Tertuduh, Apple Bantah Kirim Data Browsing Pengguna ke Tiongkok
Tertuduh, Apple Bantah Kirim Data Browsing Pengguna ke Tiongkok
Apple kini sedang tersandung kasus, di mana raksasa teknologi tersebut dituduh mengirim data browsing milik pengguna ke raksasa teknologi Tiongkok, Tencent.
Kini, Apple buka suara mengenai hal tersebut. Dalam konfirmasinya kepada Bloomberg, sebagaimana dikutip Ubergizmo via Tekno Liputan6.com, Apple menyebutkan pihaknya tetap menjaga baik privasi dan keamanan data pengguna.
-
Kapan cek Apple ditulis? Cek tersebut ditulis tangan langsung oleh sang pendiri Apple, Steve Jobs dengan jumlah transaksi sebesar 4,01 USD pada tanggal 23 Juli 1976.
-
Kapan Apple merilis iPod? Melansir Majalah Mixdown, Selasa (18/6), pada bulan Oktober 201, perusahaan teknologi Apple merilis perangkat media portabel iPod.
-
Bagaimana Apple merespon ketertinggalan di bidang AI? Berbagai perusahaan teknologi, terutama yang berkutat di industri ponsel, telah menyoroti sekaligus mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) ke dalam berbagai perangkat mereka. Apple pun telah menyusul langkah adopsi teknologi AI tersebut, seperti dengan mengakuisisi lebih dari 30 perusahaan rintisan AI sejak 2023.
-
Apa yang diterima TikToker tersebut dari Apple? Kejutan yang tak terduga terjadi ketika tiga kiriman kotak besar tiba di rumah pria ini. ketiga kotak besar ini berisi total 60 ponsel iPhone 15 Pro Max, dan semuanya berasal dari varian 1TB.
-
Mengapa Apple disebut-sebut menunda peluncuran iPhone lipat? Analisa itu sejauh ini masih misterius. Yang jelas Apple telah menerima paten baru terkait dengan perangkat elektronik dengan layar lipat yang tahan lama.
-
Apa yang dijual dalam lelang selain cek Apple? Tidak hanya cek, beberapa barang peninggalan milik Apple seperti iPhone generasi pertama juga turut masuk dalam daftar lelang, dengan jumlah 15 penawar dan harga tertinggi USD 17.604 atau setara Rp 273 juta.
"Apple menjaga privasi pengguna dan keamanan data (browsing) dengan Safari Fraudulent Website Warning," kata Apple.
Apple menyebut, Safari Fraudulent Website Warning merupakan fitur keamanan yang menandai website yang dianggap berbahaya.
Safari kemudian mengecek URL website terhadap daftar situs web yang dikenal dan menampilkan peringatan jika URL yang dikunjungi pengguna diduga melakukan tindakan jahat seperti phishing.
"Untuk menjalankan tugas ini, Safari mendapatkan sebuah daftar laman web yang dianggap berbahaya dari Google. Sementara, untuk perangkat yang ada di Tiongkok, Safari mendapatkan daftarnya dari Tencent," kata Apple.
Apple menekankan bahwa URL website yang dikunjungi pengguna tak pernah dibagikan kepada perusahaan penyedia layanan website aman. Terlebih, kata Apple, fitur ini bisa dinonaktifkan.
Oleh karenanya, fitur ini hanya berdampak pada pengguna iPhone di Tiongkok. Jika pengguna iPhone berada di wilayah lain, masalah ini tidak berdampak kepada mereka.
Tudingan Apple Kirim Data ke Tencent
Sebelumnya, dikabarkan bahwa Safari pada iOS mengirimkan data browsing pengguna ke perusahaan Tiongkok Tencent.
Bagaimana hal ini terjadi? Rupanya, browser Appleitu dilengkapi dengan kontrol keamanan untuk melawan praktik jahat seperti phishing.
Di Safari, tool kontrol keamanan ini berfungsi melindungi pengguna dan bernama Fraudulent Website Warning. Agar bisa bekerja dengan benar, tool ini mengumpulkan dan mengirimkan informasi ke Google Safe Browsing.
Tujuannya adalah untuk membandingkan tautan dengan daftar hitam yang membantu menentukan, apakah suatu halaman yang dituju aman atau tidak.
Namun, mengutip laman Softpedia, Selasa (15/10/2019), baru-baru ini ditemukan fakta bahwa selain mengirimkan data browsing ke Google, Apple juga mengirimkan informasi serupa ke perusahaan Tiongkok Tencent.
Tencent adalah salah satu perusahaan internet besar yang juga terhubung dengan penyensoran dan dipertanyakan hubungannya dengan pemerintah Tiongkok.
Apple menuliskan, "sebelum mengunjungi suatu situs web, Safari mungkin mengirimkan informasi yang dikalkulasikan dari alamat web ke Google Safe Browsing dan Tencent Safe Browsing untuk mengecek apakah situs web itu tidak aman."
Apple lebih lanjut juga menyebutkan, penyedia layanan browsing aman mungkin juga masuk dan bisa mengakses alamat IP pengguna.
Sumber: Tekno Liputan6.com
Reporter: Agustin Setyo Wardani