Anak SD Asal Banyuwangi Sabet Juara di Kompetisi Coding Internasional, Ternyata Sekolahnya Jauh dari Pusat Kota
Sejumlah anak tersebut rupanya berasal dari beberapa sekolah yang justru jauh dari pusat kota. Lantas, bagaimana kisah inspiratifnya?
Bangsa Indonesia kini patut berbahagia,. Sebab, sejumlah anak generasi muda di tanah air sukses mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Berasal dari berbagai daerah di Indonesia, mereka berhasil menyabet juara dalam ajang kompetisi 'coding' tingkat internasional di Korea Selatan. Emas hingga perunggu sukses dibawa ke tanah air.
Sejumlah anak tersebut rupanya berasal dari beberapa sekolah yang justru jauh dari pusat kota. Lantas, bagaimana kisah inspiratifnya tersebut? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Anak SD Asal Indonesia Juara Lomba Coding
Kabar bahagia bagi bangsa Indonesia datang dari dunia pendidikan. Sebab, sejumlah anak dari berbagai daerah di tanah air berhasil mencatatkan prestasi gemilang di kancah internasional.
Mereka adalah Felicia Dahayu dari Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Jose Norotouw asal Kota Jayapura, Cressya Wianopa dari Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Esra Samuel Weyai dari Kabupaten Biak Numfor, Papua, Uril Algifari dari Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, serta Fanita Tenouye dari Kabupaten Nabire, Papua Tengah.
Anak-anak tersebut dinyatakan sebagai juara dalam ajang kompetisi Coding World Innovative Technology Challenge 2024, yang digelar pada 2-3 November 2024 di Chonnam National University, Yeosu-si, Korea. Kompetisi tersebut diketahui juga turut diikuti Filipina hingga Korea.
Dalam kompetisi bergengsi tersebut, mereka sukses menyabet dua emas, satu perak, dan tiga perunggu.
Ikuti Pelatihan Singkat
Padahal, sejumlah anak yang diketahui masih duduk di bangku sekolah dasar tersebut hanya mengikuti pembekalan serta pelatihan selama enam bulan saja. Hal tersebut selayaknya yang diungkap Ketua Delegasi Indonesia Budi Chang melalui keterangannya di Jakarta, Senin (4/11).
"Tim ini dilatih selama enam bulan dari nol, yakni seminggu dua kali selama 3-4 jam per hari," terangnya, demikian dilansir dari Antara.
Kehebatan para peserta dari tanah air tersebut bahkan diungkap Budi memicu rasa takjub dari delegasi lainnya.
"Peserta dari negara lain kaget kok bisa Indonesia dapat emas dengan pelatihan begitu singkat," ungkapnya.
Selain kecerdasan mereka sendiri, yang menjadi istimewa dari kemenangan anak-anak tersebut ialah karena asal daerah mereka. Bukan berasal dari sekolah di area perkotaan, mereka justru merupakan putra-putri daerah yang cenderung mengalami kesulitan dalam berhitung dan pelajaran matematika.
Sosok Felicia Dahayu
Sosok Felicia Dahayu misalnya. Gadis cantik asal Banyuwangi itu berhasil meraih emas.
Felicia sendiri merupakan putri daerah yang tinggal di Dusun Krajan, Siliragung. Dia pun turut menuntut ilmu di sebuah sekolah dasar yang jauh dari pusat kota Banyuwangi, setidaknya membutuhkan perjalanan selama 60 menit.
Namun siapa sangka jika Felicia justru memiliki potensi yang baik di bidang matematika. Pada peringatan Hari Jadi Banyuwangi, Desember 2023 lalu, Bupati Ipuk Fiestiandani pun memberikan penghargaan kepada Felicia sebagai “Warga Inspiratif”. Felicia juga didaulat berbagi pengetahuan matematika di Fakultas Teknik Universitas Cendrawasih.
Felicia adalah satu dari ribuan anak-anak desa di Banyuwangi yang mengikuti pelatihan Smart Gasing binaan ilmuwan Indonesia, Prof Yohanes Surya. Potensinya sudah terlihat sejak pelatihan pertama di Banyuwangi.
Kini, Felicia fokus untuk mengikuti lomba Olimpiade Matematika se-Asia, “Asia Science and Mathematics Olympiad for Primary and Secondary School (ASMOPSS)" yang diikuti para pelajar terbaik se-Asia, yang akan digelar tahun ini. Dia dilatih matematika lanjutan hingga level yang cukup tinggi.