Tahun 2030 Diprediksikan Koneksi Internet Orang Indonesia Pakai Teknologi Ini
GSMA baru-baru ini menyoroti kemajuan pesat Indonesia dalam teknologi seluler
Laporan Mobile Economy Asia Pacific 2024 yang dirilis GSMA baru-baru ini menyoroti kemajuan pesat Indonesia dalam teknologi seluler dan potensi substansialnya untuk pertumbuhan di masa depan.
Pada tahun 2030, Indonesia diharapkan menjadi pasar telepon pintar terbesar kedua di Asia Pasifik, dengan 387 juta koneksi telepon pintar, membuka berbagai layanan digital baru dan meningkatkan produktivitas ekonomi.
- 3 Hal Ini Jadi ‘Benalu’ Industri Telekomunikasi di Indonesia
- Merdeka Sinyal, Ini Kisah Masyarakat NTT yang Akhirnya Bisa Menggunakan Internet di Era Jokowi
- Ada Peningkatan 17 Persen Trafik Internet Indosat sepanjang Lebaran
- Jubir TKN Sindir Slepetonomics Cak Imin: Lebih Akademik Hilirisasi Digital Milik Mas Gibran
Sementara 5G masih dalam tahap awal perjalanannya di Indonesia, rencana ambisius pemerintah dan operator menunjukkan bahwa lebih dari 32% koneksi diperkirakan akan menggunakan 5G pada tahun 2030, menurut laporan GSMA Intelligence.
Sekitar 67% koneksi akan menggunakan 4G pada tahun 2030, menurut perkiraan, dengan 94% orang menggunakan telepon pintar.
“Selain Peta Jalan Spektrum IMT Indonesia yang sangat penting, yang menjadi inti dari strategi transformasi digital kami, dengan fokus pada pengembangan dan pelepasan pita frekuensi kunci untuk memungkinkan layanan-layanan canggih seperti 5G,” kata Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kominfo, Ismail di Jakarta, Kamis (12/9).
Julian Gorman, Head of Asia Pasific GSMA mengatakan, Indonesia merupakan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan industrinya harus bersaing secara global untuk meningkatkan ekspor dan investasi.
“Di seluruh dunia, 5G merevolusi cara sektor industri beroperasi dan dapat meningkatkan keuntungan dalam produktivitas ekonomi, menjadi inti pertumbuhan Indonesia,” ujar dia.
Hal senada juga diungkapkan Teguh Prasetya, Ketua Umum Asosiasi Internet of Things Indonesia. Kata dia, komitmen dari sektor publik dan swasta tidak hanya perlu, tetapi juga penting untuk mewujudkan Indonesia yang produktif dan maju secara digital.
“Melalui upaya kolektif, kita dapat memanfaatkan potensi penuh 5G dan teknologi seluler lainnya untuk mendorong inovasi, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan peluang ekonomi baru bagi semua,” ujarnya.