Orang China Disebut Ogah Pakai iPhone Lagi, Ternyata ini Biang Keroknya
Ada dua alasan mengapa orang-orang di China enggan pakai Apple.
Ada dua alasan mengapa orang-orang di China enggan pakai Apple.
Orang China Disebut Ogah Pakai iPhone Lagi, Ternyata ini Biang Keroknya
Penjualan perangkat Apple ke seluruh dunia telah menurun di tahun 2024, termasuk di China. China merupakan pasar yang besar bagi Apple.
Menurut perusahaan riset pasar TechInsights, seperti dikutip dari GizChina, Kamis (16/5), Apple keluar dari lima merek ponsel teratas di Tiongkok pada kuartal pertama tahun 2024, dengan pangsa pasar yang hanya 13,7 persen.
Apple pun masuk ke dalam kategori ponsel “lainnya”.
-
Siapa yang dilarang menggunakan iPhone? Sebelumnya, Pemerintah China secara resmi melarang para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di negara tersebut menggunakan iPhone dan perangkat merek asing lainnya untuk bekerja.
-
Mengapa sebagian pengguna iPhone beralih ke iPhone? Pada akhirnya, 30 persen pengguna Android berpikir untuk beralih ke iPhone hanya untuk menghentikan bullyan.
-
Mengapa orang lebih memilih iPhone bekas? Meningkatnya permintaan iPhone rekondisi mempengaruhi penjualan ponsel baru dan pendapatan layanan Apple di banyak pasar. Namun popularitas iPhone rekondisi membuat orang-orang membelinya bahkan di tempat-tempat di mana varian baru sulit ditemukan.
-
Mengapa iPhone menjadi sasaran? Selain itu, reputasi merek Apple yang kuat membuat pengguna lebih rentan untuk mempercayai komunikasi menipu yang tampaknya berasal dari Apple, semakin meningkatkan daya tarik target ini bagi para penjahat dunia maya.
-
Apa yang dilakukan sebagian pengguna iPhone terhadap pengguna Android? Sekitar 22 persen pengguna iPhone mengakui bahwa mereka memandang rendah mereka yang mengirim pesan non-iMessage.
-
Bagaimana iPhone lipat Apple rusak? Fixed Focus Digital menyebutkan bahwa layar yang dapat dilipat mengalami kerusakan setelah beberapa hari pengujian ketat yang dilakukan oleh Apple.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal kedua Apple untuk tahun fiskal 2024, perusahaan ini meraih pendapatan 90,8 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1,5 ribu triliun, turun 4,3 persen dari tahun ke tahun (YoY).
Pendapatan bisnis iPhone pun turun 10,5 persen menjadi 46 miliar dolar AS atau sekitar Rp735 triliun.
Penurunan tersebut bertolak belakang dengan penjualan Apple di tahun 2023.
Menurut IDC, di tahun lalu, Apple menjual 234,6 juta unit iPhone di seluruh dunia atau 20,1 persen pangsa pasar global, melampaui Samsung sebagai merek dengan penjualan ponsel pintar tertinggi.
Setidaknya, terdapat dua alasan mengapa penjualan Apple di Tiongkok tersebut menurun.
2 Alasan
Pertama, iPhone bukan lagi menjadi ponsel tercanggih. Ponsel iPhone dari Apple telah lama dianggap sebagai ponsel paling maju/canggih dari semua ponsel terbaru di masanya.
Namun dalam seri-seri terakhirnya, Apple mulai untuk tidak selalu menanamkan seri SoC terkuatnya di seri iPhone terbarunya. Apple hanya memberikan SoC terkuat tersebut pada iPhone seri Pro.
Hal tersebut membuat masyarakat Tiongkok melihat bahwa iPhone bukanlah ponsel terbaik yang bisa dibeli saat ini. Ponsel Tiongkok, seperti Huawei, pun dilirik karena memiliki fitur-fitur, seperti kualitas kamera dan kekuatan sinyal, yang menarik dan berkualitas tinggi.
Apple pun telah menyusul langkah adopsi teknologi AI tersebut, seperti dengan mengakuisisi lebih dari 30 perusahaan rintisan AI sejak 2023.
Namun, langkah Apple tersebut masih merupakan hal yang kecil. Kemampuan AI Apple juga masih berada di bawah kemampuan Samsung.