RuangGuru, startup yang bergerak di bidang pendidikan online
RuangGuru merupakan marketplace online yang menghubungkan guru privat dan pelajar di Indonesia.
Co-founder RuangGuru adalah beberapa pebisnis termuda di Jakarta. Di usia 24 dan 23 tahun, Belva Davara dan Imam Usman telah menjelajahi dunia untuk mendalami usaha mereka.
RuangGuru merupakan marketplace online yang menghubungkan guru privat dan pelajar di Indonesia. RuangGuru menawarkan bimbingan belajar di segala hal, mulai dari mata pelajaran pada umumnya hingga pendidikan khusus seperti bimbingan komputer atau olahraga tertentu. Website tersebut juga menghadirkan tutor khusus yang dapat membimbing persiapan ujian, bahasa asing dan teori musik.
"Siapa saja dapat mendaftar menjadi guru di website kami selama mereka memiliki kemampuan atau keahlian dalam mengajar. Tujuan kami adalah membuat website yang memungkinkan semua orang belajar dari siapapun,” ujar Belva, di Jakarta, Selasa (19/8).
RuangGuru mengumumkan startup mereka mendapat bibit pendanaan dari East Ventures1, meski tidak mengungkapkan nilai yang diberikan. Belva tidak menjelaskan detil dari pendanaan ini, namun mengatakan bahwa semua pendanaan pada awalnya dengan sistem bootstrap. Meski baru berkecimpung sebagai pebisnis, Belva dan Iman yakin bisnisnya akan sukses di Indonesia.
Belva menjelaskan:
"Terdapat lebih dari 14.000 lembaga swasta kecil yang menawarkan jasa bimbingan belajar dengan jumlah siswa mencapai 1,4 juta tersebar di seluruh Indonesia. Jasa tersebut biasanya hanya beroperasi secara offline tanpa adanya sistem yang memungkinkan review dan feedback bagi para guru. Kami ingin menggandeng pasar ini dengan menawarkan guru-guru yang terlatih, telah mendapat review baik dan berkemampuan di bidangnya sesuai dengan kebutuhan."
Memulai sebagai murid
Belva mengungkap, "Idenya berawal dari kami berdua yang kesulitan dalam menemukan tutor berkualitas saat akan mengikuti ujian masuk universitas. Di Indonesia, menemukan tutor berkualitas selalu menjadi masalah karena hanya mendapat referensi dari teman dan keluarga yang seringkali tutor tersebut memiliki kualitas standar."
Belva mengatakan bahwa kepercayaannya terhadap ide ini bersama Iman semakin kuat setelah keduanya lulus universitas.
"Kami melihat bahwa orang berhenti belajar saat lulus universitas, namun rasanya setiap orang tetap membutuhkan bimbingan untuk belajar selama mereka dewasa," tambahnya.
Belva lulus dari Nanyang Technological University di Singapura dengan gelar sarjana bidang bisnis dan sains komputer, saat itu ia masih berusia 21 tahun. Lalu ia bekerja di Goldman Sachs dan magang di delivery unit untuk presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Tak lama kemudian, ia mengisi posisi di McKinsey & Co sebelum meneruskan gelar S2 dual degree di Harvard dan Stanford.
Iman lulus bergelar sarjana dari jurusan hubungan internasional di Universitas Indonesia tahun lalu dan saat ini mengejar gelar Master di pengembangan pendidikan dari Colombia University di New York.
Iman juga pernah bekerja dua tahun lalu di perusahaan nonprofit di New York. Dua co-founder ini tidak menjelaskan lebih detil bagaimana mereka melanjutkan pendidikan lebih tinggi di luar negeri, sementara tetap menjalankan bisnis RuangGuru di Indonesia.
RuangGuru diluncurkan lima bulan lalu. Belva mengatakan bahwa website ini telah memiliki 1.000 guru terdaftar dari Indonesia. Dia juga mengklaim telah melakukan penelitian di hampir seluruh kota di Nusantara.
Menurutnya, tim RuangGuru akan mulai gencar melakukan pemasaran di Jakarta terlebih dahulu, diikuti kemudian di kota lainnya seperti Bandung dan Surabaya.
Kondisi persaingan dalam negeri
Belva dan Iman menyebut langsung para kompetitornya, yakni PrimaPrivat, GuruLes.info, dan Tutor.co.id. Bagaimanapun, Belva menyebut RuangGuru memiliki kelebihan dalam keberagaman fitur, seperti pilihan mata pelajaran, guru pembimbing yang berkualitas dan user friendly interface.
Saat ini, RuangGuru mengambil tarif 20 persen dari setiap nilai transaksi. Belva mengatakan bahwa mereka mengerti pendapatan berulang mungkin menjadi masalah; transaksi di luar website mungkin terjadi setelah tutor dan murid bertemu.
"Kami berusaha mengatasi masalah ini dengan membuat jumlah jam bimbingan yang telah dilalui di website untuk menjadi penentuan penting dari rating tutor. Angka tersebut akan menjadi insentif bagi guru yang mendaftarkan jam mengajarnya melalui kami," jelasnya.
Belva dan Iman mengklaim dalam skala global, pasar tutoring diharapkan mencapai USD 103 juta (sekitar Rp 1,2 milyar) di 2018, dan negara-negara di Asia cenderung memimpin bisnis ini karena alasan budaya.
Belva melanjutkan pilihan pendidikan informal seperti RuangGuru akan terus tumbuh seiring dengan naiknya penggunaan internet di negara berkembang seperti Indonesia. Setelah pendanaan perdana dari East Ventures, RuangGuru mengumumkan akan melakukan penambahan perekrutan, seiring dengan program amal yang dijalankannya.
Belva menjelaskan, "Setiap jam mengajar yang dihasilkan dari website kami, setara dengan kami mendonasikan biaya yang dibutuhkan seorang anak untuk belajar di sekolah dalam sehari."
Artikel ini pertama kali muncul di Tech in Asia Indonesia.