Pelatihan militer cocok untuk pulihkan pecandu game online
Cara pengajaran ala militer ini buat mereka lebih disiplin dan kembalikan kemampuannya sebelum terenggut internet.
Internet memang memberikan banyak manfaat bagi yang bisa menggunakannya, namun justru menjadi masalah baru bagi orang-orang yang akhirnya menimbulkan kecanduan. Salah satunya di China.
Di China, jumlah pengguna internet sekaligus yang memakainya sebagai sarana bermain, game online, semakin bertambah dan terus bertambah dalam setiap tahunnya.
Bahkan para pecandu game online yang didominasi para remaja ini rela menghabiskan waktunya berjam-jam untuk bermain game via internet daripada haris beraktivitas di dunia nyata. Hal tersebut menjadikan orang tua mereka khawatir.
Oleh karenanya, seperti dikutip dari Huffington Post (01/07), maka dibuatlah banyak tempat pengasingan atau camp konsentrasi bagi orang-orang yang kecanduan internet dan game online.
Dalam camp tersebut, pengajar dan instruktur militer memberikan pelatihan ekstra keras untuk mendidik sisi disiplin kepada orang yang mengidap Internet Addiction Disorder.
"Anak-anak yang kecanduan internet memiliki fisik yang sangat rapuh. Kesukaannya terhadap internet justru merugikan kesehatan dan menghilangkan kemampuan mereka dalam berpartisipasi dalam dunia nyata," jelas Xing Liming, salah seorang instruktur.
Di tempat tersebut, anak-anak yang terbiasa hanya duduk dan menggerakkan jari-jarinya saja, kini dipaksa harus mau untuk beraktivitas di dunia nyata seperti membersihkan dan mencuci serta memasak makanan.
"Cara pengajaran ala militer ini membuat mereka dapat lebih disiplin dan mengembalikan kemampuan mereka sebelum terenggut internet," jelas Xing.
Dan ternyata, apa yang diharapkan banyak orang tua setelah 'mensekolahkan' anak-anak mereka di camp tersebut berhasil. Banyak yang menyadari bahwa selama ini mereka diperbudak game online dan internet.
"Impianku adalah menjadi seorang pembuat game, tapi aku menyadari bahwa aku tidak bisa melakukannya karena aku payah dalam matematika dan bahasa Inggris. Aku rasa belajar membuat makanan lebih dapat membantuku untuk mencari pekerjaan," kata He (23), seorang yang mengikuti pelatihan tersebut selama 6 bulan.