Buku 'Pusaka' Peninggalan Letnan Achijat Sniper Diduga Pembunuh Jenderal Mallaby dari Inggris Terungkap, Isinya Tak Ternilai
Berikut isi buku 'pusaka' peninggalan Letnan Achijat sniper diduga pembunuh Jenderal Mallaby dari Inggris.
Berikut isi buku 'pusaka' peninggalan Letnan Achijat sniper diduga pembunuh Jenderal Mallaby dari Inggris.
Buku 'Pusaka' Peninggalan Letnan Achijat Sniper Diduga Pembunuh Jenderal Mallaby dari Inggris Terungkap, Isinya Tak Ternilai
Buku 'pusaka' peninggalan Letnan Achijat beredar luas di media sosial.
Terlihat isi dari buku tersebut tidak ternilai harganya. Buku 'pusaka' ini sendiri dibagikan oleh anak sang Letnan dalam akun media sosial miliknya.
Bagaimana isi buku 'pusaka' peninggalan Letnan Achijat sniper diduga pembunuh Jenderal Mallaby dari Inggris? Melansir dari akun TikTok nuriachijat, Selasa (30/1), simak ulasan informasinya berikut ini.
- Cerita Lettu Cke Rizal Mutaqin Suka Menulis Sejak Kecil Hasilkan Karya 10 Buku 'Pena Lebih Tajam dari Peluru'
- 15 Pantun Bahasa Ngapak Tegal Lucu dan Menghibur, Cocok Jadi Hiburan di Waktu Senggang
- 6 Cerita Pengalaman Lucu Bahasa Jawa Singkat, Kocak dan Bikin Ngakak
- Tokoh Laskar Pelangi dan Unsur Intrinsik dalam Ceritanya, Berikut Penjelasannya
Buku atau agenda Letnan Achijat dibongkar oleh sang anak, Nuri Achijat. Nuri membagikan isi buku berharga tersebut ke akun media sosial miliknya.
"Agenda Gerilya Bapak," tulisnya dalam keterangan video.
"Video ini merupakan bagian kecil dari bukti perjuangan pahlawan bangsa dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan," jelasnya.
Nuri menjelaskan, mendiang sang Ibu rupanya menyimpan buku yang berisi agenda gerilya ayahnya saat perang kemerdekaan RI. Khususnya saat sang Ayah memimpin pasukannya.
"Sejak wafatnya Almh. Ibu, aku baru mengetahui di tas Almh. Ibu tersimpan agenda gerilya Alm. Bapak saat memimpin pesukannya, yang isinya?,"
tulisnya.
TikTok nuriachijat
"Penyamaran dan Pergerakan Anggota Pasukan,"
"Anggota Pasukan mendapatkan Gaman, terima baju dan celana untuk penyamaran"
"Sedang mengintai Pengkhianat dan Anggota pasukan sakit,"
"Pembagian Senjata dan Nama Anggota Regu yang sakit,"
Di dalam buku 'pusaka' ini juga berisikan kabar duka cita pendiri Nahdlatul Ulama (NU), K.H. Hasyim Asy'ari meninggal dunia.
"K.H. Hasyim Asy'ari meninggal,"
Selain itu, juga terdapat sandi-sandi pertempuran yang ditulis tangan oleh Letnan Achijat. "Sandi-sandi Pertempuran,"
"Wilayah Pertahanan Pasukan & Sandi-sandi Pertempuran,"
"Dicari pengecut (Pengkhianat)," jelasnya.
"Pinjam Terima senjata,"
"Pembagian Uang kepada Anggota Pasukan,"
"Laporan-laporan dari Anggota Pasukan,"
"Gugurnya seorang anggota pasukan,"
"Kehilangan jam tangan dan gugurnya seorang anggota pasukan,"
"Memimpin Pasukan Musdaeki yang keluar dari tawanan,"
"Pergerakan Anggota pasukan,"
Kemudian juga berisikan catatan pernikahan Bung Tomo di Malang. "Perkawinan Bung Tomo di Malang,"
"Pergerakan anggota pasukan dan penggabungan pasukan,"
"Pembagian uang dan catatan utang anggota pasukan,"
Letnan Achijat juga menuliskan pengertian istilah-istilah asing untuk para anggotanya. "Pengertian istilah-istilah asing untuk anggota pasukan,"
Di video terpisah, Nuri membagikan nama-nama anggota Pasukan Alap-Alap yang dipimpin oleh Letnan Achijat. Nama-nama anggota ini pun juga ditulis tangan oleh sang Jenderal.
Bagi yang belum tahu, Letnan Achijat merupakan pejuang kemerdekaan yang berasal dari Surabaya.
Sosoknya dikenal sebagai pasukan Simokerto Alap-Alap. Di mana sangat terkenal kisah perjuangannya khususnya di kalangan masyarakat Surabaya.
Pertempuran ini dipicu oleh terbunuhnya Jenderal Mallaby, pemimpin Tentara Inggris untuk Jawa Timur pada 30 Oktober 1945.
Tewasnya Jenderal Mallaby memang masih tidak diketahui secara pasti di tangan siapa.
Namun, Letnan Achijat diduga menjadi sniper yang mengirim sang jenderal ke alam baka.
Menurut anak Letnan Achijat yang bernama Alki Kiraamim Bararah, sang ayah sempat merasa bersalah atas terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby. Sebab, tewasnya pemimpin Tentara Inggris itu menjadi pemicu utama meledaknya perang 10 November 1945 di Surabaya.
Jenderal Mallaby sendiri tewas tertembak di Jembatan Merah, Surabaya pada 30 Oktober 1945.
Meski begitu, perang 10 November 1945 menjadi salah satu sebab dunia akhirnya mengetahui dan mengakui kemerdekaan RI.
Letnan Achijat meninggal dunia pada tahun 1976.
Sang letnan meninggal akibat kecelakaan di Surabaya. Letnan Achijat dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Ngagel. Ia meninggalkan seorang istri dan 12 orang putra.