BLT, Dulu Dikritik Megawati di Zaman SBY Kini Dipakai Jokowi
BLT, Dulu Dikritik Megawati di Zaman SBY Kini Dipakai Jokowi
Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) membagikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat mencuri perhatian publik.
Sebab, kebijakan yang pernah populer di era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini pernah mendapat kritik keras dari PDIP, partai yang menaungi Jokowi.
-
Kapan Presiden Jokowi memberikan BLT El Nino di Banyumas? Selain itu, Presiden Jokowi juga memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) El Nino kepada para penerima manfaat di Gudang Bulog Klahang, Banyumas.
-
Kenapa sapi Presiden Jokowi di Blora mengamuk? Diketahui, sapi tersebut mengamuk saat warga berupaya menjatuhkannya untuk kemudian disembelih.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Apa yang terjadi pada sapi Presiden Jokowi di Blora? Tampak sapi tersebut mengamuk saat akan disembelih Dalam video yang diunggah akun YouTube Liputan6, tampak saat akan disembelih, muka sapi itu ditutup dengan sebuah kain. Diketahui, sapi tersebut mengamuk saat warga berupaya menjatuhkannya untuk kemudian disembelih.
-
Kenapa Jokowi meninjau Gudang Beras Bulog? Kepala Negara mengaku, hal itu harus dilakukan demi memastikan ketersediaan beras jelang momentum hari raya Lebaran yang sisa sepekan lagi.
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
Seperti diketahui, di awal Pandemi Covid 19 lalu, pemerintahan Jokowi menggelontorkan BLT kepada masyarakat. Belakangan, melonjaknya harga minyak goreng pun membuat Jokowi mengeluarkan kebijakan BLT untuk masyarakat.
Keputusan pemerintah untuk memberikan BLT minyak goreng di tengah melonjaknya harga minyak saat ini pun dinilai kurang tepat. Berikut ulasan selengkapnya:
Kebijakan BLT Dulu Ramai Dikritik
Kebijakan Bantuan Langsung Tunai (BLT), sempat populer di era kepemimpinan SBY pada tahun 2013 lalu. Banyak pihak termasuk PDIP, partai yang menaungi Jokowi sempat mengkritik pedas kebijakan SBY itu karena disebut sebagai kebijakan yang memanjakan rakyat.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada saat itu mengatakan, bahwa kebijakan SBY saat menaikkan harga BBM pada tahun 2013 lalu tidaklah baik untuk masyarakat. Apalagi, kebijakan tersebut dibarengi dengan pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Saat itu, pemerintah memberikan BLT berupa uang sebesar Rp200 ribu sampai Rp300 ribu. Hal itu dikritik karena terkesan merendahkan harga diri masyarakat. Mega juga sempat mengaku miris karena beberapa antrean pembagian BLT sempat memakan korban.
©Liputan6.com/Yopi Makdori
"Kalau diliput stasiun tv luar, hanya karena dua lembar uang berwarna itu rela berkorban, apa kata dunia," ujar Megawati di acara deklarasi Gerakan Nelayan Tani Indonesia (GANTI) sebagai sayap PDI Perjuangan di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Sabtu (13/4/2013).
Tak hanya Megawati, hampir semua fraksi pada saat itu juga akhirnya ikut mengkritik dan menolak kebijakan BLT. Sebab, beberapa pihak menyebut, jika penuntasan kemiskinan tidak bisa diatasi dengan memberikan sejumlah uang, melainkan membuka lapangan pekerjaan baru.
Kini Kebijakan BLT Dipakai
Sempat mengalami penolakan dari berbagai kalangan elite politik, kebijakan BLT saat ini justru seolah menjadi 'andalan' bagi pemerintah. Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K Harman, melalui cuitannya di Twitter pun ikut menyoroti kebijakan Presiden.
"Apa benar ada BLT? Era Presiden SBY program ini dielukan rakyat. Terutama yg amat miskin. Ketika Presiden Jokowi berkuasa, program BLT dikutuk habis. Dianggapnya, itu program bikin rakyat manja, tidak mandiri,dan meninabobokan. Kini yg dikutuknya itu dihidupkan lagi. #RakyatMonitor," cuitnya dalam akun @BennyHarmanID
Apa benar ada BLT?. Era Presiden SBY program ini dielukan rakyat.Terutama yg amat miskin.Ketika Presiden Jokowi berkuasa, program BLT dikutuk habis. Dianggapnya, itu program bikin rakyat manja,tidak mandiri,dan meninabobokan. Kini yg dikutuknya itu dihidupkan lagi. #RakyatMonitor https://t.co/ubC49wSZbJ
— Benny K Harman (@BennyHarmanID) April 2, 2022
Pernyataan Benny itu disampaikan menyusul keputusan Presiden Jokowi yang mengumumkan akan menyalurkan BLT kepada 20,5 juta masyarakat akibat kenaikan harga minyak goreng.
Kebijakan BLT Minyak Goreng
Jumat (1/4) lalu, Presiden Jokowi mengumumkan bahwa pemerintah akan memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebagai kompensasi atas tingginya harga minyak goreng. BLT minyak goreng kepada masyarakat sebesar Rp100 ribu per bulan.
Bantuan itu diberikan selama 3 bulan dari April hingga Juni 2022, sehingga masyarakat mendapat uang Rp300 ribu.
Bantuan itu rencananya akan diberikan kepada 20,5 juta keluarga yang termasuk dalam daftar bantuan pangan non tunai dan program keluarga harapan PKH, serta 2,5 juta PKL yang berjualan makanan.
Sejumlah pihak menilai kebijakan itu seakan menyiratkan pemerintah tak bisa mengendalikan harga minyak goreng. Padahal, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil terbesar kelapa sawit.