Bak Firaun Mengaku Tuhan & Minta Disembah, Raja di Jawa ini Kabur Ditaklukan Ken Arok
Kerajaan Kediri memiliki luas hingga seluruh pulau Jawa dan sebagian Sumatera.
Kerajaan Kedirisalah satu kerajaan besar di Nusantara yang juga mengukir banyak cerita sejarah. Kerajaan Kediri memiliki luas hingga seluruh pulau Jawa dan sebagian Sumatera.
Pada zaman itu, Kerajaan Kediridipimpin oleh beberapa Raja mulai dari Sri Samarawijaya hingga terakhir oleh Sri Kertajaya. Ada seorang raja di Jawa yang kemudian berlaku layaknya Firaun dan meminta rakyat untuk menyembahnya.
-
Kenapa Sumpah Pemuda menjadi momentum penting dalam sejarah Indonesia? Sumpah Pemuda memiliki makna penting dalam sejarah Indonesia. Sebab menjadi momentum penyatuan para pemuda dari berbagai etnis dan latar belakang untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
-
Apa yang menjadi cikal bakal sejarah penerbangan sipil di Indonesia? Pesawat persembahan dari masyarakat Aceh ini menjadi langkah besar industri penerbangan sipil di Indonesia. Saat ini, orang-orang bisa menikmati penggunaan transportasi udara yang jauh lebih nyaman dan aman tentunya. Namun, tidak banyak yang tahu bagaimana sejarah awal mula penerbangan sipil di Indonesia. Adanya transportasi udara ini berkat tokoh dan masyarakat terdahulu yang ikut andil dalam menorehkan sejarah penerbangan sipil di Indonesia.
-
Apa yang digambarkan akun Tiktok @endofearth tentang Indonesia di masa depan? Akun TikTok ini menggunakan AI untuk menggambarkan kondisi Indonesia bak kota mati di masa mendatang. Di era modern ini, teknologi AI telah tersebar luas di mana manusia menggunakannya untuk berbagai keperluan. Penggunaan teknologi AI telah mengubah banyak aspek kehidupan manusia, terutama di bidang fotografi.
-
Siapa yang meneliti sejarah Sidoarjo? Mengutip artikel berjudul Di Balik Nama Sidoarjo karya Nur Indah Safira (Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 2000), Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan sebutan Kota Delta yang merujuk pada sejarah daerah ini yang dulunya dikelilingi lautan.
-
Di mana sejarah terasi dapat ditelusuri? Sejarah terasi di kawasan Cirebon dapat ditelusuri hingga masa kekuasaan Pangeran Cakrabuana, yang memainkan peran penting dalam perkembangan kawasan tersebut.
-
Bagaimana sejarah Lembah Anai terbentuk? Konon, dulunya air terjun ini menjadi saksi bisu pergerakan rakyat Minang dalam melawan penjajahan. Pada masa kolonial, masyarakat setempat dipaksa untuk menjadi pekerja membangun jalan lintas Sumatera yang menghubungkan antara Kota Padang dan Padang Panjang via Lembah Anai.Masyarakat Minang yang bekerja dalam proyek pembangunan jalan tersebut harus menempuh jarak yang cukup jauh, bahkan bisa berhari-hari dari tempat mereka tinggal menuju lokasi pembangunan jalan.
Dia pun mendapat serangan dari Kerajaan Tumapel yang tidak menyetujui perlakuan Kertajaya sebagai Raja. Berikut ulasan selengkapnya, Senin (6/2).
Daftar Nama Raja Kerajaan Kediri yang Tercatat di Berbagai Prasasti
Berdiri sejak tahun 1045 M, Kerajaan Kediri sempat dipimpin oleh beberapa Raja yang tercatat dalam berbagai prasasti dan kitab kuno. Kerajaan besar yang menguasai hampir seluruh Pulau Jawa hingga sebagian Sumatera ini runtuh pada tahun 1222 M.
Kerajaan Kediri dipimpin oleh salah satu raja yang berhasil membawa Kerajaan Kediri di zaman keemasan yaitu Sri Aji Jayabaya. Berdiri selama 177 tahun, ada beberapa raja yang berkuasa.
Berikut adalah daftar Raja yang tercatat dalam berbagai prasasti seperti dilansir dari laman resmi Pemkot Kediri kedirikota.go.id.
1. Sri Samarawijaya
2. Sri Jayawarsa
3. Raja Bameswara
4. Sri Jayabaya
5. Sri Sarweswara
6. Sri Aryeswara
7. Sri Gandra
8. Sri Kameswara
9. Sri Kertajaya
Kertajaya Mengaku Tuhan & Minta Disembah
Ada salah satu Raja dari Kerajaan Kediri yang berperilaku layaknya Firaun di Mesir. Dia mengaku sebagai Tuhan, Sri Maharaja Kertajaya.
Dia merupakan raja terakhir dari Kerajaan Kediri yang berkuasa pada tahun 1194 M - 1222 M. Di masa raja Kertajaya, Kediri jatuh lantaran serangan dari Tumapel (Singashari).
Nama Raja Kertajaya tercatat dalam teks Nagarakertagama tahun 1365 M yang sudah ditulis setelah zaman Kerajaan Kediri. Namun namanya tercatat dengan nama Prabu Dandhang Gendis di dalam teks Pararaton Raja Kertajaya. Perlu diketahui, stabilnya pemerintahan Kerajaan Kediri mulai menurun sebab Raja mempunyai maksud mengurangi hak-hak kaum Brahmana.
Dia pun ingin disembah sebagai seorang Dewa sehingga kaum Brahmana menolak dan menentang keputusannya. Mereka memilih lari dan meminta bantuan dari Kerajaan Tumapel yang dipimpin Ken Arok. Hal ini diketahui oleh Kertajaya sehingga sigap mempersiapkan pasukan untuk menyerang Tumapel.
Pasukan Kediri Kalah, Kertajaya Melarikan Diri
Kerajaan Tumapel yang kala itu dipimpin oleh Ken Arok akhirnya melakukan serangan balik ke Kerajaan Kediri. Kedua pasukan itu bertemu di dekat Ganter pada tahun 1222 M.
Pertempuran ini berhasil dimenangkan oleh Tumapel dan pasukan Kediri dikalahkan.
Sementara, Raja Kertajaya berhasil melarikan diri dan nasibnya tidak diketahui. Sejak saat itu pula kekuasaan Kerajaan Kediri berakhir dan menjadi kekuasaan Tumapel.
Asal-Usul Kerajaan Kediri
Para Raja di Kerajaan Kediri merupakan keturunan dari Raja Airlangga yang berkuasa di Kerajaan Medangkamulan. Di tengah kejayaannya, Airlangga lalu memindahkan pemerintahan ke wilayah Kahuripan. Kerjaaan itu disebut dengan Panjalu dengan pusat pemerintahan berada di Daha.
Airlangga mempunyai dua putra yaitu, Sri Samarawijaya dan Mapanji Garasakan yang saling berebut kekesuaan. Guna menghindari bentrokan pada tahun 1041 M, Airlangga membagi kerajaannya menjadi dua yakni Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu (Kediri). Dua kerajaan ini dipisahkan oleh Gunung Kawi dan Sungai Brantas.
Sri Samarawijaya mendapatkan kerajaan wilayah barat yaitu Kerajaan Panjalu dengan pusat pemerintahan di Kota Daha. Sementara Mapanja Garasakan mendapatkan kerajaan wilayah timur yang bernama Janggala dengan pusat pemerintahan Kahuripan.
Dikenal dengan Kediri, akhirnya Kerajaan Panjalu mempunyai wilayah kekuasaan diantaranya Kediri dan Madiun. Sedangkan Janggala meliputi daerah Malang dan delta sungai Brantas dengan pelabuhan Surabaya, Rembang dan Pasuruhan. Walau sudah dibagi dua, akan tetapi kedua anak Airlangga merasa berhak atas seluruh tahta Airlangga, maka peperangan terus-menerus terjadi selama 60 tahun dan berhasil dimenangkan oleh Panjalu yang menguasai seluruh tahta Airlangga.