Pemandangan Miris Sapi Makan Sampah di TPU Piyungan
Suara lenguh sapi bersahut-sahutan dengan mesin penggaruk sampah yang sedang beroperasi. Dengan moncongnya, sapi-sapi ini sibuk mengendus sampah layaknya mencari rumput. Setidaknya sekitar 1.100 sapi berkeliaran di tempat sampah ini. Membiarkan hewan ternaknya mencari makan sendiri.
Suara lenguhan sapi bersahut-sahutan dengan mesin penggaruk sampah yang beroperasi. Sama sekali tak terganggu, hewan mamalia berkaki empat ini terlihat asyik mengunyah di antara tumpukan sampah terpadu (TPST) Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Dengan moncongnya, sapi-sapi ini sibuk mengendus sampah layaknya mencari rumput. Sesekali membuka kantong plastik limbah rumah tangga, mencari sesuatu yang bisa dikunyah. Dari sampah organik sampai anorganik siap menjadi santapan hewan ternak ini.
-
Apa yang digambarkan dalam foto yang beredar? Dalam foto yang beredar memperlihatkan orang-orang mengangkut balok batu berukuran besar.
-
Kapan foto jalan di Jakarta ini diambil? Foto: Nostalgia Suasana Jalan Jakarta Tahun 1989, Enggak Ada Macetnya! Jalan disamping Masjid Istiqlal.
-
Mengapa foto Bumi pertama dari luar angkasa dianggap penting? Foto hitam-putih yang buram merupakan tonggak penting di zaman ketika teknologi belum maju.
-
Di mana foto gurita raksasa itu pertama kali dibagikan? Foto yang diunggah di Facebook, disertakan narasi sebagai berikut: "⚠️ BESAR 🦑 Seekor gurita yang sangat raksasa ditemukan di lepas pantai Bali, Indonesia," tulis akun Gumaro Cedillo pada 5 Juni 2024.
-
Apa yang dirayakan dalam foto-foto tersebut? 8 Foto Ulang Tahun Kayma Jayna Agyra Ke-1, Bukan Cucu Orang Sembarangan!
Setidaknya sekitar 1.100 sapi berkeliaran di tempat sampah. Membiarkan hewan ternaknya mencari makan sendiri. Berbaur dengan para pemulung yang mengais rejeki. Saling berebut mencari sumber kehidupan.
©2021 Merdeka.com/Muhammad Biondy
Pemandangan di sudut Kota Pelajar ini sudah hal yang biasa, kurang lebih sejak seperempat abad lalu sapi ini sudah mengisi perut mereka dengan sampah. Bukan karena tak ada rumput, hewan mamalia ini memang sengaja di lepas oleh pemiliknya.
Beberapa peternak menganggap memelihara sapi dengan memberi makan dari limbah sampah jauh lebih menguntungkan. Berbeda halnya jika memelihara sapi dengan pakan rumput, jauh lebih mahal terlebih saat memasuki kemarau. Akhirnya demi memangkas biaya, para peternak membiarkan sapi 'merumput' di hamparan sampah seluas 10 hektar itu.
©2021 Merdeka.com/Muhammad Biondy
Secara kasat mata, sapi tersebut terlihat gemuk dan sehat. Namun, belum tentu dagingnya bisa aman untuk dikonsumsi. Pasalnya, sapi yang memakan sampah dagingnya akan mengandung logam timbal.
Jika mau dijual, peternak harus mengarantina sapi terlebih dulu selama tiga bulan. Saat di karantina, hewan ternak juga harus diberikan makanan yang sehat. Namun hal itu juga tidak menjamin kandungan zat timbal pada daging sapi tersebut hilang total.
©2021 Merdeka.com/Muhammad Biondy
Ironisnya, penggembala ini menjual sapi mereka. Untuk harga jualnya tidak ada yang berbeda dari sapi di peternakan. Harga jual sapi berdasarkan pada bobot dan ukuran sapi. Semakin berat tentu saja harga jualnya semakin tinggi.
Pemandangan miris sapi makan sampah rupanya tak hanya terjadi provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta saja, beberapa wilayah di Indonesia juga banyak dijumpai sapi mengonsumsi limbah rumah tangga seperti di TPA Jatibarang, TPA Tasikmalaya, Maluku Utara.
©2021 Merdeka.com/Muhammad Biondy
TPST yang beroperasi sejak 1996 ini mengelola sampah yang berasal dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul. Meski sampah sudah menumpuk, namun hingga saat ini TPA Piyungan masih aktif difungsikan karena belum ada lokasi baru yang dapat digunakan sebagai lahan dibangunnya TPA.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk membenahi dan meningkatkan fungsi dan kegunaan TPA ini, baik oleh Pemda DIY maupun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Tak bisa dipungkiri,masalah sampah memang masih menjadi polemik di Kota Gudeg ini.
(mdk/Tys)