Aktivitas Padat Rentan Membuat Gen Z Alami Kulit Gatal
Masalah kesehatan rawan dialami oleh usia berapa saja termasuk pada Gen Z. Salah satu masalah yang disebut rentan dialami mereka adalah kulit gatal.
Masalah kesehatan rawan dialami oleh usia berapa saja termasuk pada Gen Z. Salah satu masalah yang disebut rentan dialami mereka adalah kulit gatal.
-
Kenapa Gen Z gampang stres? Gen Z menghadapi berbagai tekanan yang kompleks dalam hidup mereka. Pandemi COVID-19, ketidakpastian dalam kehidupan sosial, pendidikan, dan pekerjaan, semuanya merupakan faktor yang menyebabkan stres.
-
Kenapa kesehatan mental generasi Z lebih rentan? Angka ini menunjukkan bahwa kesehatan mental generasi Z (kelahiran 1997-2012) lebih rentan atau rapuh dibandingkan dengan generasi milenial (kelahiran 1981-1996) dan boomers (kelahiran 1946-1964).
-
Siapa yang seringkali mengalami gatal pada kulit? Kulit kering umumnya disebabkan oleh faktor cuaca dingin, kelembapan rendah, paparan air panas, atau penggunaan sabun yang keras. Kondisi ini membuat kulit kehilangan kelembapan dan menjadi kasar, yang kemudian menyebabkan rasa gatal.
-
Kenapa kulit remaja rentan masalah? Namun, tidak semua skincare cocok untuk semua jenis kulit, terutama kulit remaja yang cenderung sensitif.
-
Apakah Gen Z itu? Generasi Z, atau Gen Z, adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kelompok orang yang lahir antara tahun 1996 dan 2012. Mereka adalah generasi yang tumbuh di era digital, di mana teknologi dan media sosial menjadi bagian penting dari kehidupan mereka.
-
Kenapa kulit gatal bisa menjadi masalah? Kulit gatal dapat menjadi masalah yang mengganggu dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi penderitanya.
Aktivitas Padat Rentan Membuat Gen Z Alami Kulit Gatal
Gen Z, terutama, rentan mengalami kulit gatal yang menjadi masalah utama mereka, dipaparkan oleh Pakar Dermatologi dan Venereologi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia, dr Eko Prakoso Wibowo, Sp.DV. Dia menjelaskan bahwa aktivitas tinggi yang sering dilakukan di luar, seperti berlari atau bersepeda, meningkatkan keringat yang pada gilirannya membuat kulit lebih rentan mengalami gatal.
"Usia produktif mengharuskan mereka melakukan aktivitas yang tinggi di luar, belum lagi yang hobinya lari, bersepeda, keringat jadi lebih banyak sehingga menimbulkan kulit yang lebih gatal," terang Eko beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Eko menegaskan bahwa gatal bukan hanya menyebabkan ketidaknyamanan, tetapi juga merupakan gejala yang muncul dari berbagai masalah kulit lainnya. Dia menyebut beberapa kondisi kulit yang sering dijumpai, seperti eksim, infeksi jamur, dan jerawat, yang kerap disertai dengan gejala gatal.
“Cuaca panas dapat meningkatkan aktivitas kelenjar minyak sehingga menyebabkan kambuhnya eksim tipe seboroik. Iritasi debu serta stres berlebih dapat menyebabkan dermatitis atopik. Juga beberapa jenis eksim lainnya seperti dermatitis kontak alergi dan neurodermatitis, juga diawali dengan gatal,” jelas Eko.
Dalam menangani gatal, obat golongan antihistamin sering diresepkan oleh dokter. Terapi topikal dengan kortikosteroid, urea, dan menthol juga bisa mengurangi gejala gatal.
Menurut Eko, pengobatan yang diberikan bergantung pada kondisi kulit yang dialami pasien. Pada kasus eksim, disarankan untuk menggunakan produk dengan kandungan ceramide, menghindari paparan sinar matahari yang berlebihan, dan mandi dengan air yang tidak terlalu panas untuk mengurangi gatal.
Dr. Amelia Soebyanto, Sp.DV, seorang spesialis dermatologi dan venereologi, menyoroti perlunya menjaga kelembaban kulit dengan membersihkan kulit secara rutin menggunakan sabun lembut setidaknya dua kali sehari. Penggunaan pelembab dan tabir surya juga dianjurkan untuk menjaga kondisi kulit.
"Minum air putih akan membantu memberikan kelembaban terhadap kulit yang kering. Selain itu, mengurangi terpapar polusi seperti mengurangi aktivitas di luar rumah dan menggunakan masker juga tak kalah penting," kata Amelia.
Amelia menegaskan pentingnya tidak mengabaikan gatal. Tanpa penanganan yang tepat, gatal dapat memburuk, mengganggu kualitas hidup, dan memperpanjang durasi pengobatan, bahkan menghambat aktivitas sehari-hari. Jika gatal tidak mereda dengan pengobatan awal, berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit dan kelamin sangat disarankan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.