Ganjar Jawab Bahlil soal Tak Ada Parpol Berkuasa Lebih dari 10 Tahun: Kami Bersama Rakyat
Ganjar mengatakan, pihaknya selalu berjuang bersama rakyat.
Ganjar menyebut sosok Bahlil biasa ke sana ke mari. Namun begitu, dia tidak menjelaskan lebih jauh maksud dari pernyataannya itu.
Ganjar Jawab Bahlil soal Tak Ada Parpol Berkuasa Lebih dari 10 Tahun: Kami Bersama Rakyat
Calon presiden (capres) nomor urut tiga Ganjar Pranowo menanggapi pernyataan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia bahwa tak ada partai politik yang bisa berkuasa lebih dari 10 tahun pascareformasi. Ganjar mengatakan, pihaknya selalu berjuang bersama rakyat.
“Ya kalau kita selalu bersama dengan rakyat saja. Kalau Pak Bahlil kan unik orangnya,” tutur Ganjar usai blusukan di Pasar Kliwon Solo, Jawa Tengah, Minggu (24/12).
Ganjar menyebut sosok Bahlil yang biasa ke sana ke mari. Namun begitu, dia tidak menjelaskan lebih jauh maksud dari pernyataannya itu.
“Ya unik ya, orang yang adaptif, ke sana ke mari, biasa saja, saya kenal betul dengan Pak Bahlil,” kata Ganjar.
Sebelumnya, Bahlil Lahadalia mengatakan, seluruh kepala daerah, anggota legislatif, hingga presiden akan berganti sesuai dengan berjalannya demokrasi. Dia menyebut, tak ada partai politik yang bisa berkuasa lebih dari 10 tahun.
"Demokrasi terlepas plus minusnya, hari ini semua pejabat itu silih berganti. Gubernur, bupati, walikota, anggota DPR, presiden, semua dipilih secara langsung, tidak ditunjuk-tunjuk. Tidak ada partai politik yang 10 tahun berkuasa penuh pascareformasi, tidak ada,"
kata Bahlil di acara Simposium Demokrasi & Deklarasi Pemilu Damai di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu (23/12).
merdeka.com
Bahlil mencontohkan pergantian presiden yang terjadi.
Misalnya, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang digantikan Megawati Soekarnoputri, kemudian digantikan lagi oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan seterusnya.
"Setelah reformasi, Gus Dur. Habis Gus Dur, Ibu Mega, habis Ibu Mega, Demokrat. Orang bilang itu partai pemenang Golkar, habis itu partai pemenang PDI-P, habis itu partai pemenang Demokrat," ujar Bahlil.
Dari pergantian pemimpin itu, partai pengusung yang berkuasa juga berganti.
"Demokrat bertahan hanya sampai 10 tahun, ganti lagi, kalau di era Orde Baru itu sampai 30 tahun Golkar berkuasa. Setelah itu, SBY selesai berkuasa diganti Pak Jokowi, PDI-P berkuasa. Sudah hampir 10 tahun juga ini," tambah Bahlil.
Maka dari itu, dia meminta partai politik untuk berhati-hati karena akan selalu ada pergantian kepemimpinan.
"Jadi hati-hati ada silih bergantinya ini, kira-kira kan. Kalau kata sejarah dari reformasi, partai berkuasa 10 tahun nanti berganti lagi. Partai berikutnya juga apakah akan bertahan 10 tahun, Wallahualam, saya enggak tahu. Tapi ini sejarah, bukan apa yang Bahlil katakan tapi sejarah yang lakukan,"
tandas Bahlil.
merdeka.com