4 Khutbah Jumat tentang Kemerdekaan, Sambut HUT Ke-79 RI dengan Penuh Doa
Berikut khutbah Jumat tentang kemerdekaan untuk sambut HUT Ke-79 RI dengan penuh doa.
Tiap 17 Agustus, masyarakat Indonesia memperingati Hari Kemerdekaan RI. Tahun ini, Indonesia telah memasuki usia 79 tahun. Segala pengorbanan para pahlawan pun sudah sepatutnya untuk dikenang sepanjang masa.
Sebab, seperti diketahui, kemerdekaan yang diraih Indonesia tidaklah mudah. Kemerdekaan yang diraih pada 17 Agustus 1945 direbut dengan darah dan air mata para bangsa Indonesia selama berabad-abad lamanya.
-
Kapan Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan RI ke-79? Tak terasa sebentar lagi kita akan merayakan HUT Kemerdekaan RI ke-79.
-
Kapan peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-78 di OKU Timur? Puncak peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 di Kabupaten OKU Timur ditandai dengan Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih di Halaman Pemkab OKU Timur. Kamis (17/8).
-
Apa yang ingin disampaikan oleh jargon "Nusantara Baru, Indonesia Maju" di HUT ke-79 RI? Jargon ini menggarisbawahi aspirasi bangsa untuk memasuki era baru dengan semangat pembaruan dan kemajuan. Jargon ini tidak hanya merayakan pencapaian kemerdekaan yang telah diraih, tetapi juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berfokus pada transformasi yang lebih besar. "Nusantara Baru" mencerminkan tekad untuk memperkuat kekayaan budaya dan potensi lokal di seluruh penjuru Indonesia, sementara "Indonesia Maju" menekankan pentingnya inovasi dan pembangunan berkelanjutan untuk menghadapi tantangan masa depan.
-
Bagaimana cara masyarakat Indonesia memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-78? Masyarakat Indonesia pun menyambutnya dengan penuh suka cita. Untuk memeriahkan HUT RI ke-78, ada berbagai cara yang bisa dilakukan selain turut serta dalam lomba 17an. Salah satunya adalah membagikan ucapan selamat Hari Kemerdekaan Indonesia ke-78.
-
Kapan Indonesia memperingati Hari Kemerdekaan? Masyarakat sebentar lagi akan memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus. Tahun ini, Indonesia akan memperingati Hari Kemerdekaan yang ke-78.
-
Apa yang dimaksud dengan kemerdekaan? Hari ini, tepat 78 tahun yang lalu, Indonesia menyatakan diri sebagai sebuah negara merdeka. Merdeka dari segala penjajahan fisik dan mental kolonialisme yang telah beratus tahun bangsa ini alami.
Oleh karena itu, tidak ada salahnya bagi masyarakat untuk mengisi Hari Kemerdekaan dengan penuh doa terbaik.
Lantas bagaimana khutbah Jumat tentang Kemerdekaan untuk sambut HUT Ke-79 RI dengan penuh doa? Melansir dari NU Online, Jumat (16/8), simak ulasan informasinya berikut ini.
1. Khutbah Jumat tentang Kemerdekaan: Hikmah Kemerdekaan bagi Umat Islam
Khutbah I
اÙÙÙØÙÙ Ùد٠ÙÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙØ°Ù٠اÙرÙسÙÙ٠رÙسÙÙÙÙÙÙ٠بÙاÙÙÙÙدÙÙ ÙÙدÙÙÙÙ٠اÙÙØÙÙÙÙ ÙÙÙÙظÙÙÙرÙÙ٠عÙÙÙ٠اÙدÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙ٠بÙاÙÙÙÙÙÙ Ø´ÙÙÙÙÙدÙا .اÙØ´ÙÙÙد٠اÙÙÙ Ùا٠اÙÙÙÙ٠اÙÙاÙ٠اÙÙÙÙÙÙ ÙÙØÙدÙÙÙ Ùا٠شÙرÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙ ÙÙاÙØ´ÙÙÙد٠اÙÙÙÙ Ù ÙØÙÙ ÙÙدÙا عÙبÙدÙÙÙ ÙÙرÙسÙÙÙÙÙÙÙ ÙاÙرÙسÙÙÙÙÙ ÙÙاÙÙÙبÙ٠بÙعÙدÙÙÙ .اÙÙÙÙÙÙÙÙ Ù٠صÙÙÙÙ ÙÙسÙÙÙÙ٠٠عÙÙÙ٠سÙÙÙÙدÙÙÙا ÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙا Ù ÙØÙÙ ÙÙد٠ÙÙعÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙ ÙÙاÙصÙØÙابÙÙÙ ÙÙاÙتÙÙابÙعÙÙÙÙ ÙÙتÙابÙع٠اÙتÙÙابÙعÙÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙ٠تÙبÙع٠سÙÙÙÙتÙÙÙ ÙÙجÙÙ ÙاعÙتÙÙÙ Ù ÙÙÙ ÙÙÙÙ٠٠اÙسÙÙبÙÙÙÙÙÙÙÙ٠اÙÙاÙÙÙÙÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙ ÙÙÙÙ٠٠اÙÙÙÙÙÙضÙØ©Ù ÙÙاÙدÙÙÙÙÙ٠اÙÙ ÙÙابÙعÙدÙÙÙ .ÙÙÙÙا عÙبÙاد٠اÙÙÙÙÙÙØ Ø£ÙÙÙصÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙÙÙÙÙسÙÙ٠بÙتÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙ ÙÙÙÙد٠ÙÙاز٠اÙÙÙ ÙتÙÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ£ÙØÙØ«ÙÙÙÙ٠٠عÙÙÙÙ Ø·ÙاعÙتÙÙÙ ÙÙعÙÙÙÙÙÙ٠٠تÙرÙØÙÙ ÙÙÙÙÙ
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah SWT
Pertama sekali marilah kita bersyukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan berjuta kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga masih bisa melaksanakan Shalat Jumat di masjid yang mulia ini.
Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membimbing kita menuju dunia yang terang dan jelas, yaitu addinul Islam. Semoga kita selalu mencintainya dan bershalawat kepadanya sehingga kita diakui sebagai umatnya yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti, amin.
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah SWT
Selaku khatib kami mengajak kepada hadirin sekalian dan diri kami pribadi, marilah kita selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Semoga Allah selalu memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga kita selau dalam keimanan dan ketakwaan kepada-Nya Amin.
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah SWT
Tujuh puluh sembilan tahun yang lalu, bangsa Indonesia berhasil meraih kemerdekaan setelah melalui proses sejarah yang panjang dengan berabagai ikhtiar yang berat dan gigih dengan menumpahkan darah dan nyawa serta harta yang akhirnya Allah SWT memberikan hasil usaha yang dilakukan.
Dengan kemerdekaan dan menjadi bangsa dan negara yang berdaulat yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sebuah bangsa yang mendiami ribuan kepulauan Nusantara yang indah dan menawan dengan iklim tropis dan tanah yang sangat subur serta hamparan sumber daya alam yang sangat melimpah ruah.
Perjuangan para pahlawan, rakyat, santri dan para ulama, semuanya akhirnya membuahkan hasil dari perjuangan. Alhamdulillah, Allah SWT memberikan hasil dari usaha yaitu kemerdekaan sehingga Indonesia bisa menjadi NKRI. Tanpa usaha dan perjuangan yang kuat, niscaya Allah SWT tidak akan memberikan hasil perjuangan yaitu kemerdekaan. Hal ini pun dinyatakan oleh bangsa kita melalui para pemimpin bangsa dengan mencantumkan kalimat 'atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa' yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ketiga.
Setelah kita bangsa Indonesai mendapatkan kemerdekaan, lantas apa hikmat yang bisa kita ambil dari kemerdekaan Indonesia saat ini:
Pertama, mensyukuri kemerdekaan.
Bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia bukan pemberian penjajah Belanda. Namun hasil dari perjuangan bangsa Indonesia yang dipimpin oleh para ulama dan pejuang lainnya, sehingga Allah SWT memberikan hasil yaitu kemerdekaan. Jadi kemerdekaan adalah hasil yang Allah SWT berikan kepada bangsa Indonesia setelah melalui perjalanan perjuangan yang panjang. Oleh karena itu, yang harus kita lakukan ada mensyukuri kemerdekaan yang telah kita raih. Allah SWT berfirman:
ÙÙØ¥ÙØ°Û¡ تÙØ£ÙØ°ÙÙÙ٠رÙبÙÙÙÙÙ Û¡ ÙÙئÙÙ Ø´ÙÙÙرۡتÙÙ Û¡ ÙÙØ£ÙزÙÙدÙÙÙÙÙÙÙ Û¡Û ÙÙÙÙئÙÙ ÙÙÙÙرۡتÙÙ Û¡ Ø¥ÙÙÙ٠عÙØ°ÙابÙÙ ÙÙØ´ÙدÙÙدÙ
Artinya:
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya azabKu sangat pedih." (QS Ibrahim: 7)
Kedua, membangun bangsa.
Setelah bangsa Indonesia mendapatkan kemerdekaan, tidak boleh berdiam saja. Harus banyak melakukan berbagai hal dalam rangka membangun dan membuat bangsa dan negara ini lebih baik dan lebih nyaman serta dapat menyejahterakan bangsa ini agar akhirnya bisa mendapatkan dan menikmati kemerdekaan sebagai hasil perjuangan yang telah dilakukan oleh para ulama dan pejuang di masa lalu.
Secara garis besar, tujuan negara Indonesia tertuang secara jelas dalam pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dengan kata lain bahwa tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah melakukan perlindungan, kesejahteraan, pencerdasan, dan perdamaian. Allah SWT berfirman:
اÙÙÙ٠اÙÙÙÙ°ÙÙ ÙÙا ÙÙغÙÙÙÙر٠٠Ùا بÙÙÙÙÙÙ Ù ØÙتÙÙ°Ù ÙÙغÙÙÙÙرÙÙÙا Ù Ùا بÙاÙÙÙÙÙسÙÙÙÙ ÙÛ ÙÙاÙØ°Ùا٠اÙرÙاد٠اÙÙÙÙ°Ù٠بÙÙÙÙÙ٠٠سÙÙÙۤءÙا ÙÙÙÙا Ù ÙرÙدÙÙ ÙÙÙÙ ÛÙÙÙ Ùا ÙÙÙÙÙ Ù Ù ÙÙÙ٠دÙÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙÙ ÙÙÙاÙÙ
Artinya:
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (QS Arraâdu: 11)
Ketiga, menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.
Saat ini banyak bangsa yang bertikai saling menyakiti bahkan saling membunuh serta mengusir saudaranya sebangsa dan setanah air. Ketika benih pertikaian muncul, harus segera diantisipasi jangan sampai berkembang.
Persatuan dan kesatuan harus dijaga dengan baik melalui banyak kegiatan dan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya kesatuan dan persatuan sebagaimana para pahlawan dan ulama kita menyatukan visi dan misi untuk mencapai kemerdekaan. Di samping itu kita harus memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa dengan berbagai bentuk. Allah SWT berfirman:
ÙÙاعÙتÙصÙÙ ÙÙÙا بÙØÙبÙÙ٠اÙÙÙÙ°Ù٠جÙÙ ÙÙÙعÙا ÙÙÙÙÙا تÙÙÙرÙÙÙÙÙÙا ÛÙÙاذÙÙÙرÙÙÙا ÙÙعÙÙ Ùت٠اÙÙÙÙ°Ù٠عÙÙÙÙÙÙÙ٠٠اÙØ°Ù ÙÙÙÙتÙ٠٠اÙعÙدÙاۤء٠ÙÙاÙÙÙÙÙ٠بÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙبÙÙÙÙ Ù ÙÙاÙصÙبÙØÙتÙ٠٠بÙÙÙعÙÙ ÙتÙÙÙ٠اÙØ®ÙÙÙاÙÙØ§Û ÙÙÙÙÙÙتÙ٠٠عÙÙÙ°Ù Ø´ÙÙÙا ØÙÙÙرÙØ©Ù Ù ÙÙÙ٠اÙÙÙÙار٠ÙÙاÙÙÙÙÙØ°ÙÙÙÙ Ù Ù ÙÙÙÙÙÙا Û ÙÙذٰÙÙÙÙ ÙÙبÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙ°ÙÙ ÙÙÙÙ٠٠اٰÙٰتÙÙÙ ÙÙعÙÙÙÙÙÙ٠٠تÙÙÙتÙدÙÙÙÙÙ
Artinya:
"Berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, janganlah bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara. (Ingatlah pula ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk." (QS Ali Imran 3: 103)
Keempat, melakukan gotong royong
Kesadaran akan peran seseorang untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama merupakan hal yang sangat penting. Dimulai dari satu orang yang sadar dalam melakukan aktivitas yang baik, maka akan tumbuh menjadi kuat dan memiliki power yang besar, sehingga tujuan yang besar menjadi ringan.
Jika masing-masing bagian memberikan sumbangsihnya sesuai dengan potensi dan kemampuannya, merupakan modal yang besar mencapai tujuan bangsa kita ini. Demikian gambaran umat Islam yang harus diperlihatkan untuk saling membantu dan bekerja sama sesama kita, bukan sebaliknya. Allah SWT berfirman dalam Surah al-Maidah Ayat 2:
...ÙÙتÙعÙاÙÙÙÙÙÙا عÙÙÙ٠اÙÙبÙرÙÙ ÙÙاÙتÙÙÙÙÙÙ°ÙÛ ÙÙÙÙا تÙعÙاÙÙÙÙÙÙا عÙÙÙ٠اÙÙاÙØ«ÙÙ Ù ÙÙاÙÙعÙدÙÙÙاÙÙ Û ÙÙاتÙÙÙÙÙا اÙÙÙÙ°ÙÙ ÛاÙÙÙ٠اÙÙÙÙ°ÙÙ Ø´ÙدÙÙÙد٠اÙÙعÙÙÙابÙ
Artinya:
"â¦..Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaanNya. (QS al-Maidah: 2)
Hadirin Siding Jumat yang dimuliakan Allah SWT
Demikian khutbah yang singkat ini, semoga bisa memahami hikmah kemerdekaan. Semoga Allah SWT ridha kepada kita dan menjadikan kita semua orang yang beruntung, mendapatkan kebahagiaan, rahmat dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat, amin.
بÙارÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙ٠اÙÙÙÙرÙØ¢Ù٠اÙÙعÙظÙÙÙÙ Ù. ÙÙÙÙÙÙعÙÙÙÙÙ ÙÙاÙÙÙÙÙÙ٠٠بÙÙ Ùا ÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙ٠اÙÙاÙÙÙات٠ÙÙاÙØ°ÙÙÙÙر٠اÙÙØÙÙÙÙÙÙ Ù. ÙÙتÙÙÙبÙÙÙÙ Ù ÙÙÙÙÙ ÙÙاÙÙÙÙاÙÙ٠٠تÙÙا٠ÙÙتÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙ٠اÙسÙÙÙ ÙÙÙع٠اÙÙعÙÙÙÙÙÙ Ù.
Khutbah II
اÙÙØÙÙ Ùد٠ÙÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙØ°ÙÙ ÙÙدÙاÙÙا ÙÙÙØ°Ùا ÙÙÙ Ùا ÙÙÙÙÙا ÙÙÙÙÙÙتÙدÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙا Ø£ÙÙÙ ÙÙدÙاÙÙا اÙÙÙÙ
Ø£ÙØ´ÙÙÙد٠أÙÙÙ Ùا٠إÙÙÙÙ٠إÙÙاÙÙاÙÙÙÙ ÙÙØÙدÙÙÙ Ùا٠شÙرÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙ ÙÙØ£ÙØ´ÙÙÙد٠أÙÙÙÙ Ù ÙØÙÙ ÙÙدا٠عÙبÙدÙÙÙ ÙÙرÙسÙÙÙÙÙÙÙ
اÙÙÙÙÙÙ٠٠صÙÙÙÙ ÙÙسÙÙÙÙ٠٠عÙÙ٠سÙدÙا Ù ÙØÙÙ Ùد٠ÙÙعÙÙ٠آÙÙÙÙ ÙÙØ£ÙصÙØÙابÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙ٠تÙبÙعÙÙÙ٠٠بÙØ¥ÙØÙسÙاÙ٠إÙÙÙÙ ÙÙÙÙ٠٠اÙدÙÙÙÙ
اÙÙ ÙÙا بÙعÙد٠:ÙÙÙÙا اÙÙÙÙÙÙا اÙÙÙÙاس٠أÙÙÙصÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙÙÙÙÙسÙÙ٠بÙتÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙ٠اÙتÙÙÙÙÙا اÙÙÙ٠تÙعÙاÙÙÙ ÙÙØ°ÙرÙÙا اÙÙÙÙÙÙاØÙØ´Ù Ù ÙاظÙÙÙر٠ÙÙÙ Ùا بÙØ·ÙÙÙØ ÙÙØÙاÙÙظÙÙÙاعÙÙÙ٠اÙØ·ÙÙاعÙØ©Ù ÙÙØÙضÙÙÙر٠اÙÙجÙ٠عÙØ©Ù ÙÙاÙÙجÙÙ ÙاعÙØ©Ù. ÙÙاعÙÙÙÙ ÙÙÙا اÙÙÙ٠اÙÙÙ٠اÙÙ ÙرÙÙÙ٠٠بÙØ£ÙÙ Ùر٠بÙدÙØ£Ù ÙÙÙÙÙ٠بÙÙÙÙÙسÙÙÙ ÙÙØ«ÙÙÙÙ٠بÙÙ ÙÙاÙئÙÙÙØ©Ù ÙÙدÙسÙÙÙØ ÙÙÙÙاÙ٠تÙعÙاÙÙ ÙÙÙÙÙ Ù ÙÙزÙÙÙ ÙÙائÙÙا٠عÙÙÙÙÙÙ Ùا: اÙÙÙ٠اÙÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙاÙئÙÙÙتÙÙÙ ÙÙصÙÙÙÙÙÙÙ٠عÙÙÙ٠اÙÙÙÙبÙÙÙÙ ÙÙا٠ÙÙÙÙÙا اÙÙÙØ°ÙÙÙÙ٠آ٠ÙÙÙÙÙا صÙÙÙÙÙÙا عÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙسÙÙÙÙÙ ÙÙÙا تÙسÙÙÙÙÙÙ Ùا. اÙÙÙÙÙÙÙ Ù٠صÙÙÙ٠عÙÙÙ٠سÙدÙا Ù ÙØÙÙ ÙÙد٠ÙÙعÙÙÙ٠آÙ٠سÙدÙا Ù ÙØÙÙ ÙÙد٠ÙÙÙ Ùا صÙÙÙÙÙÙت٠عÙÙÙ٠سÙدÙا Ø¥ÙبÙرÙاÙÙÙÙÙ Ù ÙÙعÙÙÙ٠آÙ٠سÙدÙا Ø¥ÙبÙرÙاÙÙÙÙÙ Ù. ÙÙبÙارÙÙ٠عÙÙÙ٠سÙدÙا Ù ÙØÙÙ ÙÙد٠ÙÙعÙÙÙ٠آÙ٠سÙدÙا Ù ÙØÙÙ ÙÙد٠ÙÙÙ Ùا بÙارÙÙÙت٠عÙÙÙ٠سÙدÙا Ø¥ÙبÙرÙاÙÙÙÙÙ Ù ÙÙعÙÙÙ٠آÙ٠سÙدÙا Ø¥ÙبÙرÙاÙÙÙÙÙ ÙØ Ù٠اÙعاÙÙ Ù٠إÙÙÙÙÙÙ ØÙÙ ÙÙÙد٠٠ÙجÙÙÙدÙ
اÙÙÙÙÙÙ Ù٠اغÙÙÙر٠ÙÙÙÙÙ ÙسÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙ ÙÙاÙ٠سÙÙÙÙ Ùات٠ÙÙاÙ٠ؤÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙاÙ٠ؤÙÙ ÙÙÙات٠اÙØ£ÙØÙÙÙاء٠٠ÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙاÙØ£ÙÙ ÙÙÙØ§ØªÙ Ø Ø§ÙÙÙÙÙÙ Ù٠إÙÙÙÙا ÙÙعÙÙذ٠بÙÙÙ Ù ÙÙ٠اÙبÙرÙص٠ÙÙاÙجÙÙÙÙÙÙ ÙاÙجÙØ°Ùا٠٠ÙÙسÙÙÙÙÙء٠اÙأسÙÙÙا٠٠رÙبÙÙÙÙا ÙÙب٠ÙÙÙÙا Ù ÙÙ٠أÙزÙÙÙاجÙÙÙا ÙÙØ°ÙرÙÙÙÙÙاتÙÙÙا ÙÙرÙÙة٠أÙعÙÙÙÙÙ ÙÙاجÙعÙÙÙÙÙا ÙÙÙÙÙ ÙتÙÙÙÙÙÙ٠إÙÙ Ùا٠Ùا, اÙÙÙÙÙÙ Ù٠إÙÙÙا ÙÙسÙØ£ÙÙÙÙ٠اÙÙÙدÙÙ ÙاÙتÙÙÙÙÙ ÙاÙعÙÙÙاÙÙ ÙاÙغÙÙÙÙØ Ø±ÙبÙÙÙÙا آتÙÙÙا ÙÙ٠اÙدÙÙÙÙÙÙا ØÙسÙÙÙØ©Ù ÙÙÙÙ٠اÙÙآخÙرÙØ©Ù ØÙسÙÙÙØ©Ù ÙÙÙÙÙÙا عÙØ°Ùاب٠اÙÙÙÙار٠.ÙÙصÙÙÙÙ٠اÙÙÙ٠عÙÙÙÙ ÙÙبÙÙÙÙÙÙا Ù ÙØÙÙ ÙÙد٠ÙÙعÙÙÙ٠آÙÙÙÙ ÙÙصÙØÙبÙÙÙ Ù ÙÙ ÙÙ٠تÙبÙعÙÙÙ٠٠بÙØ¥ÙØÙسÙاÙ٠إÙÙÙÙ ÙÙÙÙ٠٠اÙدÙÙÙÙ Ù٠اÙÙØÙÙ Ùد٠ÙÙ٠رÙبÙ٠اÙÙعÙاÙÙÙ ÙÙÙÙÙ
عÙبÙاد٠اÙÙÙÙØ Ø¥ÙÙ٠اÙÙÙÙ ÙÙØ£ÙÙ Ùر٠بÙاÙÙعÙدÙÙÙ ÙÙاÙÙØ¥ØÙسÙاÙÙ ÙÙØ¥ÙÙÙتÙاء٠ذÙ٠اÙÙÙÙرÙب٠ÙÙÙÙÙÙ٠عÙÙ٠اÙÙÙØÙØ´Ùاء٠ÙÙاÙÙÙ ÙÙÙÙÙر٠ÙÙاÙبÙغÙÙÙØ ÙÙعÙظÙÙÙÙ Ù ÙÙعÙÙÙÙÙÙ٠٠تÙØ°ÙÙÙÙرÙÙÙÙÙ. ÙÙاذÙÙرÙÙا اÙÙÙ٠اÙÙعÙظÙÙÙÙ Ù ÙÙØ°ÙÙÙرÙÙÙÙ Ù ÙÙÙÙØ°ÙÙÙر٠اÙÙÙ٠أÙÙÙبÙرÙ
2. Khutbah Jumat tentang Kemerdekaan: Makna Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Khutbah I
اÙÙÙØÙÙ Ùد٠ÙÙÙÙ ØÙÙ Ùدا٠ÙÙÙÙاÙÙÙ ÙÙعÙÙ ÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙاÙÙئ٠٠ÙزÙÙÙدÙÙØ ÙÙا رÙبÙÙÙÙا ÙÙÙ٠اÙÙØÙÙ Ùد٠ÙÙÙ Ùا ÙÙÙÙبÙغÙÙ ÙÙجÙÙÙاÙÙ ÙÙجÙÙÙÙÙاÙÙÙÙرÙÙÙÙ Ù ÙÙÙÙعÙظÙÙÙ٠٠سÙÙÙØ·ÙاÙÙÙ. سÙبÙØÙاÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙ ÙÙا Ø£ÙØÙصÙÙ Ø«ÙÙÙاء٠عÙÙÙÙÙÙ٠أÙÙÙت٠ÙÙÙ Ùا Ø£ÙØ«ÙÙÙÙÙت٠عÙÙÙÙ ÙÙÙÙسÙÙ. ÙÙØ£ÙØ´ÙÙÙد٠أÙÙÙ ÙÙا Ø¥ÙÙÙ٠إÙÙÙÙا اÙÙÙ ÙÙØÙدÙÙÙ ÙÙا Ø´ÙرÙÙÙÙÙ ÙÙÙØ ÙÙØ£ÙØ´ÙÙÙد٠أÙÙÙÙ Ù ÙØÙÙ ÙÙدا٠عÙبÙدÙÙÙ ÙÙرÙسÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙصÙÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ®ÙÙÙÙÙÙÙÙ. Ø®ÙÙÙر٠ÙÙبÙÙÙ٠أÙرÙسÙÙÙÙ. Ø£ÙرÙسÙÙÙÙ٠اÙÙÙ٠إÙÙÙ٠اÙÙعÙاÙÙÙ Ù ÙÙÙÙÙÙ٠بÙØ´ÙÙرÙا٠ÙÙÙÙØ°ÙÙÙراÙ. اÙÙÙÙÙÙÙÙ Ù٠صÙÙÙÙ ÙÙسÙÙÙÙÙ Ù ÙÙبÙارÙÙ٠عÙÙÙ٠سÙÙÙÙدÙÙÙا Ù ÙØÙÙ ÙÙد٠ÙÙعÙÙÙ٠آÙ٠سÙÙÙÙدÙÙÙا Ù ÙØÙÙ ÙÙد٠صÙÙÙاة٠ÙÙسÙÙÙا٠ا٠دÙائÙÙ ÙÙÙÙÙ Ù ÙتÙÙÙازÙÙ ÙÙÙÙ٠إÙÙÙÙ ÙÙÙÙ٠٠اÙدÙÙÙÙÙ
Ø£ÙÙ ÙÙا بÙعÙد٠ÙÙØ¥ÙÙÙ٠أÙÙÙصÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙÙÙÙÙسÙ٠بÙتÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙ٠اÙÙÙÙائÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙتÙابÙÙ٠اÙÙÙÙرÙØ¢ÙÙ: Ù ÙÙØ¥ÙÙ٠تÙعÙدÙÙÙا ÙÙعÙÙ Ùة٠اÙÙÙÙ ÙÙا تÙØÙصÙÙÙØ§Ø Ø¥ÙÙÙ٠اÙÙÙÙ ÙÙغÙÙÙÙر٠رÙØÙÙÙ Ù
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah
Menjadi sebuah keniscayaan bagi kita untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT melalui langkah menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya. Pentingnya hal ini, maka berwasiat takwa menjadi salah satu rukun dan kewajiban yang harus dilakukan oleh khatib dalam setiap khutbahnya. Jika tidak berwasiat takwa maka tidak sah lah khutbah jumat yang disampaikannya.
Jamaah jumat rahimakumullah
Sekarang kita memasuki bulan Agustus yaitu bulan kemerdekaan negara kita Indonesia yaitu tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 yang silam dan kemerdekaan negara kita tidak lepas dari perjuangan para pahlawan kemerdekaan.
Perjuangan para pahlawan kemerdekaan pada masa itu telah memberikan kontribusi besar bagi Indonesia untuk meraih kemerdekaan. Kita sebagai generasi penerus harus mengenang dan meneladani semangat perjuangan mereka.
Oleh karena itu, harusnya kita perbanyak bersyukur atas nikmat kemerdekaan dan keamanan tanah air yang kita rasakan sekarang ini. Syukur ini menjadi pemantik terus ditambahkannya nikmat-nikmat Allah SWT yang padahal jika kita menghitungnya, maka tiada sanggup kita melakukannya. Allah SWT berfirman:
ÙÙØ¥ÙÙ٠تÙعÙدÙÙÙا ÙÙعÙÙ Ùة٠اÙÙÙÙ ÙÙا تÙØÙصÙÙÙØ§Ø Ø¥ÙÙÙ٠اÙÙÙÙ ÙÙغÙÙÙÙر٠رÙØÙÙÙ
Artinya:
"Jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nahl ayat 18).
âââââââSeperti yang kita ketahui, bahwa generasi penerus kemerdekaan seperti kita saat ini harus meneladani nilai-nilai dan semangat dari pahlawan seperti keteguhan dalam memegang prinsip, keberanian, dan kesabaran dalam meraih tujuan. Nilai-nilai ini harus diaplikasikan oleh elemen bangsa untuk mengisi kemerdekaan sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya masing-masing. Berikut ini yang perlu ditanamkan pada generasi penerus:
Pertama adalah nilai keteguhan dalam memegang prinsip.
Para pahlawan kita oleh Allah SWT dikaruniai keteguhan dan kekuatan hati untuk senantiasa istiqomah berjuang dan tidak mudah terpengaruh oleh propaganda dan iming-iming dari para penjajah. Mereka berjuang dengan pengorbanan jiwa raga dan berhasil mengusir penjajah dari bumi pertiwi. Sebagai orang yang pandai bersyukur, jangan sampai kita lupakan jasa dan spirit para pahlawan dalam perjuangan ini.
Semestinya kita harus meneladani semangat perjuangan mereka untuk diaplikasikan di era saat ini yaitu dengan tidak mudah terprovokasi dan selalu mengisi kemerdekaan dengan membangun bangsa, serta selalu mengedepankan kepentingan bangsa daripada diri sendiri.
Kita sangat prihatin, karena sekarang ini masih banyak saudara-saudara kita yang mempergunakan kebebasan itu untuk kepentingan pribadinya sendiri, tanpa mengindahkan orang lain. Mereka lupa atau melupakan diri, bahwa perbuatan yang mereka lakukan itu adalah bertentangan dengan tuntunan agama, dan kelak akan disiksa oleh Allah SWT.
Bahkan untuk itu mereka menggerogoti uang negara, seperti kebanyakan pejabat yang korupsi. Hal seperti ini berarti, mereka belum secara nyata melaksanakan syukur sesuai dengan kehendak Allah. Mereka mengkhianati dan mengambil keuntungan dari hasil pengorbanan para pahlawan-pahlawan kemerdekaan.
Sebagai sebuah ikhtiar batin, marilah kita banyak membaca doa yang sangat masyhur dan termaktub dalam Al-Qurâan surah Ali Imran ayat 8:
رÙبÙÙÙÙا ÙÙا تÙزÙغ٠ÙÙÙÙÙبÙÙÙا بÙعÙد٠إÙØ°Ù ÙÙدÙÙÙتÙÙÙا ÙÙÙÙب٠ÙÙÙÙا Ù ÙÙ ÙÙÙدÙÙÙ٠رÙØÙÙ ÙØ©Ù Û Ø¥ÙÙÙÙÙ٠أÙÙت٠ٱÙÙÙÙÙÙÙابÙ
Artinya:
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)."
Kedua adalah keberanian.
Jika pahlawan dulu dengan berani berjuang dengan mengangkat senjata untuk mengusir para penjajah, maka tugas kita saat ini sebagai penerus adalah berani berjuang untuk mengusir kebodohan dan ketertinggalan sebagai modal menjaga kemerdekaan ini serta optimis dan berani menghadapi masa depan dengan menjadi jiwa yang kuat yang didukung dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
âââââââKetiga adalah nilai kesabaran dalam meraih tujuan.
Kita perlu menyadari bahwa para pahlawan menghabiskan waktu mereka berjuang meraih kemerdekaan bukan hanya dalam hitungan satu atau dua tahun saja. Mereka membutuhkan ratusan tahun, dari satu generasi ke generasi berikutnya, dengan tidak ada rasa putus asa dan lelah untuk meraih kemerdekaan ini.
Nilai-nilai kesabaran ini bisa kita aplikasikan dalam perjuangan kita mengisi kemerdekaan melalui kesabaran belajar bagi para generasi muda, kesabaran dalam bekerja bagi para orang tua, dan kesabaran dalam menghadapi berbagai tantangan perubahan zaman oleh seluruh elemen masyarakat. Kesabaran bisa diibaratkan seperti obat atau jamu. Pahit rasanya saat baru mencicipi, namun, lama kelamaan akan berbuah manis.
âââââââJamaah jumat yang berbahagia
Generasi penerus kemerdekaan seperti kita saat ini harus meneladani nilai-nilai dan semangat dari pahlawan seperti keteguhan dalam memegang prinsip, keberanian, dan kesabaran dalam meraih tujuan. Nilai-nilai ini harus diaplikasikan oleh elemen bangsa untuk mengisi kemerdekaan sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya masing-masing.
Kita harus teguh memegang prinsip untuk mempertahankan kemerdekaan sekaligus berani menghalau pihak-pihak yang ingin mengganggu kedamaian bangsa. Dengan kesabaran, kita harus terus membangun bangsa kita ini untuk meraih tujuan melalui persatuan.
Para pahlawan telah berjuang untuk memperoleh kemerdekaan yang kita nikmati saat ini. Oleh karena itu, kita harus meneladani semangat juang mereka dan menghargai kemerdekaan yang telah kita peroleh dengan bersyukur kepada Allah SWT, dan kita harus tetap bersabar menghadapi tantangan dan musibah dalam mengisi kemerdekaan ini demi cita-cita bangsa Indonesia. Karena hanya bersyukur dan bersabar maka kita akan mendapatkan kebaikan dari Allah SWT. Sebagaimana sabda Nabi:
عÙجÙبÙا ÙÙØ£ÙÙ Ùر٠اÙÙÙ ÙؤÙÙ ÙÙ٠إÙÙÙ٠أÙÙ ÙرÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙ Ø®ÙÙÙرÙØ ÙÙÙÙÙÙس٠ذÙاÙÙ ÙÙØ£ÙØÙد٠إÙÙÙÙا ÙÙÙÙÙ ÙؤÙÙ ÙÙÙØ Ø¥ÙÙ٠أÙصÙابÙتÙÙ٠سÙرÙÙاء٠شÙÙÙر٠ÙÙÙÙاÙÙ Ø®ÙÙÙرÙا ÙÙÙÙØ ÙÙØ¥ÙÙ٠أÙصÙابÙتÙÙ٠ضÙرÙÙاء٠صÙبÙر٠ÙÙÙÙاÙÙ Ø®ÙÙÙرÙا ÙÙÙÙ
Artinya:
"Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan, karena setiap perkaranya itu baik. Namun tidak akan terjadi demikian kecuali pada seorang mukmin sejati. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya" (HR Muslim).
Oleh karenanya, pada momentum kali ini, mari kita kuatkan lagi rasa syukur kita atas nikmat kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan kusuma bangsa. Semoga kita bisa meneladani mereka sebagai modal untuk mengisi kemerdekaan ini. Aamiin
بÙارÙÙ٠اÙÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙ٠اÙÙÙÙرÙØ¢Ù٠اÙÙعÙظÙÙÙÙ Ù ÙÙÙÙÙÙعÙÙÙÙ ÙÙØ¥ÙÙÙÙاÙÙ٠٠بÙÙ Ùا ÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙ٠اÙØ¢ÙÙات٠ÙÙاÙØ°ÙÙÙÙر٠اÙÙØÙÙÙÙÙÙ Ù. Ø£ÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙ ÙØ°Ùا ÙÙØ£ÙسÙتÙغÙÙÙر٠اÙÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙÙÙسÙائÙر٠اÙÙÙ ÙسÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙ Ù ÙÙÙ ÙÙÙÙÙ Ø°ÙÙÙب٠ÙÙاسÙتÙغÙÙÙرÙÙÙÙ٠إÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙ٠اÙÙغÙÙÙÙÙر٠اÙرÙÙØÙÙÙÙ Ù
Khutbah II
اÙÙÙØÙÙ Ùد٠ÙÙÙÙÙ ØÙÙ ÙدÙا ÙÙÙ Ùا Ø£ÙÙ ÙرÙ. Ø£ÙØ´ÙÙÙد٠أÙÙÙ ÙÙااÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙا اÙÙÙ ÙÙØÙدÙÙÙ ÙÙا Ø´ÙرÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙØ Ø§ÙÙÙÙÙ ÙÙÙ Ù ÙÙزÙÙ٠عÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙ Ø´ÙÙÙØ¡Ù ÙÙÙÙÙÙÙÙا. ÙÙØ£ÙØ´ÙÙÙد٠أÙÙÙÙ Ù ÙØÙÙ ÙÙدÙا عÙبÙدÙÙÙ ÙÙرÙسÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙØÙبÙÙÙبÙÙÙ ÙÙØ®ÙÙÙÙÙÙÙÙÙØ Ø£ÙÙÙرÙ٠٠اÙÙØ£ÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙاÙÙØ£ÙØ®ÙرÙÙÙÙÙØ Ø§ÙÙÙÙ ÙبÙعÙÙÙث٠رÙØÙÙ ÙØ©Ù ÙÙÙÙعÙاÙÙÙ ÙÙÙÙÙ. اÙÙÙ٠صÙÙÙÙ ÙÙسÙÙÙÙ٠٠عÙÙÙ٠سÙÙÙÙدÙÙÙا Ù ÙØÙÙ ÙÙد٠ÙÙعÙÙÙ٠أÙÙÙÙÙ ÙÙØ£ÙصÙØÙابÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙاÙÙ ÙÙÙÙÙ Ù Ù ÙÙ٠اÙتÙÙابÙعÙÙÙÙÙØ ØµÙÙÙاة٠دÙائÙÙ Ùة٠بÙدÙÙÙا٠٠اÙسÙÙÙ ÙÙÙات٠ÙÙاÙÙØ£ÙرÙضÙÙÙÙ٠أÙÙ ÙÙا بÙعÙدÙ: ÙÙÙÙا Ø£ÙÙÙÙÙÙا اÙÙØÙاضÙرÙÙÙÙ٠اتÙÙÙÙÙا اÙÙÙÙÙÙ ØÙÙÙ٠تÙÙÙاتÙÙÙ ÙÙØ°ÙرÙÙÙا اÙÙÙÙÙÙاØÙØ´Ù Ù Ùا ظÙÙÙر٠٠ÙÙÙÙÙا ÙÙÙ Ùا بÙØ·ÙÙÙ. ÙÙØÙاÙÙظÙÙÙا عÙÙÙ٠اÙØ·ÙÙاعÙØ©Ù ÙÙØÙضÙÙÙر٠اÙÙجÙÙ ÙعÙØ©Ù ÙÙاÙÙجÙÙ ÙاعÙØ©Ù ÙÙاÙصÙÙÙÙÙ Ù ÙÙجÙÙ ÙÙÙع٠اÙÙÙ ÙØ£ÙÙ ÙÙÙرÙات٠ÙÙاÙÙÙÙاجÙبÙاتÙ
ÙÙاعÙÙÙÙ ÙÙÙا Ø£ÙÙÙ٠اÙÙÙ٠أÙÙ ÙرÙÙÙ٠٠بÙØ£ÙÙ Ùر٠بÙدÙأ٠بÙÙÙÙÙسÙÙÙ. ÙÙØ«ÙÙÙ٠بÙÙ ÙÙÙائÙÙÙة٠اÙÙÙ ÙسÙبÙÙØÙة٠بÙÙÙدÙسÙÙÙ. Ø¥ÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙائÙÙÙتÙÙÙ ÙÙصÙÙÙÙÙÙ٠عÙÙÙ٠اÙÙÙÙبÙÙÙÙ ÙÙا Ø£ÙÙÙÙÙÙا اÙÙÙØ°ÙÙÙ٠آ٠ÙÙÙÙا صÙÙÙÙÙا عÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙسÙÙÙÙÙ ÙÙا تÙسÙÙÙÙ٠ا٠اÙÙÙ٠صÙÙÙ٠عÙÙÙ٠سÙÙÙÙدÙÙÙا Ù ÙØÙÙ ÙÙد٠ÙÙعÙÙÙ٠أÙÙ٠سÙÙÙÙدÙÙÙا Ù ÙØÙÙ ÙÙد٠ÙÙÙ Ùا صÙÙÙÙÙÙت٠عÙÙÙ٠سÙÙÙÙدÙÙÙا اÙبÙرÙاÙÙÙÙÙ Ù ÙÙعÙÙÙ٠أÙÙ٠سÙÙÙÙدÙÙÙا اÙبÙرÙاÙÙÙÙÙ Ù ÙÙبÙارÙÙ٠سÙÙÙÙدÙÙÙا Ù ÙØÙÙ ÙÙد٠ÙÙعÙÙÙ٠أÙÙ٠سÙÙÙÙدÙÙÙا Ù ÙØÙÙ ÙÙد٠ÙÙÙ Ùا بÙارÙÙÙت٠عÙÙÙ٠سÙÙÙÙدÙÙÙا اÙبÙرÙاÙÙÙÙÙ Ù ÙÙعÙÙÙ٠أÙÙ٠سÙÙÙÙدÙÙÙا اÙبÙرÙاÙÙÙÙÙ Ù ÙÙÙ٠اÙعÙاÙÙÙ ÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙ ØÙÙ ÙÙÙد٠٠ÙجÙÙÙدÙ
اÙÙÙ٠اغÙÙÙر٠ÙÙÙÙÙ ÙسÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙ ÙÙاÙÙÙ ÙسÙÙÙÙ Ùات٠ÙÙاÙÙÙ ÙؤÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙاÙÙÙ ÙؤÙÙ ÙÙÙات٠اÙÙÙØ£ÙØÙÙÙاء٠٠ÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙاÙÙØ£ÙÙ ÙÙÙاتÙ. اÙÙÙ٠ادÙÙÙع٠عÙÙÙÙا اÙÙبÙÙÙاء٠ÙÙاÙÙغÙÙÙاء٠ÙÙاÙÙÙÙبÙاء٠ÙÙاÙÙÙÙØÙØ´Ùاء٠ÙÙاÙÙÙ ÙÙÙÙÙر٠ÙÙاÙÙبÙغÙÙÙ ÙÙاÙسÙÙÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙ ÙØ®ÙتÙÙÙÙÙØ©Ù ÙÙاÙØ´ÙÙدÙائÙد٠ÙÙاÙÙÙ ÙØÙÙÙØ Ù Ùا ظÙÙÙر٠٠ÙÙÙÙÙا ÙÙÙ Ùا بÙØ·ÙÙÙØ Ù ÙÙ٠بÙÙÙدÙÙÙا ÙÙØ°Ùا Ø®ÙاصÙØ©Ù ÙÙÙ ÙÙ٠بÙÙÙدÙاÙ٠اÙÙÙ ÙسÙÙÙÙ ÙÙÙÙ٠عÙا٠ÙØ©ÙØ Ø§ÙÙÙÙÙ٠عÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙ Ø´ÙÙÙØ¡Ù ÙÙدÙÙÙر عÙبÙاد٠اÙÙÙÙØ Ø§ÙÙÙ٠اÙÙÙÙ ÙÙØ£ÙÙ ÙرÙÙÙ٠٠بÙاÙÙعÙدÙÙÙ ÙÙاÙÙاÙØÙسÙاÙÙ ÙÙاÙÙÙتÙاء٠ذÙÙ٠اÙÙÙÙرÙبÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙÙ٠عÙÙ٠اÙÙÙÙØÙØ´Ùاء٠ÙÙاÙÙÙ ÙÙÙÙÙر٠ÙÙاÙÙبÙغÙÙÙØ ÙÙعÙظÙÙÙÙ Ù ÙÙعÙÙÙÙÙÙ٠٠تÙØ°ÙÙÙÙرÙÙÙÙÙ. ÙÙاذÙÙÙرÙÙÙا اÙÙÙ٠اÙÙعÙظÙÙÙÙ Ù ÙÙØ°ÙÙÙرÙÙÙÙ Ù ÙÙÙÙØ°ÙÙÙر٠اÙÙÙ٠أÙÙÙبÙرÙ
3. Khutbah Jumat tentang Kemerdekaan: Mensyukuri Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia
Khutbah I
اÙÙÙØÙÙ Ùد٠ÙÙÙÙØ ÙÙاÙصÙÙÙÙاة٠ÙÙاÙسÙÙÙÙا٠٠عÙÙÙ٠سÙÙÙÙدÙÙÙا Ù ÙØÙÙ ÙÙد٠رÙسÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙØ ÙÙعÙÙÙ٠آÙÙÙÙ ÙÙصÙØÙبÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙاÙÙاÙÙØ ÙÙØ£ÙØ´ÙÙÙد٠أÙÙÙ ÙÙÙا Ø¥ÙÙÙ٠إÙÙÙÙا اÙÙÙÙ ÙÙØÙدÙÙÙ ÙÙا Ø´ÙرÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙØ ÙÙØ£ÙØ´ÙÙÙد٠أÙÙÙ٠سÙÙÙÙدÙÙÙا Ù ÙØÙÙ ÙÙدÙا عÙبÙدÙÙÙ ÙÙرÙسÙÙÙÙÙÙÙØ ÙÙا ÙÙبÙÙÙ٠بÙعÙدÙÙÙØ Ø£ÙÙ ÙÙا بÙعÙدÙØ ÙÙØ¥ÙÙÙÙ٠أÙÙÙصÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙÙÙÙÙسÙÙ٠بÙتÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙ٠اÙÙÙÙائÙÙÙ ÙÙ Ù ÙØÙÙÙÙ Ù ÙÙتÙابÙÙÙ: ÙÙØ¥Ùذ٠تÙØ£ÙØ°ÙÙÙ٠رÙبÙÙÙÙÙ Ù ÙÙئÙÙÙ Ø´ÙÙÙرÙتÙÙ Ù ÙÙØ£ÙزÙÙدÙÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙÙÙئÙÙÙ ÙÙÙÙرÙتÙ٠٠إÙÙÙ٠عÙØ°ÙابÙÙ ÙÙØ´ÙدÙÙدÙ
Maâasyiral Muslimin Rahimakumullah,
Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wa taâala, kapan pun dan di mana pun kita berada serta dalam keadaan sesulit apa pun dan dalam kondisi yang bagaimana pun, dengan cara melaksanakan segenap kewajiban-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Khalifah kedua, Sayyidina Umar bin Khattab ra pernah melontarkan kalimat:
Ù ÙتÙ٠اسÙتÙعÙبÙدÙتÙ٠اÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙاس٠ÙÙÙÙد٠ÙÙÙÙدÙتÙÙÙ٠٠أÙÙ ÙÙÙÙاتÙÙÙ٠٠أÙØÙرÙارÙاØ
Artinya:
"Sejak kapan kalian memperbudak manusia, sedangkan ibu-ibu mereka melahirkan mereka sebagai orang-orang merdeka," (Kitab al-Wilâyah âalal Buldân fî âAshril Khulafââ ar-Râsyidîn).
Sayyidina Umar memang menyampaikannya dengan nada tanya, namun sesungguhnya ia sedang mengorek kesadaran kita tentang hakikat manusia. Menurutnya, manusia secara fitrah adalah merdeka. Bayi yang lahir ke dunia tak hanya dalam keadaan suci tapi juga bebas dari segala bentuk ketertindasan.
Sebagai konsekuensinya, penjajahan sesungguhnya adalah proses pengingkaran akan sifat hakiki manusia. Karena itu Islam mengizinkan membela diri ketika kezaliman menimpa diri. Bahkan, pada level penjajahan yang mengancam jiwa, umat Islam secara syarâi diperbolehkan mengobarkan perang. Perang dalam konteks ini adalah untuk kepentingan mempertahankan diri (defensif), bukan perang dengan motif asal menyerang (ofensif).
Hal ini pula yang dilakukan para ulama, santri, dan umat Islam bangsa ini ketika menghadapi penjajahan Belanda dan Jepang pada masa lalu. Perjuangan yang mereka lakukan bersama berbagai elemen bangsa lain yang tidak hanya beda suku dan daerah tapi juga agama dan kepercayaan.
Sebab, kemerdekaan memang menjadi persoalan manusia secara keseluruhan, bukan cuma golongan tertentu. Islam mengakuinya sebagai nilai yang universal.
Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah,
Tanah air menjadi elemen penting dalam perjuangan tersebut. Tanah air tidak ubahnya rumah yang dihuni jutaan bahkan ratusan juta manusia. Islam mengakui hak atas keamanan tempat tinggal dan memperbolehkan melakukan pembelaan bila terjadi ancaman yang membahayakannya.
Al-Qurâan bahkan secara tersirat menyejajarkan posisi agama dan tanah air dalam Surat al-Mumtahanah ayat 8:
ÙÙا ÙÙÙÙÙÙاÙÙ٠٠اÙÙÙ٠عÙÙ٠اÙÙÙØ°ÙÙÙÙ ÙÙÙ Ù ÙÙÙÙاتÙÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙ٠اÙدÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙ Ù ÙÙØ®ÙرÙجÙÙÙÙÙ Ù Ù ÙÙ٠دÙÙÙارÙÙÙ٠٠أÙÙ٠تÙبÙرÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙتÙÙÙسÙØ·ÙÙا Ø¥ÙÙÙÙÙÙÙÙ Ù Û Ø¥ÙÙÙ٠اÙÙÙÙ ÙÙØÙبÙ٠اÙÙÙ ÙÙÙسÙØ·ÙÙÙÙ
Artinya:
"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil," (QS Al-Mumtahanah [60]: 8).
Prof Quraish Shihab menjelaskan ayat tersebut memberi pesan bahwa Islam mensejajarkan antara agama dan tanah air. Oleh Al-Qurâan keduanya dijadikan alasan untuk tetap berbuat baik dan berlaku adil.
Al-Qurâan memberi jaminan kebebasan beragama sekaligus jaminan bertempat tinggal secara merdeka. Tidak heran bila sejumlah ulama memunculkan jargon hubbul wathan minal iman (cinta tanah air sebagian dari iman).
Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah,
Dengan demikian, cara pertama yang bisa dilakukan untuk menyambut hari kemerdekaan ini adalah mensyukuri secara sungguh-sungguh dan sepenuh hati atas anugerah kemanan atas agama dan negara kita dari belenggu penjajahan yang menyengsarakan. Sebab, nikmat agung setelah iman adalah aman (aâdzamun niâami baâdal îmân billâh niâmatul aman).
Lalu, bagaimana cara kita mensyukuri kemerdekaan ini?
Pertama, mengisi kemerdekaan selama ini dengan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Menjalankan syariat secara tenang adalah anugerah yang besar di tengah sebagian saudara-saudara kita di belahan dunia lain berjuang mencari kedamaian.
Umat Islam Indonesia harus mensyukurinya dengan senantiasa mendekatkan diri kepada sang khaliq dan berbuat baik kepada sesama. Perlombaan yang paling bagus adalah perlombaan menuju paling menjadi pribadi paling takwa karena di situlah kemuliaan dapat diraih.
ÙÙا Ø£ÙÙÙÙÙÙا اÙÙÙÙاس٠إÙÙÙÙا Ø®ÙÙÙÙÙÙÙاÙÙÙ Ù Ù ÙÙÙ Ø°ÙÙÙر٠ÙÙØ£ÙÙÙØ«ÙÙÙ° ÙÙجÙعÙÙÙÙÙاÙÙÙ Ù Ø´ÙعÙÙبÙا ÙÙÙÙبÙائÙÙÙ ÙÙتÙعÙارÙÙÙÙا Û Ø¥ÙÙÙ٠أÙÙÙرÙÙ ÙÙÙ٠٠عÙÙÙد٠اÙÙÙÙÙ٠أÙتÙÙÙاÙÙÙ Ù Û Ø¥ÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙ٠عÙÙÙÙÙ Ù Ø®ÙبÙÙرÙ
Artinya:
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal," (QS al-Hujurat [49]: 13).
Kedua, mencintai negeri ini dengan memperhatikan berbagai kemaslahatan dan kemudharatan bagi eksistensinya. Segala upaya yang memberikan manfaat bagi rakyat luas kita dukung, sementara yang merugikan masyarakat banyak kita tolak.
Dukungan terhadap kemaslahatan publik bisa dimulai dari diri sendiri yang berpartisipasi terhadap proses kemajuan di masyarakat, andil bergotong royong, atau patuh terhadap peraturan yang berlaku. Sebaliknya, mencegah mudharat berarti menjauhkan bangsa ini dari berbagai marabahaya, seperti bencana, korupsi, kriminalitas, dan lain sebagainya.
Inilah pengejawantahan dari sikap amar maâruf nahi munkar dalam pengertian yang luas. Ajakan kebaikan dan pengingkaran terhadap kemungkaran dipraktikkan dalam konteks pembangunan masyarakat. Tujuannya, menciptakan kehidupan yang lebih harmonis, adil, dan sejahtera.
Termasuk dalam praktik ini adalah mengapresiasi pemerintah bila kebijakan yang dijalankan berguna dan mengkritiknya tanpa segan ketika kebijakan pemerintah melenceng dari kemaslahatan bersama.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Al-Imam Hujjatul Islam Abu Hamid al-Ghazali dalam Ihyââ âUlûmiddîn mengatakan:
اÙÙ ÙÙÙÙÙ ÙÙاÙدÙÙÙÙÙ٠تÙÙÙØ£ÙÙ ÙاÙÙ ÙÙاÙدÙÙÙÙÙ٠أÙصÙÙÙ ÙÙاÙسÙÙÙÙØ·ÙاÙÙ ØÙارÙس٠ÙÙÙ Ùا ÙÙا Ø£ÙصÙÙÙ ÙÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙÙدÙÙÙÙ Ù ÙÙÙ Ùا ÙÙا ØÙارÙس٠ÙÙÙÙ ÙÙضÙائÙعÙ
Artinya:
"Kekuasaan (negara) dan agama merupakan dua saudara kembar. Agama adalah landasan, sedangkan kekuasaan adalah pemelihara. Sesuatu tanpa landasan akan roboh. Sedangkan sesuatu tanpa pemelihara akan lenyap,"
Al-Ghazali dalam pernyataan itu seolah ingin menegaskan bahwa ada hubungan simbiosis yang tak terpisahkan antara agama dan negara. Alih-alih bertentangan, keduanya justru hadir dalam keadaan saling menopang. Negara membutuhkan nilai-nilai dasar yang terkandung dalam agama, sementara agama memerlukan "rumah" yang mampu merawat keberlangsungannya secara aman dan damai.
Indonesia adalah sebuah nikmat yang sangat penting. Kita bersyukur dasar negara kita senafas dengan substansi ajaran Islam. Kemerdekaan memang belum diraih secara tuntas dalam segala bidang. Namun, itulah tugas kita sebagai warga negara yang baik untuk tak hanya mengeluhkan keadaan tapi juga harus turut serta memperbaikinya sebagai bagian dari ekspresi hubbul wathan.
Semoga Allah SWT senantiasa menjaga negara dan agama kita dari malapetaka hingga bisa kita wariskan ke generasi-generasi berkutnya.
بÙارÙÙ٠اÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙ٠اÙÙÙÙرÙØ¢Ù٠اÙÙعÙظÙÙÙÙ ÙØ ÙÙÙÙÙÙعÙÙÙÙ ÙÙØ¥ÙÙÙÙاÙÙ٠٠بÙÙ ÙاÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙ٠آÙÙØ©Ù ÙÙØ°ÙÙÙر٠اÙÙØÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙتÙÙÙبÙÙÙ٠اÙÙÙÙ Ù ÙÙÙÙا ÙÙÙ ÙÙÙÙÙ٠٠تÙÙاÙÙÙتÙÙ٠إÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙ٠اÙسÙÙÙ ÙÙÙع٠اÙعÙÙÙÙÙÙ ÙØ Ø£ÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙÙ ÙٰذÙا ÙÙØ£ÙسÙتÙغÙÙÙر٠اÙÙÙÙ ÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙ ÙØ ÙÙاسÙتÙغÙÙÙرÙÙÙÙÙØ Ø¥ÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙ٠اÙÙغÙÙÙÙÙر٠اÙرÙÙØÙÙÙÙ Ù
Khutbah II
اÙÙÙØÙÙ Ùد٠ÙÙÙ٠عÙÙÙ٠إÙØÙسÙاÙÙÙÙ ÙÙاÙØ´ÙÙÙÙر٠ÙÙÙ٠عÙÙÙ٠تÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙاÙÙ ÙتÙÙÙاÙÙÙÙ. ÙÙØ£ÙØ´ÙÙÙد٠أÙÙÙ Ùا٠اÙÙÙÙ٠إÙÙاÙ٠اÙÙÙÙ ÙÙاÙÙÙÙ ÙÙØÙدÙÙÙ Ùا٠شÙرÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙ ÙÙØ£ÙØ´ÙÙÙد٠أÙÙ٠سÙÙÙÙدÙÙÙا Ù ÙØÙÙ ÙÙدÙا عÙبÙدÙÙÙ ÙÙرÙسÙÙÙÙÙÙ٠اÙدÙÙاعÙ٠إÙÙ٠رÙضÙÙÙاÙÙÙÙ. اÙÙÙÙÙ Ù٠صÙÙÙ٠عÙÙÙ٠سÙÙÙÙدÙÙÙا Ù ÙØÙÙ ÙÙد٠ÙÙعÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙ ÙÙØ£ÙصÙØÙابÙÙÙ ÙÙسÙÙÙÙ٠٠تÙسÙÙÙÙÙÙ Ùا ÙÙØ«ÙÙرÙا
Ø£ÙÙ ÙÙا بÙعÙد٠ÙÙÙا٠اÙÙÙÙÙÙا اÙÙÙÙاس٠اÙتÙÙÙÙÙااÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙ Ùا Ø£ÙÙ Ùر٠ÙÙاÙÙتÙÙÙÙÙا عÙÙ ÙÙا ÙÙÙÙÙ ÙÙاعÙÙÙÙ ÙÙÙا Ø£ÙÙÙ٠اÙÙÙ٠أÙÙ ÙرÙÙÙ٠٠بÙØ£ÙÙ Ùر٠بÙدÙØ£Ù ÙÙÙÙÙ٠بÙÙÙÙÙسÙÙÙ ÙÙØ«ÙÙÙÙ٠بÙÙ ÙÙØ¢ ئÙÙÙتÙÙ٠بÙÙÙدÙسÙÙÙ ÙÙÙÙاÙ٠تÙعاÙÙÙ٠إÙÙÙ٠اÙÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙآئÙÙÙتÙÙÙ ÙÙصÙÙÙÙÙÙÙ٠عÙÙÙ٠اÙÙÙÙبÙÙ ÙØ¢ اÙÙÙÙÙÙا اÙÙÙØ°ÙÙÙÙ٠آ٠ÙÙÙÙÙا صÙÙÙÙÙÙا عÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙسÙÙÙÙÙ ÙÙÙا تÙسÙÙÙÙÙÙ Ùا. اÙÙÙÙÙ Ù٠صÙÙÙ٠عÙÙÙ٠سÙÙÙÙدÙÙÙا Ù ÙØÙÙ ÙÙد٠صÙÙÙÙ٠اÙÙÙ٠عÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙسÙÙÙÙÙ Ù ÙÙعÙÙÙ٠آÙ٠سÙÙÙÙدÙÙا٠٠ÙØÙÙ ÙÙد٠ÙÙعÙÙÙ٠اÙÙÙبÙÙآئÙÙÙ ÙÙرÙسÙÙÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙآئÙÙÙة٠اÙÙÙ ÙÙÙرÙÙبÙÙÙÙÙ ÙÙارÙض٠اÙÙÙÙÙÙ Ù٠عÙÙ٠اÙÙØ®ÙÙÙÙÙاء٠اÙرÙÙاشÙدÙÙÙÙ٠أÙبÙ٠بÙÙÙر٠ÙÙعÙÙ Ùر ÙÙعÙØ«ÙÙ Ùا٠ÙÙعÙÙÙÙ ÙÙعÙÙ٠بÙÙÙÙÙÙة٠اÙصÙÙØÙابÙØ©Ù ÙÙاÙتÙÙابÙعÙÙÙÙÙ ÙÙتÙابÙعÙ٠اÙتÙÙابÙعÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙ٠٠بÙاÙØÙسÙاÙ٠اÙÙÙÙÙÙÙÙ٠٠اÙدÙÙÙÙÙÙ ÙÙارÙض٠عÙÙÙÙا Ù ÙعÙÙÙ٠٠بÙرÙØÙÙ ÙتÙÙÙ ÙÙا Ø£ÙرÙØÙ٠٠اÙرÙÙاØÙÙ ÙÙÙÙÙ
اÙÙÙÙÙÙ Ù٠اغÙÙÙر٠ÙÙÙÙÙ ÙؤÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙاÙÙÙ ÙؤÙÙ ÙÙÙات٠ÙÙاÙÙÙ ÙسÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙ ÙÙاÙÙÙ ÙسÙÙÙÙ Ùات٠اÙÙاÙØÙÙآء٠٠ÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙاÙÙاÙÙ ÙÙÙات٠اÙÙÙÙÙ Ù٠أÙعÙزÙ٠اÙÙØ¥ÙسÙÙاÙÙ Ù ÙÙاÙÙÙ ÙسÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙ ÙÙØ£ÙØ°ÙÙÙ٠اÙØ´ÙÙرÙÙÙ ÙÙاÙÙÙ ÙØ´ÙرÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙاÙÙصÙر٠عÙبÙادÙÙ٠اÙÙÙ ÙÙÙØÙÙدÙÙÙÙØ©Ù ÙÙاÙÙصÙر٠٠ÙÙÙ ÙÙصÙر٠اÙدÙÙÙÙÙÙ ÙÙاخÙØ°ÙÙÙ Ù ÙÙÙ Ø®ÙØ°ÙÙ٠اÙÙÙ ÙسÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙ Ù٠دÙÙ ÙÙر٠أÙعÙدÙاء٠اÙدÙÙÙÙÙÙ ÙÙاعÙÙÙ ÙÙÙÙÙ ÙاتÙÙ٠إÙÙÙÙ ÙÙÙÙ٠٠اÙدÙÙÙÙÙÙ. اÙÙÙÙÙ Ù٠ادÙÙÙع٠عÙÙÙÙا اÙÙبÙÙاÙØ¡Ù ÙÙاÙÙÙÙبÙاء٠ÙÙاÙزÙÙÙاÙزÙÙÙ ÙÙاÙÙÙ ÙØÙÙÙ ÙÙسÙÙÙء٠اÙÙÙÙتÙÙÙØ©Ù ÙÙاÙÙÙ ÙØÙÙÙ Ù Ùا ظÙÙÙر٠٠ÙÙÙÙÙا ÙÙÙ Ùا بÙØ·ÙÙ٠عÙÙ٠بÙÙÙدÙÙÙا اÙÙÙدÙÙÙÙÙÙسÙÙÙÙا خآصÙÙØ©Ù ÙÙسÙائÙر٠اÙÙبÙÙÙدÙاÙ٠اÙÙÙ ÙسÙÙÙÙ ÙÙÙÙ٠عآ٠ÙÙØ©Ù ÙÙا رÙبÙ٠اÙÙعÙاÙÙÙ ÙÙÙÙÙ. رÙبÙÙÙÙا آتÙÙا٠ÙÙ٠اÙدÙÙÙÙÙÙا ØÙسÙÙÙØ©Ù ÙÙÙÙ٠اÙÙآخÙرÙØ©Ù ØÙسÙÙÙØ©Ù ÙÙÙÙÙÙا عÙØ°Ùاب٠اÙÙÙÙارÙ. رÙبÙÙÙÙا ظÙÙÙÙ ÙÙÙا اÙÙÙÙÙسÙÙÙا ÙÙاإÙÙ ÙÙ٠٠تÙغÙÙÙر٠ÙÙÙÙا ÙÙتÙرÙØÙÙ ÙÙÙا ÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙ٠اÙÙØ®ÙاسÙرÙÙÙÙÙ. عÙبÙادÙاÙÙÙÙ ! Ø¥ÙÙÙ٠اÙÙÙÙ ÙÙØ£ÙÙ ÙرÙÙÙا بÙاÙÙعÙدÙÙÙ ÙÙاÙÙØ¥ÙØÙسÙاÙÙ ÙÙØ¥ÙÙÙتآء٠ذÙ٠اÙÙÙÙرÙبÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙÙ٠عÙÙ٠اÙÙÙÙØÙشآء٠ÙÙاÙÙÙ ÙÙÙÙÙر٠ÙÙاÙÙبÙغÙÙ ÙÙعÙظÙÙÙÙ Ù ÙÙعÙÙÙÙÙÙ٠٠تÙØ°ÙÙÙÙرÙÙÙÙÙ ÙÙاذÙÙÙرÙÙا اÙÙÙ٠اÙÙعÙظÙÙÙÙ Ù ÙÙØ°ÙÙÙرÙÙÙÙ Ù ÙÙاشÙÙÙرÙÙÙÙ٠عÙÙÙÙ ÙÙعÙÙ ÙÙÙ ÙÙزÙدÙÙÙÙ Ù ÙÙÙÙØ°ÙÙÙر٠اÙÙÙ٠أÙÙÙبÙرÙ
4. Khutbah Jumat tentang Kemerdekaan Singkat: Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan
Khutbah I
اÙسÙا٠عÙÙÙÙ ÙرØÙ Ø© اÙÙÙ ÙبرÙاتÙ
اÙÙÙØÙÙ Ùد٠ÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙØ°ÙÙ٠جÙعÙÙ٠اÙÙÙØ£ÙÙ ÙÙÙ Ù ÙÙ٠أÙعÙظÙ٠٠اÙÙÙÙعÙ٠اÙÙÙØ°ÙÙ ÙÙا تÙتÙÙ ÙÙ Ù ÙصÙاÙÙØ٠اÙÙØ®ÙÙÙÙ٠إÙÙÙا بÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙÙاصÙد٠اÙØ¥ÙسÙÙÙا٠.اÙÙÙÙÙÙÙ Ù٠صÙÙÙÙ ÙÙسÙÙÙÙ٠عÙÙÙ٠سÙÙÙÙدÙÙÙا Ù ÙØÙÙ ÙÙد٠اÙÙÙØ°ÙÙ ÙÙدÙاÙÙا Ø¥ÙÙÙÙ ÙÙÙر٠اÙسÙÙÙÙا٠Ù, ÙÙعÙÙÙ٠آÙÙÙÙ ÙÙØ£ÙصØÙابÙÙÙ ÙÙاÙÙÙÙجÙÙÙ Ù ÙÙ٠اÙعÙاÙÙÙ .Ø£ÙÙ ÙÙا بÙعÙدÙ. ÙÙÙÙا عÙبÙاد٠اÙÙÙ٠اتÙÙÙÙÙا اÙÙÙÙ ØÙÙÙ٠تÙÙÙاتÙÙÙ ÙÙÙÙا تÙÙ ÙÙتÙÙÙ٠إÙÙÙÙا ÙÙØ£ÙÙÙتÙ٠٠عÙÙÙ٠اÙØ¥ÙسÙÙا٠Ù.
Jamaah Jumat Rohimakumullah
Marilah kita meningkatkan ketaqwaan kita dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Bulan ini adalah bulan yang sangat bersejarah bagi Bangsa Indonesia, di mana bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dari para penjajah. Hal tersebut mengingatkan kita untuk bermuhasabah, berintrospeksi diri.
Dari Syadad bin Aus ra, dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau bersabda:
اÙÙÙÙÙÙÙس٠٠ÙÙ٠دÙاÙÙ ÙÙÙÙسÙÙÙ ÙÙعÙÙ ÙÙÙ ÙÙÙ Ùا بÙعÙد٠اÙÙÙ ÙÙÙتÙ, ÙÙاÙÙعÙاجÙز٠٠ÙÙ٠أÙتÙبÙع٠ÙÙÙÙسÙÙÙ ÙÙÙÙاÙÙا ÙÙتÙÙ ÙÙÙÙ٠عÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙ
Artinya:
"Orang yang cerdas (sukses) adalah orang yang mengevaluasi dirinya sendiri, serta beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya, sedangkan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT." (HR Tirmidzi)
Jika suatu bangsa ingin sukses, maka sudah seharusnyalah kita mengintrospeksi diri bagaimana perjuangan para ulama terdahulu beserta para santrinya dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa. Perlu diketahui bahwa para pahlawan tidak hanya raga yang mereka korbankan, akan tetapi jiwa, tenaga, fikiran, semua mereka kerahkan demi merdekanya bangsa kita.
Jamaah Jumat Rohimakumullah
Kini Negara kita sudah aman sentosa, sudah sangat jauh lebih baik dari pada kondisi 79 tahun yang lalu, maka sudah seharusnyalah kita berterima kasih atas jasa-jasa para pahlawan kita terdahulu. Rasulullah SAW bersabda:
(Ù ÙÙÙ ÙÙÙ Ù ÙÙØ´ÙÙÙر٠اÙÙÙÙاس٠ÙÙÙ Ù ÙÙØ´ÙÙÙر٠اÙÙÙÙÙ. (رÙا٠أØ٠د ÙاÙتر٠ذÙ
Artinya:
"Barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah." (HR. Ahmad & Tirmidzi)
Sebagai wujud terima kasih kita kepada para pejuang terdahulu kita akan merawatnya, menjaga persatuan bangsa kita. Allah SWT berfirman:
ÙÙاعÙتÙصÙÙ ÙÙا بÙØÙبÙÙ٠اÙÙÙÙÙ٠جÙÙ ÙÙعÙا ÙÙÙÙا تÙÙÙرÙÙÙÙÙا Û
Artinya:
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah berupa jamaâah, dan janganlah kamu bercerai berai." (QS. Ali âImron; 103)
Dalam ayat lain Allah SWT berfirman:
ÙÙØ£ÙØ·ÙÙعÙÙا اÙÙÙÙÙÙ ÙÙرÙسÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙا تÙÙÙازÙعÙÙا ÙÙتÙÙÙØ´ÙÙÙÙا ÙÙتÙØ°ÙÙÙب٠رÙÙØÙÙÙÙ Ù Û ÙÙاصÙبÙرÙÙا Û Ø¥ÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙ Ù Ùع٠اÙصÙÙابÙرÙÙÙÙ (46
Artinya:
"Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan,yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sungguh Allah beserta orang-orang yang sabar."
Terkait ayat ini, al-Imam Abu Hayyan dalam Tafsir al-Bahr al-Muhith menjelaskan, perpecahan dapat mengakibatkan kehancuran yang membuat para penjajah mudah menguasai sebuah negara.
Rasulullah SAW bersabda:
اÙÙجÙÙ ÙاعÙة٠رÙØÙÙ ÙØ©Ù ÙÙاÙÙÙÙرÙÙÙة٠عÙØ°ÙابÙ
Artinya:
"Persatuan adalah rahmat dan perpecahan adalah adzab." (HR. Al-Qadhaâi).
Terjaganya persatuan bangsa kita, amannya negara, maka kita juga akan semakin mudah untuk menyebarkan ajaran Islam di Nusantara.
بÙارÙÙ٠اÙÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙ٠اÙÙÙرÙØ¢Ù٠اÙÙعÙظÙÙÙ Ù ÙÙÙÙÙÙعÙÙÙÙ ÙÙØ¥ÙÙÙÙاÙÙ٠٠بÙÙÙÙÙÙ ÙÙ٠إÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙ٠اÙتÙÙÙÙÙاب٠اÙرÙÙØÙÙÙ Ù
Khutbah II
اÙÙÙØÙÙ Ùد٠ÙÙÙ٠عÙÙÙ٠إÙØÙسÙاÙÙÙÙ ÙÙاÙØ´ÙÙÙÙر٠ÙÙÙ٠عÙÙÙ٠تÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙاÙÙ ÙتÙÙÙاÙÙÙÙ. ÙÙØ£ÙØ´ÙÙÙد٠أÙÙÙ Ùا٠اÙÙÙÙ٠إÙÙاÙ٠اÙÙÙÙ ÙÙاÙÙÙÙ ÙÙØÙدÙÙÙ Ùا٠شÙرÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙ ÙÙØ£ÙØ´ÙÙÙد٠أÙÙ٠سÙÙÙÙدÙÙÙا Ù ÙØÙÙ ÙÙدÙا عÙبÙدÙÙÙ ÙÙرÙسÙÙÙÙÙÙ٠اÙدÙÙاعÙ٠إÙÙ٠رÙضÙÙÙاÙÙÙÙ. اÙÙÙÙÙ Ù٠صÙÙÙ٠عÙÙÙ٠سÙÙÙÙدÙÙÙا Ù ÙØÙÙ ÙÙد٠ÙÙعÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙ ÙÙØ£ÙصÙØÙابÙÙÙ ÙÙسÙÙÙÙ٠٠تÙسÙÙÙÙÙÙ Ùا ÙÙØ«ÙÙرÙا
Ø£ÙÙ ÙÙا بÙعÙد٠ÙÙÙا٠اÙÙÙÙÙÙا اÙÙÙÙاس٠اÙتÙÙÙÙÙااÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙ Ùا Ø£ÙÙ Ùر٠ÙÙاÙÙتÙÙÙÙÙا عÙÙ ÙÙا ÙÙÙÙÙ ÙÙاعÙÙÙÙ ÙÙÙا Ø£ÙÙÙ٠اÙÙÙ٠أÙÙ ÙرÙÙÙ٠٠بÙØ£ÙÙ Ùر٠بÙدÙØ£Ù ÙÙÙÙÙ٠بÙÙÙÙÙسÙÙÙ ÙÙØ«ÙÙÙÙ٠بÙÙ ÙÙØ¢ ئÙÙÙتÙÙ٠بÙÙÙدÙسÙÙÙ ÙÙÙÙاÙ٠تÙعاÙÙÙ٠إÙÙÙ٠اÙÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙآئÙÙÙتÙÙÙ ÙÙصÙÙÙÙÙÙÙ٠عÙÙÙ٠اÙÙÙÙبÙÙ ÙØ¢ اÙÙÙÙÙÙا اÙÙÙØ°ÙÙÙÙ٠آ٠ÙÙÙÙÙا صÙÙÙÙÙÙا عÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙسÙÙÙÙÙ ÙÙÙا تÙسÙÙÙÙÙÙ Ùا. اÙÙÙÙÙ Ù٠صÙÙÙ٠عÙÙÙ٠سÙÙÙÙدÙÙÙا Ù ÙØÙÙ ÙÙد٠صÙÙÙÙ٠اÙÙÙ٠عÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙسÙÙÙÙÙ Ù ÙÙعÙÙÙ٠آÙ٠سÙÙÙÙدÙÙا٠٠ÙØÙÙ ÙÙد٠ÙÙعÙÙÙ٠اÙÙÙبÙÙآئÙÙÙ ÙÙرÙسÙÙÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙآئÙÙÙة٠اÙÙÙ ÙÙÙرÙÙبÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙ ÙÙ ÙÙارÙض٠عÙÙ٠اÙÙØ®ÙÙÙÙÙاء٠اÙرÙÙاشÙدÙÙÙÙ٠أÙبÙ٠بÙÙÙر٠ÙÙعÙÙ Ùر ÙÙعÙØ«ÙÙ Ùا٠ÙÙعÙÙÙÙ ÙÙعÙÙ٠بÙÙÙÙÙÙة٠اÙصÙÙØÙابÙØ©Ù ÙÙاÙتÙÙابÙعÙÙÙÙÙ ÙÙتÙابÙعÙ٠اÙتÙÙابÙعÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙ٠٠بÙاÙØÙسÙاÙ٠اÙÙÙÙ ÙÙÙÙ٠٠اÙدÙÙÙÙÙÙ ÙÙارÙض٠عÙÙÙÙا Ù ÙعÙÙÙ٠٠بÙرÙØÙÙ ÙتÙÙÙ ÙÙا Ø£ÙرÙØÙ٠٠اÙرÙÙاØÙÙ ÙÙÙÙÙ
اÙÙÙÙÙÙ Ù٠اغÙÙÙر٠ÙÙÙÙÙ ÙؤÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙاÙÙÙ ÙؤÙÙ ÙÙÙات٠ÙÙاÙÙÙ ÙسÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙ ÙÙاÙÙÙ ÙسÙÙÙÙ Ùات٠اÙÙاÙØÙÙآء٠٠ÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙاÙÙاÙÙ ÙÙÙات٠اÙÙÙÙÙ Ù٠أÙعÙزÙ٠اÙÙØ¥ÙسÙÙاÙÙ Ù ÙÙاÙÙÙ ÙسÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙ ÙÙØ£ÙØ°ÙÙÙ٠اÙØ´ÙÙرÙÙÙ ÙÙاÙÙÙ ÙØ´ÙرÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙاÙÙصÙر٠عÙبÙادÙÙ٠اÙÙÙ ÙÙÙØÙÙدÙÙÙÙØ©Ù ÙÙاÙÙصÙر٠٠ÙÙÙ ÙÙصÙر٠اÙدÙÙÙÙÙÙ ÙÙاخÙØ°ÙÙÙ Ù ÙÙÙ Ø®ÙØ°ÙÙ٠اÙÙÙ ÙسÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙ Ù٠دÙÙ ÙÙر٠أÙعÙدÙاء٠اÙدÙÙÙÙÙÙ ÙÙاعÙÙÙ ÙÙÙÙÙ ÙاتÙÙ٠إÙÙÙÙ ÙÙÙÙ٠٠اÙدÙÙÙÙÙÙ. اÙÙÙÙÙ Ù٠ادÙÙÙع٠عÙÙÙÙا اÙÙبÙÙاÙØ¡Ù ÙÙاÙÙÙÙبÙاء٠ÙÙاÙزÙÙÙاÙزÙÙÙ ÙÙاÙÙÙ ÙØÙÙÙ ÙÙسÙÙÙء٠اÙÙÙÙتÙÙÙØ©Ù ÙÙاÙÙÙ ÙØÙÙÙ Ù Ùا ظÙÙÙر٠٠ÙÙÙÙÙا ÙÙÙ Ùا بÙØ·ÙÙ٠عÙÙ٠بÙÙÙدÙÙÙا اÙÙÙدÙÙÙÙÙÙسÙÙÙÙا خآصÙÙØ©Ù ÙÙسÙائÙر٠اÙÙبÙÙÙدÙاÙ٠اÙÙÙ ÙسÙÙÙÙ ÙÙÙÙ٠عآ٠ÙÙØ©Ù ÙÙا رÙبÙ٠اÙÙعÙاÙÙÙ ÙÙÙÙÙ. رÙبÙÙÙÙا آتÙÙا٠ÙÙ٠اÙدÙÙÙÙÙÙا ØÙسÙÙÙØ©Ù ÙÙÙÙ٠اÙÙآخÙرÙØ©Ù ØÙسÙÙÙØ©Ù ÙÙÙÙÙÙا عÙØ°Ùاب٠اÙÙÙÙارÙ. رÙبÙÙÙÙا ظÙÙÙÙ ÙÙÙا اÙÙÙÙÙسÙÙÙا ÙÙØ¥ÙÙ ÙÙ٠٠تÙغÙÙÙر٠ÙÙÙÙا ÙÙتÙرÙØÙÙ ÙÙÙا ÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙ٠اÙÙØ®ÙاسÙرÙÙÙÙÙ. عÙبÙادÙاÙÙÙÙ ! Ø¥ÙÙÙ٠اÙÙÙÙ ÙÙØ£ÙÙ ÙرÙÙÙا بÙاÙÙعÙدÙÙÙ ÙÙاÙÙØ¥ÙØÙسÙاÙÙ ÙÙØ¥ÙÙÙتآء٠ذÙ٠اÙÙÙÙرÙبÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙÙ٠عÙÙ٠اÙÙÙÙØÙشآء٠ÙÙاÙÙÙ ÙÙÙÙÙر٠ÙÙاÙÙبÙغÙÙ ÙÙعÙظÙÙÙÙ Ù ÙÙعÙÙÙÙÙÙ٠٠تÙØ°ÙÙÙÙرÙÙÙÙÙ ÙÙاذÙÙÙرÙÙا اÙÙÙ٠اÙÙعÙظÙÙÙÙ Ù ÙÙØ°ÙÙÙرÙÙÙÙ Ù ÙÙاشÙÙÙرÙÙÙÙ٠عÙÙÙÙ ÙÙعÙÙ ÙÙÙ ÙÙزÙدÙÙÙÙ Ù ÙÙÙÙØ°ÙÙÙر٠اÙÙÙ٠أÙÙÙبÙر
- Wamenkes: Indonesia Masih Kekurangan 120 Ribu Dokter Umum
- 18 September 1988: Pemberontakan 8888 di Myanmar Berakhir Setelah Kudeta Militer Berdarah
- Kejagung Setujui Restorative Justice Kasus Narkoba di Surakarta
- Megawati Bertemu Prabowo Sebelum Pelantikan, Sinyal PDIP Segera Gabung KIM Plus?
- Ini Strategi Cagub Sultra ASR Buka Lapangan Kerja Luas bagi Milenial dan Gen Z
Berita Terpopuler
-
PP Muhammadiyah Temui Jokowi, Sampaikan Terima Kasih dan Penghargaan
merdeka.com 17 Sep 2024 -
VIDEO: Kata-Kata Spontan Prabowo Terkejut Ibu Iriana Nimbrung Ikut Foto Bareng di IKN
merdeka.com 17 Sep 2024 -
Resmikan Kantor FIBA di Indonesia, Jokowi Harap Lahirkan Banyak Atlet Berprestasi
merdeka.com 17 Sep 2024 -
Jokowi Tegaskan Bukan Ekspor Pasir Laut yang Dibuka, Tapi Sedimen
merdeka.com 17 Sep 2024 -
Jokowi Minta Masalah Kadin Diselesaikan di Internal: Jangan Bola Panasnya Disorong ke Saya
merdeka.com 17 Sep 2024