Alasan Lontong Cap Go Meh Disajikan saat Imlek, Ada Kaitan Sejarah Akulturasi Budaya Jawa
Tradisi mengonsumsi lontong cap go meh di penghujung perayaan Imlek ternyata memiliki makna tersendiri.

Cap Go Meh yang juga dikenal sebagai 15 Cia-gwee atau 15 Zheng yue merupakan perayaan yang menandai akhir dari Tahun Baru Imlek. Perayaan Cap Go Meh tahun ini jatuh pada tanggal 12 Februari 2025, tepat pada hari ke-15 di bulan pertama Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili.
Cap Go Meh berasal dari kata "Cap Go" yang artinya "lima belas", dan "Meh" yang artinya malam. Secara sederhana Cap Go Meh dapat diartikan sebagai malam kelima belas.
- Apa Alasan Perayaan Cap Go Meh Identik dengan Lontong? Ini Sejarah dan Maknanya
- Lontong Cap Gomeh, Hidangan Kuliner Akulturasi Budaya Tionghoa-Indonesia yang Menggugah Selera
- Lontong Cap Go Meh, Simbol Akulturasi Budaya dan Kebersamaan dalam Perayaan Imlek
- Di Balik Sedapnya Lontong Cap Go Meh, Tersimpan Berjuta Makna Budaya
Perayaan ini memiliki sejarah yang panjang dan kaya, berkembang selama berabad-abad di Tiongkok sebelum akhirnya menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Perayaan Cap Go Meh diperingati 15 hari setelah tahun baru Imlek. Biasanya warga Tionghoa Indonesia merayakannya dengan makan hidangan lontong Cap Go Meh. Kenapa harus makan lontong Cap Go Meh?
Asal Usul Cap Go Meh
Cap Go Meh memiliki akar yang dalam di Tiongkok dimulai sejak abad ke-7 Masehi pada masa Dinasti Han. Pada awalnya, perayaan ini dilakukan secara tertutup di lingkungan istana sebagai penghormatan kepada Dewa Thai Yi, dewa tertinggi di langit.
Para petani menggunakan lampion berwarna-warni di sekitar ladang mereka untuk mengusir hama dan memperindah pemandangan. Pada masa Dinasti Tang, perayaan Cap Go Meh kemudian menjadi tradisi yang dirayakan secara luas oleh masyarakat umum.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa Cap Go Meh dirayakan sebagai hari untuk membuang sial, dengan orang-orang keluar rumah untuk berjalan-jalan. Perayaan ini juga dikaitkan dengan Festival Lentera Tiongkok yang meriah dengan parade, arak-arakan, dan festival lampion di malam hari.
Cap Go Meh di Indonesia
Seiring waktu, tradisi Cap Go Meh menyebar ke seluruh dunia bersamaan dengan diaspora Tionghoa termasuk Indonesia. Perayaan ini tetap dirayakan hingga saat ini dengan berbagai kegiatan dan makna yang tetap relevan bagi masyarakat Tionghoa.
Perayaan Cap Go Meh di Indonesia seringkali dirayakan secara besar-besaran, dengan berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat luas. Salah satu tradisi yang populer dalam perayaan Cap Go Meh di Indonesia adalah makan lontong cap go meh.
Lontong cap go meh merupakan hidangan khas yang disajikan pada malam perayaan. Biasanya terdiri dari lontong dengan sayur labu, telur, dan daging ayam atau lainnya. Tradisi ini mencerminkan kegembiraan dan kebersamaan dalam merayakan Cap Go Meh.
Kenapa harus makan lontong Cap Go Meh?
Lontong Cap Go Meh memiliki arti tersendiri bagi etnis Tionghoa di Indonesia. Hidangan ini dianggap spesial dan diakui pembawa keberuntungan. Bentuk lontong yang panjang diyakini melambangkan panjang umur.
Sementara telur melambangkan keberuntungan, dan santan yang dibumbui kuah kunyit berwarna keemasan melambangkan emas dan keberuntungan. Warna kuning keemasan pada lontong ini dianggap sebagai simbol kemakmuran dan kekayaan.
Lontong Cap Go Meh adalah hidangan yang biasa disantap keluarga Tionghoa Indonesia pada saat perayaan Cap Go Meh. Hidangan ini adalah masakan adaptasi peranakan Tionghoa Indonesia terhadap masakan Indonesia, tepatnya masakan Jawa.
Dulu, para pendatang Tionghoa pertama kali bermukim di kota-kota pelabuhan di pesisir utara Jawa. Misalnya Semarang, Pekalongan, Lasem, dan Surabaya. Hal ini berlangsung sejak zaman Majapahit.
Pada saat itu, hanya kaum laki-laki etnis Tionghoa yang merantau ke Nusantara. Mereka kemudian menikahi penduduk lokal para wanita-wanita Jawa dan melahirkan perpaduan budaya Peranakan-Jawa.
Saat perayaan Cap Go Meh Imlek, kaum peranakan Jawa kemudian mengganti hidangan yuanxiao (bola-bola tepung beras) dengan lontong yang disertai berbagai hidangan tradisional Jawa yang kaya rasa.
Mulai dari opor ayam hingga sambal goreng. Makanan ini lalu dipercaya melambangkan asimilasi kaum pendatang Tionghoa dengan penduduk pribumi di Jawa. Cap Go Meh merupakan perayaan yang kaya akan sejarah dan tradisi, berakar dari kepercayaan dan budaya Tionghoa.
Meskipun telah menyebar ke berbagai belahan dunia, perayaan ini tetap mempertahankan nilai-nilai dan makna yang penting bagi masyarakat Tionghoa, termasuk di Indonesia dengan tradisi seperti makan lontong cap go meh.