Orang Lanjut Usia Lebih Sering Bagikan Informasi Hoaks di Facebook
Para peneliti di NYU dan Princeton University mempublikasikan sebuah jurnal Science. Isinya adalah tentang perilaku orang lanjut usia doyan bagikan kabar hoaks empat kali lipat lebih sering.
Para peneliti di NYU dan Princeton University mempublikasikan sebuah jurnal Science. Isinya adalah tentang perilaku orang lanjut usia doyan bagikan kabar hoaks empat kali lipat lebih sering.
Dilaporkan The Guardian, Minggu (13/1), pengguna Facebook Amerika dengan usia di atas 65 tahun, membagikan lebih tujuh artikel yang tak terbukti kebenarannya dibandingkan mereka yang berusia 18 hingga 29 tahun.
-
Siapa yang menciptakan Facebook? Sejarah 4 Februari Hari Ulang tahun Facebook, yaitu dimulai Mark Zuckerberg ingin membuat platform chat. Bersama teman-temannya, Andrew McCollum, Eduardo Saverin, Chris Hughes, dan Dustin Moskovitz, Zuckerberg mengembangkan Facebook saat mereka masih kuliah di Universitas Harvard.
-
Kapan status Facebook menjadi tren? Merangkum dari beragam sumber, Kamis (6/7) berikut adalah kumpulan status FB kekinian dan menarik yang bisa dijadikan referensi.
-
Siapa saja yang membuat Facebook? Facebook adalah platform media sosial online asal Amerika dan layanan jejaring sosial yang merupakan bagian dari perusahaan Meta Platforms. Facebook didirikan pada tahun 2004 oleh Mark Zuckerberg, Eduardo Saverin, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes. Keempatnya adalah mahasiswa di Harvard University.
-
Kapan Facebook pertama kali diluncurkan? Facebook menjadi jejaring sosial terbesar di dunia. Facebook merupakan salah satu jenis media sosial yang sangat populer dan banyak digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Sejak diluncurkan pada tahun 2004, platform ini telah menjadi pusat interaksi online bagi jutaan orang.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Kenapa Facebook bisa jadi platform sosial media yang populer? Berikut ini adalah beberapa fitur yang membuat Facebook menjadi platform sosial media yang begitu populer: 1. Facebook memungkinkan Anda mengelola daftar teman dan memilih pengaturan privasi untuk menyesuaikan siapa yang dapat melihat konten di profil Anda. 2. Facebook memungkinkan Anda mengunggah foto dan menyimpan album foto yang dapat dibagikan dengan teman-teman Anda. 3. Facebook mendukung obrolan online interaktif dan kemampuan mengomentari halaman profil teman untuk tetap berhubungan, berbagi informasi, atau saling sapa. 4. Facebook mendukung halaman grup, halaman penggemar, dan halaman bisnis yang memungkinkan bisnis menggunakan Facebook sebagai sarana pemasaran media sosial. 5. Jaringan pengembang Facebook menghadirkan fungsionalitas tingkat lanjut dan opsi monetisasi. 6. Anda dapat melakukan streaming video langsung menggunakan Facebook Live. 7. Anda bisa mengobrol dengan teman dan anggota keluarga Facebook, atau menampilkan gambar Facebook secara otomatis dengan perangkat Portal Facebook.
Dalam penelitiannya, para peneliti menganalisis riwayat unggahan milik 1.750 pengguna Facebook berusia dewasa. Dari riwayat tersebut, orang-orang berusia lanjut lebih banyak mengunggah informasi yang berasal dari penerbit fake news.
Para peneliti menemukan, sebagian besar pengguna tidak berbagi artikel dari domain berita palsu pada 2016. Sementara, 8,5 persen responden membagikan setidaknya satu tautan ke domain berita tak terbukti kebenarannya seperti denverguardian, thepundit, atau donaldtrumpnews.co.
Laman di atas dan 18 laman serupa masuk dalam daftar laman yang menyajikan berita tak akurat, oleh para peneliti tautan seperti ini dianggap sebagai fake news.
Sementara itu, situs partisan seperti Breitbart yang pro sayap kanan, tak masuk dalam kategori penyedia berita palsu. Mereka yang senang membagikan konten-konten umum jarang membagikan konten fake news.
Pasalnya, menurut informasi tersebut, orang-orang yang berbagi banyak tautan lebih memahami media dan mampu membedakan berita yang benar ketimbang fake news yang beredar di internet.
Temuan ini didukung oleh data demografi, bahwa orang-orang dengan usia lebih dari 65 tahun yang telat mengenal internet dua kali lipat lebih sering berbagi artikel palsu ketimbang mereka yang lebih muda.
Salah satu penyebabnya karena mereka yang berusia lanjut tak punya tingkat literasi media digital, seperti pengguna yang berusia lebih muda.
"Ketika generasi terbesar di Amerika memasuki masa pensiun saat ada perubahan demografis dan teknologi, ada kemungkinan seluruh kelompok orang Amerika yang sekarang berusia 60 tahun ke atas tak memiliki tingkat literasi media digital yang diperlukan, guna menentukan kepercayaan atas berita yang beredar di internet," kata peneliti dalam laporannya.
Kemungkinan kedua yang membuat orang lanjut usia lebih banyak berbagi informasi palsu adalah, adanya dampak dari penuaan memori.
"Ingatan yang memburuk seiring bertambahnya usia dengan cara yang secara khusus merusak resistensi terhadap ilusi kebenaran," katanya.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Agustin Setyo Wardani
(mdk/faz)