Sirclo sebut Perempuan Indonesia Ujung Tombak Kemajuan UMKM Digital
Dalam beberapa tahun terakhir, industri UMKM di Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan, terutama dalam hal partisipasi para perempuan yang memulai usaha mandiri di berbagai bidang.
Dalam beberapa tahun terakhir, industri UMKM di Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan, terutama dalam hal partisipasi para perempuan yang memulai usaha mandiri di berbagai bidang.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018, jumlah UMKM yang dikelola perempuan mencapai 64,5% dari total UMKM yang ada di Indonesia, atau mencapai 37 juta UMKM. Angka ini diyakini terus meningkat, terlebih selama pandemi.
-
Apa perbedaan utama antara e-commerce dan marketplace? Meskipun keduanya seringkali digunakan secara bergantian, namun sebenarnya ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
-
Siapa yang melakukan riset tentang kepuasan berbelanja online di e-commerce? Melihat situasi pasar digital di awal tahun 2024 yang terus bergerak mengikuti perkembangan kebutuhan dan preferensi masyarakat, IPSOS melakukan riset dengan tajuk ”Pengalaman dan Kepuasan Belanja Online di E-commerce”.
-
Kenapa Hari Jomblo di Tiongkok menjadi Hari Belanja Online? Seperti halnya Hari Valentine di Amerika Serikat yang dianut oleh Hallmark, Hari Jomblo di Tiongkok juga dikooptasi oleh raksasa e-commerce Alibaba pada tahun 2009 dan diubah menjadi hari belanja online besar-besaran.
-
Siapa yang membangun bisnis melalui marketplace? Selain itu, penjual bisa secara independen membangun bisnisnya melalui fasilitas yang ada di platform ini.
-
Kenapa Jack Ma memulai bisnis e-commerce? Berkat kesabarannya, Ma bersama rekannya memberanikan diri untuk memulai bisnis di bidang e-commerce pada tahun 1999 silam.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
Nyatanya, 40% perempuan berusia 25-34 tahun di Indonesia lebih memilih mendirikan perusahaan sendiri daripada bekerja di perusahaan milik orang lain, berdasarkan laporan Women Will dari Google.
Sementara itu, riset McKinsey memaparkan bahwa UMKM yang dijalankan oleh para perempuan menghasilkan 35% pendapatan melalui e-commerce, dibandingkan hanya 15% dari offline. Teknologi digital yang semakin canggih memudahkan para pengusaha perempuan yang baru merintis untuk bisa menjangkau pasar nasional - dan bahkan global - dengan biaya rendah dan fleksibilitas yang tinggi.
Josephine Siswanto, Owner and Managing Director of Less For More, dan Astri Zakiyyah, Owner of BWBYAZ, merupakan contoh perempuan Indonesia yang merasakan betul kemudahan memulai bisnis online di era digital masa kini.
Dengan berkolaborasi bersama e-commerce enabler SIRCLO, mereka berhasil membesarkan lini fesyennya dengan pertumbuhan pembelian yang konsisten. Mereka memberikan pandangan dan cerita bisnis mereka melalui acara Women Empowerment Weeks Conference SIRCLO pada tanggal 29 April lalu.
"Walaupun saat ini sudah ada platform marketplace ataupun media sosial, kami percaya bahwa kehadiran website sangatlah penting untuk menjaga kepercayaan pelanggan dan menonjolkan identitas brand secara lebih kuat. Ketika pelanggan memiliki trust, maka mereka akan langganan jangka panjang, sehingga customer service benar-benar harus dioptimalkan untuk melayani dan menjawab pertanyaan mereka sebaik mungkin," ungkap Josephine.
Sementara itu, Astri menggunakan fitur Website pada SIRCLO Store untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan, kredibilitas brand, serta jangkauan penjualan agar dapat menarik pelanggan dari luar negeri. Ia juga memanfaatkan fitur Chat Commerce untuk membantu tim di balik brand BWBYAZ agar dapat membalas pertanyaan pelanggan dengan lebih cepat dan efisien.
"Saya memulai brand BWBYAZ ketika masih berkuliah. Ketika itu, saya harus membagi waktu sebaik mungkin antara mengelola usaha dan mengerjakan tugas-tugas kuliah. Untungnya, saat ini berbagai teknologi toko online seperti SIRCLO Store bisa digunakan dengan harga terjangkau untuk membantu kita melayani pelanggan dengan lebih cepat, efisien, dan mudah. Dengan begitu, kami bisa berfokus untuk mengurusi aspek-aspek lain yang lebih strategis, seperti perencanaan pemasaran atau arah pengembangan bisnis," jelas Astri.
SIRCLO telah mendukung lebih dari 100.000 brands untuk mengembangkan bisnisnya secara online. Angka tersebut mencakup brands dari skala UMKM hingga enterprise seperti Unilever, Reckitt Benckiser, L'Oréal, dan Levi's.
"Dari 5 brand tersukses di SIRCLO Store saat ini, kami menemukan bahwa 3 diantaranya dimiliki oleh perempuan. Ini merupakan sebuah kebanggaan bagi kami, dimana kami melihat para perempuan Indonesia dapat menjadi ujung tombak kemajuan UMKM berbasis digital. Kami akan terus berinovasi menciptakan fitur dan layanan berbasis teknologi lainnya, dengan harapan akan semakin banyak perempuan Indonesia yang siap terjun menjadi entrepreneur dan mewujudkan ide-ide terobosan mereka memulai usaha online-nya sendiri," kata Brian Marshal, Founder dan Chief Executive Officer dari SIRCLO.