Cara Melaporkan Akun TikTok yang Sebarkan Hoaks
Saat ini, TikTok menjadi salah satu platform yang paling digemari di Indonesia, terutama di kalangan anak muda.
TikTok kini menjadi salah satu platform yang paling diminati di Indonesia, terutama di kalangan anak muda. Namun, di balik kesuksesannya, TikTok juga menghadapi sejumlah masalah, seperti penyebaran konten negatif yang berbahaya, kekerasan seksual, serta video yang tidak pantas untuk dilihat oleh publik.
Sistem yang ada di aplikasi TikTok sebenarnya berusaha membatasi konten yang diunggah dengan tujuan negatif. Meskipun demikian, jika kamu masih menemukan konten yang melanggar ketentuan di platform ini, penting bagi kamu sebagai pengguna untuk berperan aktif dalam menjaga keamanan dan kenyamanan komunitas. Berikut adalah langkah-langkah mudah untuk melaporkan konten yang tidak sesuai di aplikasi TikTok menurut TikTok Indonesia:
- Klik Tombol "Bagikan" atau "Share": Di bagian bawah video, akan ada ikon panah untuk membagikan konten. Klik ikon tersebut untuk membuka menu tambahan.
- Pilih Opsi "Laporkan" atau "Report": Setelah menu muncul, cari dan pilih opsi "Laporkan". Kamu juga bisa melaporkan akun secara langsung dengan membuka profil mereka, mengklik ikon titik tiga di pojok kanan atas, lalu memilih "Laporkan".
- Pilih Alasan Pelaporan: TikTok akan meminta kamu untuk memilih alasan pelaporan. Pilih kategori yang paling sesuai dengan situasi yang kamu temui.
- Kirim dan Tunggu Tindak Lanjut: Setelah memilih alasan, klik Kirim dan TikTok akan memproses laporan yang kamu ajukan.
Melaporkan konten negatif bukan hanya melindungi dirimu, tetapi juga jutaan pengguna lainnya. Selain itu, TikTok memiliki pedoman komunitas yang ketat dan berkomitmen untuk menindaklanjuti setiap pelanggaran. Oleh karena itu, jangan ragu untuk melaporkan jika kamu menemukan konten yang mencurigakan atau negatif di TikTok.
TikTok Dilarang di Kanada, Apa Sebabnya?
Baru-baru ini, TikTok, yang merupakan aplikasi berbagi video terpopuler di dunia, diminta untuk menghentikan operasionalnya di Kanada. Mengutip Engadget, pada Kamis (7/11/2024), pemerintah Kanada membuat permintaan tersebut karena mereka menilai aplikasi dan perusahaan induknya, ByteDance, berpotensi membahayakan keamanan nasional. Meskipun demikian, pemerintah Kanada masih mengizinkan akses terhadap aplikasi TikTok, sementara mereka mempertimbangkan langkah hukum lebih lanjut. Franois-Philippe, Menteri Inovasi, Sains, dan Industri Kanada, menyatakan, "keputusan ini didasarkan pada bukti dikumpulkan selama proses peninjauan serta rekomendasi dari komunitas keamanan dan intelijen Kanada." Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang kemungkinan pengumpulan data pengguna oleh TikTok yang dapat diakses oleh pemerintah China.
Sebelumnya, Kanada telah melarang pegawai pemerintah untuk mengunduh TikTok di perangkat pribadi mereka, dan langkah serupa juga dilakukan oleh Amerika Serikat. Saat ini, TikTok melalui juru bicaranya menyatakan bahwa mereka akan melawan kebijakan tersebut. "Menutup kantor TikTok di Kanada dan kehilangan ratusan pekerjaan bukanlah solusi adil," ungkap juru bicara perusahaan.
Selain itu, keputusan ini juga berpotensi berdampak pada banyak konten kreator yang mengandalkan platform ini sebagai sarana untuk mengekspresikan diri dan sebagai sumber pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa langkah pemerintah Kanada tidak hanya berimplikasi pada perusahaan, tetapi juga pada banyak individu yang bergantung pada TikTok untuk keberlangsungan karier mereka.
Tidak hanya itu, tujuh keluarga di Prancis telah mengajukan gugatan terhadap TikTok, sebuah platform media sosial besar. Mereka menuduh bahwa aplikasi tersebut telah mengekspos anak-anak remaja pada konten yang berbahaya. Dikutip dari Reuters pada Selasa (5/11/2024), konten yang dimaksud dianggap menjadi penyebab dua remaja bunuh diri di usia 15 tahun.
"Gugatan tersebut menuduh algoritme TikTok mengekspos tujuh remaja ke video yang mempromosikan bunuh diri, melukai diri sendiri, dan gangguan makan," ujar pengacara Laure Boutron-Marmion. Keluarga-keluarga ini telah mengambil langkah hukum secara kolektif di pengadilan Crteil. Boutron-Marmion menyatakan bahwa ini merupakan kasus kelompok pertama di Eropa yang menentang TikTok.
Laure menambahkan, "Orangtua ingin tanggung jawab hukum TikTok diakui di pengadilan. Ini adalah perusahaan komersial yang menawarkan produk kepada konsumen yang juga masih di bawah umur. Oleh karena itu, mereka harus bertanggung jawab atas kekurangan produk tersebut." Dengan langkah ini, mereka berharap dapat memberikan peringatan kepada platform media sosial lainnya tentang pentingnya perlindungan anak-anak dari konten berbahaya.