Kondisi Cuaca Lembap Bisa Buat Kondisi Kulit Jadi Lebih Sensitif, Pastikan untuk Melindunginya
Kondisi pancaroba yang terjadi beberapa waktu terakhir ini menyebabkan cuaca menjadi lembap dan bisa berdampak membuat kulit jadi lebih sensitif.
Kondisi pancaroba yang terjadi beberapa waktu terakhir ini menyebabkan cuaca menjadi lembap dan bisa berdampak membuat kulit jadi lebih sensitif.
-
Bagaimana menjaga kulit tetap lembap di cuaca panas? Pilih pelembap dengan kandungan seperti asam hialuronat dan gliserin yang memberikan hidrasi tanpa menyumbat pori-pori. Ini akan menjaga kulit tetap lembap tanpa membuatnya berminyak.
-
Apa penyebab kulit lengket di cuaca panas? Dilansir dari Healthshots, Dr. Mahima Agarwal, seorang pakar kesehatan kulit dari Fortis Hospital, Shalimar Bagh, New Delhi, menjelaskan bahwa kulit lengket terjadi karena keringat yang bercampur dengan minyak alami di kulit.
-
Gimana kelembapan tinggi ngaruh ke keringat? Kelembapan tinggi membuat proses penguapan keringat dari kulit menjadi lambat, menyebabkan keringat bertahan di permukaan tubuh.
-
Bagaimana cara menjaga kelembapan kulit? Kulit yang kering cenderung tampak kusam dan nggak bercahaya. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kelembapan kulit dengan menggunakan pelembap yang sesuai dengan jenis kulitmu.
-
Mengapa kulit lengket lebih berisiko bagi pemilik kulit berminyak? Bagi mereka yang memiliki kulit berminyak, risiko kulit lengket lebih tinggi karena bercampurnya minyak, keringat, dan kotoran.
Kondisi Cuaca Lembap Bisa Buat Kondisi Kulit Jadi Lebih Sensitif, Pastikan untuk Melindunginya
Cuaca lembap dapat berdampak signifikan pada kesehatan kulit, membuatnya lebih sensitif terhadap perubahan lingkungan. Hal ini diungkapkan oleh Dr. Arini Astasari Widodo, SM, Sp.DVE, FINSDV, seorang dokter spesialis kulit dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski).
"Selama cuaca hujan atau kondisi lembap lainnya, kulit cenderung menjadi lebih sensitif karena beberapa alasan fisiologis yang kompleks," terang dr. Arini dilansir dari Antara.
Dampak Cuaca Ekstrem pada Kulit
Cuaca ekstrem, seperti yang sering terjadi di kota besar seperti Jakarta, berdampak pada kesehatan kulit masyarakat. Ketika cuaca panas dan kering, kulit rentan mengalami dehidrasi dan sensitivitas tinggi. Kondisi ini dapat memperburuk masalah kulit seperti eksim dan psoriasis, serta mempercepat penuaan kulit yang ditandai dengan munculnya garis halus dan kehilangan elastisitas.
Sebaliknya, hujan lebat dan tingkat kelembapan tinggi mendukung pertumbuhan jamur dan dapat memperburuk jerawat akibat produksi minyak berlebihan.
"Kelembapan tinggi dapat mengganggu fungsi lapisan kulit alami," kata Dr. Arini. Lapisan kulit yang berfungsi sebagai penghalang alami menjadi terganggu, membuat kulit lebih rentan terhadap penetrasi bahan kimia, polutan, atau alergen dari udara dan lingkungan sekitar.
Pengaruh Kelembapan Tinggi pada Kondisi Kulit
Kelembapan tinggi juga dapat memperburuk kondisi kulit tertentu seperti eksim atau dermatitis kontak. Pada kondisi ini, kulit menjadi lebih reaktif terhadap rangsangan yang biasanya tidak menyebabkan masalah pada kulit yang lebih stabil. Selain itu, kelembapan yang tinggi mendukung pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur di kulit, yang dapat menyebabkan infeksi atau peradangan.
Sensitivitas kulit juga dapat meningkat akibat reaksi inflamasi yang lebih besar pada kondisi lembap. Sistem kekebalan tubuh kulit mungkin menjadi lebih aktif dalam merespons stimulus lingkungan, yang dapat menghasilkan reaksi seperti kemerahan, gatal, atau sensasi terbakar.
Tips Menjaga Kesehatan Kulit di Cuaca Lembap
Untuk menjaga kesehatan kulit, baik saat cuaca lembap maupun kering, Dr. Arini menyarankan penggunaan tabir surya (sunscreen) untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari.
"Sinar UVA yang meresap ke dalam kulit dapat menyebabkan penuaan dini serta peningkatan risiko kanker kulit," jelasnya. UVB, di sisi lain, menyebabkan kulit terbakar matahari, yang ditandai dengan kemerahan, peradangan, dan rasa panas pada kulit.
"Meskipun cuaca hujan sering kali membuat kita merasa aman dari paparan langsung sinar matahari, sinar ultraviolet (UV) masih tetap ada dan berpotensi merusak kulit kita," tambah Dr. Arini. Sinar UV terdiri dari dua jenis utama, yaitu UVA dan UVB, yang keduanya memiliki efek berbahaya bagi kulit.
Selain penggunaan tabir surya, masyarakat juga perlu mewaspadai tanda-tanda infeksi kulit seperti kemerahan, bengkak, atau gatal yang intens. Jika gejala tersebut muncul, Dr. Arini menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.