Mandiri Capital Indonesia, BRI Ventures, dan BNI Ventures, disiapkan untuk menstimulasi gairah pertumbuhan startup nasional di tengah tech winter yang masih berlangsung saat ini.
-
Apa penghargaan yang didapatkan Telkom? Sebagai bentuk pengakuan atas kinerjanya terkait pengelolaan komunikasi dan program keberlanjutan, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk dianugerahi empat penghargaan oleh Kementerian BUMN dalam ajang BUMN Corporate Communication and Sustainability Summit (BCOMSS) 2024.
-
Apa yang Telkom Group persiapkan untuk KTT ke-43 ASEAN? Demi menyukseskan penyelenggaraan KTT ke-43, TelkomGroup telah menyiapkan infrastruktur jaringan telekomunikasi dengan total kapasitas bandwidth 27,7 Gbps serta jalur yang beragam dan saling backup.
-
Bagaimana Telkom menghadapi evolusi dunia telekomunikasi? “TelkomGroup telah market leader di Indonesia, namun kita harus melakukan ekspansi bisnis di kawasan untuk dapat memenangkan market yang lebih besar," katanya.. Untuk itu, mereka menetapkan strategi Five Bold Moves yang sejalan dengan tren global untuk mengantisipasi kondisi market telco Indonesia dimana layanan legacy kian stagnan dan menurun. Fokus strategi tersebut pada digital connectivity, digital platform, digital services.
Perseroan menawarkan harga saham perdana Rp 800 dengan nilai nominal Rp 228. Dengan demikian total dana yang diraup dari IPO Rp 18,79 triliun. Dengan demikian kapitalisasi pasar saham yang terbentuk Rp 66,81 triliun.
Saat pelaksanaan IPO ini, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek antara lain PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas. Sedangkan yang bertindak sebagai penjamin emisi efek antara lain PT HSBC Sekuritas Indonesia, PT JP Morgan Sekuritas Indonesia, dan PT Morgan Stanley Sekuritas Indonesia.
Dalam prospektus Mitratel, dana hasil IPO sekitar 90 persen akan digunakan untuk belanja modal Perseroan. Rinciannya, sekitar 56 persen dari angka tersebut akan digunakan untuk belanja modal anorganik. Seperti akuisisi strategis portofolio menara berkualitas di Indonesia, terutama menara yang dimiliki oleh operator telekomunikasi terkemuka di Indonesia.
Serta akuisisi strategis produk, teknologi, dan layanan baru yang dapat bersinergi dengan bisnis penyewaan menara Perseroan di Indonesia.
Direktur Investasi Mitratel, Hendra Purnama menjelaskan, konsolidasi memang dirasa perlu dilakukan oleh pemain di industri tower sebagai langkah efisiensi. Mitratel sendiri tidak membatasi pihak mana yang akan disasar untuk konsolidasi atau akuisisi ke depannya.
"Konsolidasi diharapkan memang terjadi di sektor tower. Dengan konsolidasi diharapkan industri tower akan lebih efisien akan lebih baik buat pemainnya di dalam industri tower,” kata dia dalam paparan publik, Selasa (26/10).
"Untuk akuisisi itu sendiri, memang setengah dari penggunaan dana IPO untuk anorganik. Kita tidak terbatas bahwa ini harus dari Telkomsel atau Telkom, tapi bisa untuk akuisisi dari pihak manapun,” tambah dia.
Selain untuk belanja modal anorganik, Perseroan juga akan menggunakan dana IPO untuk belanja modal organik. Seperti mengembangkan dan memperluas hubungan dengan pelanggan melalui penambahan penyewa kolokasi, yang mencakup berbagai pengeluaran terkait dengan penguatan (strengthening) dan penambahan menara yang dimiliki Perseroan saat ini.
Kemudian pembangunan menara baru dan penambahan site baru, termasuk biaya sewa lahan baru yang dibangun untuk pesanan build-to-suit berbagai operator telekomunikasi besar di Indonesia. Serta ekspansi ke teknologi dan layanan yang dapat bersinergi dengan bisnis penyewaan menara Perseroan, seperti layanan digital dan fiber.
"Kita memang lima tahun ke depan akan fokus untuk meningkatkan tendensi rasio kita. Selain itu kita juga akan meng-grab opportunity, terutama untuk sektor yang berkaitan dengan 5G, yaitu bisa fiber optic ataupun IoT, ataupun infrastruktur lainnya yang support 5G,” ungkapnya.
Sumber: Liputan6 /Agustina Melani
(mdk/faz)