Transaksi Pakai ATM Makin Turun, 53,3 Juta Orang Pilih Bayar Pakai QRIS
Transaksi digital banking tercatat 5.666,28 juta transaksi atau tumbuh sebesar 34,43 persen.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, menyampaikan transaksi BI-RTGS meningkat 16,0 persen secara tahunan (year on year, yoy), sehingga mencapai Rp45.252 triliun. Dari sisi ritel, volume transaksi BI-FAST tumbuh 61,10 persen (yoy) mencapai 924,89 juta transaksi.
Adapun untuk transaksi digital banking tercatat 5.666,28 juta transaksi atau tumbuh sebesar 34,43 persen (yoy), sementara transaksi Uang Elektronik (UE) tumbuh 29,11 persen (yoy) mencapai 4.001,11 juta transaksi.
Di sisi lain, Bank Indonesia mencatat transaksi pembayaran menggunkan ATM mengalami penurunan sebesar 8,59 persen secara tahunan. Sementara itu, transaksi kartu kredit mengalami pertumbuhan sebesar 14,84 persen secara tahunan.
"Transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM/D turun 8,59 persen (yoy) menjadi 1.738,53 juta transaksi. Transaksi kartu kredit tumbuh 14,84 persen (yoy) mencapai 116,97 juta transaksi," kata Perry dalam Pengumuman Hasil RDG Oktober 2024, di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (16/10).
Peningkatan transaksi QRIS
Sama halnya dengan transaksi kartu kredit, BI mencatat transaksi QRIS terus tumbuh pesat sebesar 209,61 persen (yoy), dengan jumlah pengguna mencapai 53,3 juta dan jumlah merchant 34,23 juta.
Sedangkan dari pengelolaan uang Rupiah, jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) tumbuh 9,96 persen (yoy) menjadi Rp 1.057,4 triliun.
Secara keseluruhan, Perry mengatakan stabilitas sistem pembayaran tetap terjaga, ditopang oleh struktur yang membaik serta infrastruktur yang berdaya tahan.
Dari sisi infrastruktur, kelancaran dan keandalan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (SPBI) tetap terjaga dengan baik. Dari sisi struktur industri, interkoneksi sistem pembayaran dan perluasan ekosistem Ekonomi Keuangan Digital (EKD) terus meningkat.
"Transaksi pembayaran berbasis Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) juga meningkat sejalan adopsi SNAP yang meluas. Bank Indonesia terus menjaga ketersediaan uang Rupiah dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang layak edar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), termasuk daerah Terdepan, Terluar, Terpencil (3T)," pungkasnya.