Soal keamanan internet, Jepang dibacking AS. Tiongkok curiga
Amerika Serikat digadang-gadang memiliki pasukan cyber yang mumpuni.
Kejahatan cyber saat ini menjadi perhatian utama negara di dunia. Oleh sebab itu, di negara-negara di dunia dikabarkan sudah menyiapkan divisi khusus yang menangani masalah ini. Dilansir dari The Diplomat (02/06), Amerika Serikat (AS) memang sudah tak usah diragukan lagi serius soal ini. Bahkan mereka digadang-gadang memiliki pasukan cyber yang mumpuni.
Keseriusan AS ini memang bukan main-main, terbukti mereka kini sudah memiliki lebih dari 6.000 'orang yang disiagakan untuk menangani serangan siber di Pentagon. Hal serupa juga dilakukan oleh Jepang. Memang, jika dibandingkan dengan jumlah pasukan cyber AS, Jepang masih kalah.
-
Apa itu yang dimaksud dengan penetrasi internet? Penetrasi internet yang tinggi di negara-negara tersebut menunjukkan perkembangan teknologi dan aksesibilitas yang semakin meningkat, meskipun ada variasi dalam jumlah pengguna berdasarkan populasi total.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
Maklum, hanya memiliki 90 anggota pada unit pertahanan cyber. Kendati begitu, jangan anggap sebelah mata Jepang soal keseriusannya mengamankan wilayah 'tak kasat matanya'.
Sama-sama memiliki tujuan mengamankan cyber mereka, AS dan Jepang saling bahu membahu bekerjasama menanggulangi kejahatan cyber sejak 2013 silam. Waktu yang cukup lama yang baru terendus saat ini.
"Kami mencatat pertumbuhan tingkat aktormalware siber canggih, termasuk aktor yang disponsori negara dan non-negara," tulis pernyataan AS dan Cyber Defense Policy Working Group Jepang dalam sebuah rilis pada 2013.
Kendati demikian, kerjasama antarkedua negara selalu dicurigai oleh tetangga negara Jepang, Tiongkok. Tiongkok khawatir, ada semacam konspirasi yang berpotensi meningkatkan ketegangan keamanan internet.