Banyak Dokter di Amerika Mulai Beralih jadi Skinfluencer di TikTok, Bisa Raup Rp8 Miliar Per Tahun
Jumlah pengikut akun instagram beberapa dokter kulit bahkan melonjak.
Dermatologi telah menjadi pilihan karier yang populer di kalangan mahasiswa kedokteran di Amerika Serikat. Banyak yang memilih bidang ini karena jam kerja yang relatif norma dibandingkan dokter umum. Banyak dari dermatologi, hanya empat hari dalam seminggu.
Dilansir dari Fortune, maraknya "skinfluencer" di platform media sosial seperti TikTok turut berkontribusi meningkatkan minat terhadap dermatologi. Bahkan, beberapa dokter kulit memperoleh banyak pengikut (follower) dan memengaruhi tren perawatan kulit.
Namun, tren ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang potensi risiko kaum muda menggunakan produk perawatan kulit yang tidak sesuai untuk kelompok usia mereka, dan mengaburkan batasan antara profesional medis dan influencer media sosial.
“Itu satu-satunya bidang di mana Anda dapat bekerja 40 jam seminggu seperti orang normal,” kata Dr. Lindsey Zubritsky, seorang dokter kulit di Ocean Springs, Mississippi, yang menangani pasien tiga hari seminggu, kepada The Wall Street Journal .
Zubritsky menjelaskan, dermatologi sebagian besar merupakan praktik pencegahan, yang memungkinkan dokter di lapangan untuk menghindari panggilan darurat, jam kerja akhir pekan, dan email larut malam.
Jika dilihat dari fleksibilitas jam kerja dengan pendapatan yang diperoleh, Zubritsky mengaku tak heran jika akhirnya skinfluencer marak di media sosial khususnya TikTok.
Menurut Medical Group Management Association, gaji rata-rata dermatologi mencapai USD541.000 per tahun atau sekitar Rp8,5 miliar. Sedangkan menurut Laporan Kompensasi Dokter 2023 dari Doximity & Curative , dokter kulit memperoleh gaji rata-rata USD468.000 atau sekitar Rp7,4 per tahun.
Pilihan Gen Z
Bagi para dokter milenial dan Gen Z yang menuntut keseimbangan kehidupan kerja dalam jalur karier, dermatologi telah menjadi jalur yang menarik.
Ada peningkatan 15 persen pelamar dalam dermatologi di AS dari tahun 2022 hingga 2024, menurut data dari Association of American Medical Colleges.
Meskipun ada lebih banyak pelamar, tidak banyak lagi lowongan pekerjaan, karena dermatologi menempati peringkat kedua disiplin medis paling kompetitif untuk dimasuki, kedua setelah bedah plastik, menurut konsultan penerimaan sekolah kedokteran Inspira Advantage.
Sebagai perbandingan, dokter lain yang dibayar dalam kisaran setengah juta dolar termasuk anestesiologi, gastroenterologi, radiologi, dan neurologi, menurut Inspira Advantage .
"Dermatologi sangat kompetitif," kata Zubritsky, yang dikenal dengan nama DermGuru di Instagram.
Viral karena TikTok
Dermatologi naik daun berkat tren viral " dermfluencer " atau " skinfluencer " yang menarik perhatian pengguna TikTok. Platform media sosial ini telah menjadi sumber pengetahuan tentang berbagai produk, mulai dari serum lendir siput yang menghidrasi hingga retinoid yang mengecilkan pori-pori, yang membantu para dermatolog seperti Zubritsky, yang memiliki 1,3 juta pengikut di Instagram , menyebarkan pemahaman tentang ilmu kulit.
Gelombang kreasi konten ini tidak hanya diperuntukkan bagi para profesional medis. Para influencer, dokter atau bukan, meraup untung dari konten perawatan kulit, dengan perawatan kulit dan kosmetik menjadi sumber utama kesepakatan merek.
Menurut data bulan September dari Laporan Selebriti & Influencer SponsorUnited tahun 2024, yang menganalisis 650 merek dan 1.350 kesepakatan. Ambil contoh permainan CeraVe menjelang Super Bowl pada bulan Februari. Merek pelembap tersebut merekrut 450 influencer untuk menggoda para pelanggannya di media sosial. Bahkan sebelum pertandingan besar itu dimulai, kampanye tersebut menghasilkan 6 miliar penayangan di TikTok dan Instagram.