Bursa Panas Calon Panglima TNI, Kasad Jenderal Andika VS Kasal Laksamana Yudo
Kemungkinan jatahnya ke darat atau laut.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan pensiun pada November 2021 mendatang. Bursa calon penggantinya sudah mulai memanas.
Kasad Jenderal Andika Perkasa, Kasal Laksamana Yudo Margono dan Kasau Marsekal Fadjar Prasetyo berpeluang mengisi posisi Hadi.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Kapan Panglima TNI menerima penghargaan? Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dianugerahi penghargaan Meritorious Service Medal dari Pemerintah Singapura.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Apa nama penghargaan yang diterima Panglima TNI? Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dianugerahi penghargaan Meritorious Service Medal dari Pemerintah Singapura.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
Namun kini mengerucut ke dua nama lantaran Panglima saat ini sudah dari Matra Udara. Kemungkinan jatahnya akan jatuh ke Matra Darat atau Laut.
Simak ulasannya berikut ini.
Calon Panglima dari Angkatan Darat
Jenderal Andika Perkasa merupakan seorang perwira tinggi. Diketahui saat ini ia masih menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat. Sebelumnya ia pernah bertugas menjadi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).
©2021 Merdeka.com
Andika mengawali kariernya di militer sebagai perwira pertama infanteri di jajaran korps baret merah Grup 2/Para Komando dan Satuan-81/Penanggulangan Teror (Gultor). Namanya sekian kali bertengger di Kopassus.
Hingga menggiringnya untuk didapuk sebagai Komandan Batalyon 32/Apta Sandhi Prayuda Utama, Grup 3/Sandhi Yudha.
©2021 Liputan6.com/Faizal Fanani
Seusai menamatkan pendidikan di Akademi Militer tahun 1987, ia mengenyam pendidikan di dalam maupun luar negeri. Bahkan ia meraih tiga gelar akademik Strata 2 (M.A., M.Sc., M.Phil). Ditambah lagi 1 gelar akademik Strata-3 (Ph.D) dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di Amerika Serikat.
Berikut di antaranya:
- Sekolah Dasar Kecabangan (Sesarcab) Infanteri
- Pendidikan Komando.
- Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad), jadi Lulusan Terbaik Susreg XXXVII 1999/2000.
- Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia (Sesko) TNI
- Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI).
Sekolah umum:
- The Military College of Vermont, Norwich University, Northfield, Amerika Serikat.
- National War College, National Defense University, Washington DC.
- Harvard University, Massachusetts, Amerika.
- Sekolah Kebijakan Publik dan Administrasi Publik, The George Washington University, Washington DC.
Sepanjang perjalanan kariernya di dunia militer, Jenderal Andika banyak menerima berbagai bintang jasa. Tak hanya itu, ia juga menerima sejumlah brevet, di antaranya:
- Wing Penerbang TNI AU tahun 2019
- Brevet Cakra Kostrad tahun 2018
- Brevet Komando Kopassus
- Brevet Free Fall
- Brevet Jump Master
- Brevet Gultor
Calon Panglima TNI dari Angkatan Laut
©2021 Merdeka.com
Sementara calon Panglima yang diduga kuat selanjutnya ialah Laksamana Yudo Margono. Saat ini ia menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Laut ke-27.
Melansir dari Liputan6.com, Perwira tinggi TNI AL ini sebelumnya mengemban amanat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I sejak 24 September 2019. Laksamana TNI Yudo merupakan alumnus Akademi Angkatan Laut (AAL) angkatan XXXIII/1988.
Pada tahun 1988, ia memulai kariernya dengan menjabat sebagai Asisten Perwira Divisi (Aspadiv) Senjata Artileri Rudal di KRI YNS 332. Kemudian kian bersinar saat dipercaya menjadi Kadep Ops KRI Ki Hajar Dewantara 364 dan Palaksa KRI Fatahillah 361.
Kesuksesan Yudo akhirnya membuat dirinya didapuk menjadi Komandan KRI Pandrong 801, KRI Sutanto 877, hingga KRI Ahmad Yani 351.
Setelah berjaya mengemban tugas jadi komandan berbagai kapal perang TNI AL, membuatnya dipercaya menjadi Komandan Lanal Tual tahun 2004-2008. Sepanjang perjalanan kariernya di dunia militer, Laksamana Yudo mendapatkan berbagai bintang jasa, di antaranya:
- Bintang Jalasena Pratama.
- Bintang Yudha Dharma Nararya.
- Satya Lencana Dharma Samudera, Satya Lencana Kesetiaan XXIV.
- Satya Lencana Kesetiaan VIII.
- Satya Lencana Kesetiaan XVI.
- Satya Lencana Dwidya Sistha.
- Satya Lencana Dharma Nusa.
- Satya Lencana Wira Dharma.
- Satya Lencana Wira Nusa.
- Satya Lencana Kebaktian Sosial.
Lantaran usia Laksamana Yudo masih 55 tahun. Hal itu disebutkan sebagai salah satu penguat dirinya bisa dipilih oleh Presiden Joko Widodo. Meski di lain sisi, Jenderal Andika pun tak kalah berpeluang besar.
Hendropriyono Tepis Isu Lobi Jokowi
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara Abdullah Mahmud Hendropriyono buka suara terkait isu yang menyebut dirinya melobi Presiden Jokowi.
Ia dikabarkan telah melakukan pertemuan agar kursi Panglima TNI diberikan kepada Jenderal TNI Andika Perkasa. Seperti diketahui, Andika merupakan menantu Hendropriyono.
Ia pun membantah tudingan tersebut. "Saya tidak bicara dan tidak pernah bicara tentang hal yang demikian itu, saya tidak pernah begitu hina mau nyosor meminta-minta jabatan. Tidak untuk menantu, anak, apalagi untuk saya sendiri. Tidak pernah," kata Hendro dalam keterangan tertulis, Jakarta, Senin (14/6).
Isu tersebut menggebu usai pertemuan Hendropriyono dan istrinya pun dikaitkan. Usai menyambangi Presiden Jokowi di Istana Negara.
"Sebagai Presiden, tidak mungkin beliau yang datang ke rumah saya. Silaturahmi sebagai dua sahabat adalah hal yang biasa, karena Pak Jokowi setelah menjadi Presiden tidak berubah sama sekali dengan sewaktu dulu sebagai rakyat biasa," paparnya.
©2020 Merdeka.com/Instagram @diaz.hendropriyono
Pada pemberitaan media, disebutkan ada tiga purnawirawan yang mengetahui pertemuan Hendropriyono dengan Jokowi. Mantan Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta itu kembali membantah.
"Katanya dari 3 orang purnawirawan. Kredibilitasnya mereka apa? Kenapa tidak cross check kepada Pak Jokowi atau pihak Istana yang jelas kredibel menyangkut pertemuan saya tersebut," pungkasnya.
(mdk/kur)