Situs penerimaan Polri sasaran peretas selanjutnya
Setelah situs www.polri.go.id, kali ini situs penerimaan/pendaftaran Polri yang menjasi sasaran para hacker
Setelah berhasil meretas situs www.polri.go.id dan sejumlah situs kepolisian lainnya hingga down 100 persen selama 3 hari terakhir, muncul ajakan baru untuk meretas secara massal situs penerimaan atau pendaftaran Polri.
Berdasarkan penelusuran merdeka.com, sesuai dengan informasi dari akun Facebook Aziz Do'ank, situs penerimaan/pendaftaran Polri sudah down 50 persen dan hal tersebut bisa di cek di www.status.ws/www.penerimaan.polri.go.id.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Dimana serangan hacker paling sering terjadi? Laporan Microsoft menyatakan ada empat negara yang paling sering menghadapi serangan siber. Dilansir dari The Record, Minggu (3/12), Microsoft melaporkan bahwa dalam periode Juli 2022 hingga Juli 2023, lebih dari 120 negara mengalami lebih dari seratus serangan siber.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
Dalam postingan status di Facebook tersebut, akun Aziz Do'ank mengajak orang lain menyerang situs penerimaan Polri sebagai aksi protes kekejaman Densus 88 terhadap kaum muslimin baru-baru ini.
Ajakan tersebut juga disertai petunjuk dan cara meretas situs penerimaan Polri tersebut sehingga bagi pengguna awam pun hal itu akan mudah dilakukan.
Sebelumnya, ajakan untuk meretas situs kepolisian RI secara massal (www.polri.go.id) dikampanyekan di Facebook oleh akun yang menamakan dirinya Pembela Tauhid.
Dalam screenshot tampilan Facebook akun Pembela Tauhid yang berhasil didapatkan merdeka.com tersebut, terlihat sejumlah pesan bernada menyerang dan provokatif.
Ajakan itu sendiri mulai menyebar di Facebook, Kamis sore kemarin (16/5). Dalam pesan dari pemilik akun menyebutkan bahwa situs Polri sudah down 40 persen yang bisa dicek di http://www.status.ws/www.polri.go.id.
Terdapat juga tulisan, "Mari sama-sama menyerang situs Polri di alamat www.polri.go.id sebagai aksi protes kekejaman densus 88 terhadap kaum muslimin baru-baru ini."
Baca juga:
Hacker sudah muak akan wajah hukum Indonesia
Situs Polri masih tumbang, APJII siap lacak peretas
Situs Polri kembali diretas, RI siaga cyber crime
Disusupi peretas, situs polri.go.id tumbang semalaman
Situs Polri kembali diretas, balas dendam vonis terhadap Wildan
Muncul ajakan meretas situs Polri secara massal di Facebook