Pemerintah dorong UMKM jualan produk lewat marketplace
Sebagai contoh, adanya program khusus yang dibuat pemerintah bersama Lazada untuk menyosialisasikan kepada UMKM mengenai penggunaan teknologi untuk bisnis mereka.
Merdeka.com – Semuel Abrijani Pangerapan, Dirjen Aplikasi dan Informatika (APTIKA) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengatakan, baru 9 persen dari total UMKM yang serius menggunakan teknologi digital untuk mengembangkan bisnisnya. Hal ini artinya, masih banyak UMKM yang belum tersentuh teknologi dalam pengembangan bisnisnya.
Dia pun berharap, agar kelak perbandingannya berbalik. Maksudnya, lebih banyak UMKM yang berjualan di channel teknologi daripada konvensional. Saat ini, dia tak menampik dari 9 persen UMKM barangkali yang masih ada yang menjual barangnya melalui media sosial. Sebut saja seperti Instagram.
Padahal, kata pria yang akrab disapa Semmy ini, potensi penjualan terbaik ada di channel e-commerce atau market place, misalnya saja Lazada, Tokopedia, Bukalapak, dan lain sebagainya.
“Untuk promosi memang bagus menggunakan media sosial. Tetapi, kalau penjualan, menurut saya, lebih baik ke e-commerce atau market place,” katanya ketika ditemui di Jakarta, Selasa (31/10).
Melihat potensi itu, pemerintah pun telah melakukan kerja sama dengan pemain e-commerce. Sebagai contoh, adanya program khusus yang dibuat pemerintah bersama Lazada untuk menyosialisasikan kepada UMKM mengenai penggunaan teknologi untuk bisnis mereka.
Di sisi lain, Kemkominfo sendiri akan memfasilitasi 6 juta UMKM agar go digital pada tahun 2020. Program UMKM Go Digital ini diharapkan dapat menjadi salah satu akselerator pertumbuhan ekonomi nasional dan pengembangan kapasitas perdagangan nasional.