Saat generasi millenial percaya transaksi online
Meningkatnya kualitas pendidikan telah banyak membantu generasi millenial memahami pentingnya keamanan transaksi online.
Saat ini begitu banyak aplikasi maupun situs yang membantu dan memanjakan para penggunanya terutama generasi millenial dalam memberikan kemudahan melakukan transaksi secara online. Mulai dari e-banking, game online, tiket konser, hingga membeli gadget seharga puluhan juta rupiah. Kemenkominfo memperkirakan pada tahun 2016 ini transaksi e-commerce dapat mencapai 25 miliar dolar.
Generasi millenial sebagai digital native sudah mulai terbiasa dan merasa nyaman dengan pengelolaan keuangan secara virtual. Hal tersebut selain didukung oleh tingkat pendidikan yang semakin baik dan juga tersedianya banyak informasi yang semakin mudah diakses baik melalui online maupun offline.
-
Apa saja ide bisnis startup yang ditawarkan peserta Jagoan Digital? Dalam presentasi (pitching) Jagoan Digital sejumlah ide bisnis start up diangkat oleh peserta. Seperti layanan jasa servis elektronik, jasa pendidikan, kesehatan hingga pariwisata. Juga ada marketplace untuk UMKM, fashion batik lokal, pertanian hingga produk digital. Selain itu ada juga ide pengembangan usaha dan investasi yang semuanya dikembangkan lewat platform teknologi digital.
-
Kenapa perusahaan startup di bidang teknologi dan informasi berbasis internet disebut unicorn? Dalam mitologi Yunani, unicorn adalah hewan langka mirip kuda yang memiliki tanduk di kepala. Kemudian istilah ini diambil untuk menggambarkan perusahaan startup dengan nilai valuasi yang mencapai 1 miliar dollar.
-
Bagaimana Hadinata Batik menggunakan platform digital untuk mengembangkan bisnisnya? Banyak bermunculan brand batik baru di tengah disrupsi digital menjadi tantangan sekaligus motivasi bagi Hadinata Batik untuk terus berkembang. Hadinata Batik pun terus beradaptasi dengan berinovasi membuat model batik yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan serta bergabung di platform digital seperti Tokopedia dan ShopTokopedia guna mempercepat laju bisnis lewat pemanfaatan platform digital.
-
Siapa saja yang terlibat dalam pendanaan startup nasional ini? PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui entitas Corporate Venture Capital (CVC) MDI Ventures, dan juga Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), berpartisipasi dalam penandatanganan Perjanjian Partisipasi Merah Putih Fund di Jakarta, Senin (4/9).
-
Bagaimana cara IndiBiz mendorong digitalisasi pendidikan? Indibiz, ekosistem solusi digital dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk berkomitmen mendorong digitalisasi pendidikan salah satunya melalui penyelenggaraan Indonesia Digital Learning (IDL).
-
Di mana Sule mengungkapkan keinginannya untuk fokus membangun perusahaan digital? Dalam sebuah wawancara dengan Onadio Leonardo di kanal YouTube The Leonardo's, Sule mengungkapkan keinginannya untuk membesarkan perusahaan digital miliknya.
Hal senada juga ditemukan oleh survey online yang dilakukan oleh Facebook serta dilaksanakan oleh Crowd DNA dalam pengawasan Facebook, terhadap 1,000 respondennya yang berusia antara 13 sampai 24 tahun. Sebanyak 73 persen dari mereka memiliki ketertarikan tinggi terhadap perkembangan teknologi, dan 75 persen dari mereka merasa mengetahui teknologi lebih baik daripada orang tua mereka.
Keterikatan generasi millenial akan teknologi terlihat dari 84 persen responden yang menyatakan mereka tidak bisa meninggalkan rumah tanpa membawa ponsel mereka dan rata-rata dari mereka memiliki/menggunakan minimal 5 buah gadget termasuk smartphone, tablet, dekstop/laptop, game console dan TV.
Kecenderungan ini juga terlihat melalui tempat hang out millenial, di mana 55 persen dari mereka memilih melakukan hang out di dunia maya/online melebihi jumlah persentase hang out di shopping mall sebesar 47 persen, coffee shop/cafe sebesar 42 persen dan rumah makan siap saji/fast food sejumlah 39 persen.
Keterikatan mereka akan dunia teknologi juga ditunjang dengan tingkat kepercayaan mereka yang semakin baik terhadap aspek keamanan dalam bertransaksi secara elektronik.
Menurut riset berbasis media sosial lembaga independen Provetic, lebih dari 30 persen dari 7,809 perbincangan mengenai transfer uang melalui social media mengatakan bahwa mereka merasa fasilitas ini sangat membantu mereka.
"Telah terjadi perubahan kebiasaan terutama di kalangan millenial dalam menggunakan media online sebagai alat bertransaksi. Semakin banyak dari mereka merasa kemudahan fasilitas bertransaksi melalui media online sangat membantu kegiatan mereka sehari-hari," ujar Iwan Setyawan, CEO Provetic yang melakukan riset berbasis media sosial tentang perilaku generasi milenial dan karakter mereka dalam hal keuangan melalui keterangannya, Selasa (22/3).
Meningkatnya kualitas pendidikan telah banyak membantu generasi millenial untuk lebih memahami pentingnya keamanan digital dalam bertransaksi online. Ini juga dibantu dengan maraknya aplikasi mobile yang bermunculan dari instansi atau developer terpercaya semakin meningkatkan kepercayaan mereka akan keamanan transaksi secara digital.
Ini dapat terlihat dengan jelas pada meningkatnya penggunaan aplikasi Uber di kalangan millenial, mereka dapat dengan sukarela memasukkan data kartu kredit mereka demi memperoleh kenyamanan penggunaan aplikasi tersebut. Mereka memperhatikan legitimasi perusahaan penyedia aplikasi tersebut seperti alamat perusahaan dan juga tersedianya customer service yang dapat mereka hubungi jika ditemukan masalah.
Baca juga:
Tiket.com belum berencana ganti domain dot id
Bos Tiket.com: Kami pengalaman handle jumlah trafik tiket lebaran
BKPM akui keluarkan izin investasi untuk penyedia aplikasi online
BeKraf sebut lanskap media berubah cepat
Ekspansi, start-up Indonesia YesBoss akuisisi start-up asal Filipina