Fakta Unik Seputar Cap Go Meh 2025, Lebih dari Sekadar Perayaan Spiritual
Lebih dari sekadar perayaan keluarga, Cap Go Meh juga memiliki beragam tradisi unik yang berbeda-beda di setiap daerah di Indonesia.

Tahun Baru Imlek 2025 sudah berlalu, tetapi suasana perayaannya masih terasa hingga Cap Go Meh yang jatuh pada Rabu, 12 Februari 2025. Cap Go Meh, yang merupakan malam ke-15 setelah Tahun Baru Imlek, adalah puncak dari perayaan yang kaya akan makna dan tradisi khusus, terutama di Indonesia dan Malaysia. Berbeda dengan Tiongkok yang menyebutnya Yuan Xiao Jie atau Festival Lampion, Cap Go Meh memiliki arti penting sebagai simbol keberuntungan dan harapan di tahun baru.
Mengapa perayaan Cap Go Meh ini menjadi sangat istimewa? Perayaan ini menandai selesainya rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek selama 15 hari. Pada saat ini, keluarga berkumpul untuk menikmati hidangan spesial, menyaksikan pertunjukan barongsai yang penuh semangat, dan menerangi malam dengan lampion-lampion yang indah. Lampion yang bersinar melambangkan harapan akan keberuntungan dan kebahagiaan di sepanjang tahun.
Lebih dari sekadar perayaan keluarga, Cap Go Meh juga memiliki beragam tradisi unik yang berbeda-beda di setiap daerah di Indonesia. Salah satu tradisi yang paling dikenal adalah pawai lampion yang meriah, yang menghiasi jalanan dengan warna-warni cahaya yang menawan. Selain itu, tarian barongsai dan naga juga menjadi bagian penting dari perayaan ini, yang diyakini dapat mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan bagi masyarakat.
Dirangkum Merdeka.com dari berbagai sumber pada Senin (3/2/2025), berikut sejumlah fakta unik terkait Cap Go Meh 2025.
Tradisi Unik Cap Go Meh di Berbagai Daerah
Keunikan perayaan Cap Go Meh di Indonesia sangat terlihat dari berbagai tradisi yang dilestarikan secara turun-temurun. Di Singkawang, Kalimantan Barat, terdapat tradisi Tatung yang ekstrem, di mana para peserta diyakini sedang dirasuki oleh roh leluhur. Mereka melakukan atraksi-atraksi yang mendebarkan, seperti berjalan di atas bara api dan menusuk tubuh dengan benda tajam. Di daerah lain, kita juga menemukan tradisi Peh Cun, yaitu kompetisi mendirikan telur di siang hari, yang diyakini dapat membawa keberuntungan sepanjang tahun.
Selain itu, prosesi kirab budaya dan arak-arakan Toapekong merupakan bagian penting dari perayaan Cap Go Meh di berbagai wilayah. Arak-arakan patung dewa Toapekong ini dipercaya dapat mendatangkan berkah dan kesejahteraan bagi masyarakat setempat. Semaraknya perayaan ini mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi yang ada di Indonesia, menunjukkan betapa beragamnya warisan budaya yang dimiliki oleh bangsa ini.
Sajian Kuliner Khas Cap Go Meh

Perayaan Cap Go Meh tidak akan sempurna tanpa kehadiran kuliner khas yang menggugah selera. Beragam makanan yang lezat disajikan, mencerminkan perpaduan antara budaya Tionghoa dan Nusantara. Salah satu hidangan yang menarik perhatian adalah Lontong Cap Go Meh, yang menyajikan kombinasi cita rasa dari kedua budaya tersebut. Selain itu, kue keranjang dan tangyuan, yang memiliki bentuk bulat melambangkan keharmonisan dalam keluarga, juga menjadi favorit di acara ini.
Tangyuan, yang terbuat dari tepung beras ketan yang diisi pasta manis, sering kali menjadi penutup yang manis dan mengesankan. Teksturnya yang lembut serta rasa manisnya menjadi simbol harapan untuk tahun yang penuh kebahagiaan dan kemakmuran.
Tidak ketinggalan, Haisom (Teripang) juga hadir sebagai simbol kesejahteraan dan kemakmuran. Onde-onde, yang berbentuk bulat, melambangkan rezeki dan keberuntungan yang terus mengalir.
Semua hidangan tersebut menjadi bagian integral dari perayaan Cap Go Meh, yang tidak hanya memperkaya pengalaman kuliner tetapi juga menciptakan keakraban di antara anggota keluarga.
Makna Spiritual Cap Go Meh
Di balik suasana meriah yang ditampilkan, Cap Go Meh sebenarnya menyimpan makna spiritual yang sangat dalam, terutama bagi penganut Konghucu. Malam ke-15 bulan pertama ini dianggap sebagai waktu yang ideal untuk memohon berkah dan keselamatan dari dewa-dewa, serta berharap akan keberuntungan dan rezeki di tahun yang baru. Dalam rangkaian doa dan persembahan, umat mengekspresikan rasa syukur serta harapan untuk masa depan yang lebih cerah.
Kombinasi antara tradisi, budaya, dan spiritualitas inilah yang menjadikan Cap Go Meh sebagai perayaan yang istimewa dan bermakna. Perayaan ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai pengingat akan nilai-nilai luhur yang harus terus dipelihara dan diwariskan kepada generasi yang akan datang. Dengan harapan, semoga perayaan Cap Go Meh senantiasa membawa kedamaian, keberuntungan, dan keharmonisan bagi seluruh masyarakat.
1. Kenapa Cap Go Meh dirayakan 15 hari setelah Imlek?
Karena tanggal 15 dalam kalender Lunar menandai bulan purnama pertama setelah Tahun Baru Imlek, yang melambangkan penyempurnaan dan harapan baru.
2. Apa arti nama Cap Go Meh?
Istilah Cap Go Meh berasal dari bahasa Hokkien, yang memiliki arti khusus. Kata "Cap" berarti sepuluh, "Go" berarti lima, dan "Meh" berarti malam. Dengan demikian, jika diartikan secara harfiah, Cap Go Meh berarti "malam ke-15".
3. Apakah Cap Go Meh hanya dirayakan oleh masyarakat Tionghoa?
Cap Go Meh, meskipun berasal dari tradisi Tionghoa, kini telah menjadi perayaan yang melibatkan berbagai etnis dan budaya di Indonesia.