Ciri-Ciri Gondongan yang Perlu Diketahui, Ini Cara Mengatasinya
Gondongan ialah peradangan kelenjar ludah di bagian samping wajah (parotis) akibat infeksi virus. Kondisi ini biasanya ditandai dengan pembengkakan pada sisi wajah di bawah telinga.
Ciri-Ciri gondongan ternyata bisa dilihat dengan mudah. Gondongan ialah peradangan kelenjar ludah di bagian samping wajah (parotis) akibat infeksi virus. Kondisi ini biasanya ditandai dengan pembengkakan pada sisi wajah di bawah telinga.
Gondongan disebabkan oleh infeksi virus dari golongan paramyxovirus. Virus tersebut dapat dengan mudah menyebar ke orang lain melalui percikan ludah atau air liur yang keluar mulut atau hidung.
-
Kapan anak yang terinfeksi gondongan bisa menularkan virus? Anak yang terinfeksi bisa menularkan virus sejak beberapa hari sebelum gejala muncul hingga lima hari setelah gejala berakhir.
-
Kapan virus menginfeksi sel inang? Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Dalam kehidupan sehari-hari, virus tidak lagi terdengar asing bagi kita. Bermacam-macam virus dapat menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh manusia yang tidak diinginkan. Jika tubuh kita dalam kondisi menurun (lemah), maka kita dapat dengan mudah terserang penyakit atau virus. Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Bagaimana cara virus menginfeksi sel inang? Virus masuk ke dalam tubuh inang melalui berbagai cara, seperti udara, darah, cairan tubuh, atau kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi virus. Virus mencari sel inang yang cocok untuk menginfeksi. Sel inang adalah sel yang memiliki reseptor yang sesuai dengan protein permukaan virus. Virus melekat pada reseptor sel inang dan memasukkan materi genetiknya (DNA atau RNA) ke dalam sel inang. Materi genetik virus dapat berbentuk untai tunggal atau ganda, linear atau sirkuler.
-
Mengapa virus dapat menyebabkan penyakit? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel inang. Mereka menyebar melalui berbagai mekanisme, seperti udara, air, makanan, atau kontak langsung dengan manusia atau hewan yang terinfeksi.
-
Apa saja jenis virus yang dapat menyerang manusia? Virus Polio. Virus ini merupakan penyebab penyakit polio, yaitu penyakit yang menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Virus ini menular melalui kontak dengan tinja atau air kotor yang tercemar virus. Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi. Virus Hepatitis. Virus ini merupakan penyebab penyakit hepatitis, yaitu peradangan pada hati. Ada beberapa jenis virus hepatitis, seperti hepatitis A, B, C, D, dan E. Virus ini menular melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, atau makanan yang terkontaminasi virus. Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi seperti sirosis, kanker hati, atau gagal hati. Virus Influenza. Virus ini merupakan penyebab penyakit influenza, yaitu penyakit yang menyerang saluran pernapasan. Virus ini menular melalui udara saat penderita batuk, bersin, atau berbicara. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, batuk, pilek, atau sakit tenggorokan. Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi. Virus Dengue. Virus ini merupakan penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD), yaitu penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Virus ini menular melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi virus. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti demam tinggi, nyeri sendi, ruam, muntah, atau perdarahan. Penyakit ini dapat dicegah dengan menghindari gigitan nyamuk. Virus Rabies. Virus ini merupakan penyebab penyakit rabies, yaitu penyakit yang menyerang sistem saraf dan otak. Virus ini menular melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi virus, seperti anjing, kucing, atau kelelawar. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti gila air, agresif, halusinasi, atau koma. Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi. Virus Rotavirus. Virus ini merupakan penyebab penyakit diare akut pada anak-anak. Virus ini menular melalui kontak dengan tinja atau muntah penderita. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti diare, muntah, dehidrasi, atau kejang. Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi. Virus Zika. Virus ini merupakan penyebab penyakit zika, yaitu penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes. Virus ini menular melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi virus, atau melalui hubungan seksual dengan penderita. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti demam, ruam, sakit mata, atau nyeri sendi. Penyakit ini dapat berbahaya bagi ibu hamil karena dapat menyebabkan mikrosefali pada bayi. Virus Ebola. Pertama kali, virus ini ditemukan di dekat sungai Ebola di Zaire (Kongo) sekitar tahun 1976. Ebola merupakan salah satu virus mematikan bagi manusia. Virus ini dapat menyebabkan demam, diare hingga pendarahan. Penyebaran virus melalui kontak dengan benda yang telah terkontaminasi cairan tubuh penderita. Sayangnya, hingga kini virus ebola masih belum ditemukan pengobatannya sama halnya dengan virus HIV. Virus HIV. Virus ini merupakan virus yang akan memperlemah kekebalan tubuh manusia. Hal tersebut akan menyebabkan tubuh rentan terhadap infeksi atau penyakit lainnya. HIV memiliki arti Human Immunodeficiency Virus. Penyebab virus ini ialah adanya proses kontak fisik dengan penderita HIV melalui hubungan seksual yang tidak sehat, pemakaian jarum suntik bekas dengan penderita HIV, penggunaan alat pembuat tato dan body piercing. Tapi, virus ini tidak akan menular melalui kontak langsung sehari-hari ya, misalnya bersentuhan, berjabat tangan, dan berpelukan. Jika virus ini terus berkembang maka virus ini bisa menimbulkan penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome). Virus Corona Paramyxovirus. Siapa yang pernah mendengar nama virus ini? Tentunya virus ini cukup asing di telinga kita. Namun, virus ini rupanya merupakan salah satu virus yang bisa mengancam nyawa manusia. Virus Corona Paramyxovirus menyerang sistem pernafasan sehingga virus ini dapat menular jika manusia menghirup udara yang mengandung virus ini. Hal terburuknya, yaitu virus ini dapat menyebabkan penyakit Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini salah satu jenis penyakit pneumonia yang menginfeksi saluran pernapasan seseorang. Virus berbahaya ini menular lebih cepat dibandingkan virus HIV dan virus Ebola. Virus Herpes Simplex. Virus ini memiliki perbedaan dengan virus lain karena virus Herpes Simplex ini menyerang kulit manusia. Ada delapan jenis virus herpes, dari 100 lebih, yang secara rutin menyerang manusia: virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1) dan 2 (HSV-2), virus varicella-zoster, cytomegalovirus, virus Epstein-Barr, dan virus manusia. herpesvirus 6,7 dan 82. Virus ini dapat menyebabkan luka melepuh di mulut, bibir, kelamin, atau bagian tubuh lainnya. Virus ini menular melalui kontak langsung dengan luka melepuh atau cairan tubuh penderita. Virus Varicella-zoster. Virus ini merupakan penyebab cacar air dan cacar api. Cacar air adalah penyakit yang ditandai dengan ruam berisi cairan yang gatal di seluruh tubuh. Cacar api adalah penyakit yang ditandai dengan nyeri dan ruam pada satu sisi tubuh. Virus ini menular melalui kontak langsung dengan ruam atau melalui udara saat penderita batuk atau bersin. Virus Human papilomavirus (HPV). Virus ini merupakan penyebab penyakit kelamin HPV. HPV adalah penyakit yang ditandai dengan adanya kutil di alat kelamin atau sekitarnya. Virus ini menular melalui hubungan seksual dengan penderita. Beberapa jenis virus HPV dapat meningkatkan risiko kanker serviks, kanker penis, kanker anus, atau kanker tenggorokan. Virus Rubella. Virus ini merupakan penyebab campak jerman. Campak jerman adalah penyakit yang ditandai dengan demam, ruam merah, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Virus ini menular melalui udara saat penderita batuk atau bersin. Virus ini sangat berbahaya bagi ibu hamil karena dapat menyebabkan cacat bawaan pada bayi. Virus Variola. Virus ini merupakan penyebab cacar (smallpox). Cacar adalah penyakit yang ditandai dengan demam tinggi, sakit kepala, mual, dan ruam berisi nanah di seluruh tubuh. Virus ini menular melalui kontak langsung dengan ruam atau melalui udara saat penderita batuk atau bersin. Virus ini telah dinyatakan punah sejak tahun 1980 setelah program vaksinasi global. Virus Molluscum contagiosum. Virus ini merupakan penyebab bintil-bintil di kulit. Bintil-bintil ini berwarna putih atau merah muda, berbentuk bulat, dan berukuran kecil. Virus ini menular melalui kontak langsung dengan bintil-bintil atau benda yang terkontaminasi. Virus ini biasanya tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa bulan. Virus Monkeypox. Virus ini merupakan penyebab cacar monyet. Cacar monyet adalah penyakit yang ditandai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan ruam berisi cairan di seluruh tubuh. Virus ini menular melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, seperti monyet, tupai, atau tikus, atau melalui kontak dengan cairan tubuh atau ruam penderita. Virus ini jarang menular antarmanusia dan biasanya tidak berakibat fatal.
Saat terinfeksi, virus gondongan akan masuk ke saluran pernapasan melalui hidung, mulut atau tenggorokan. Kemudian, virus bergerak menuju kelenjar parotis untuk menetap, berkembang biak, dan berinkubasi selama 2 hingga 3 minggu.
Lalu, apa saja ciri-ciri gondongan dan bagaimana cara mengatasinya? Simak ulasan selengkapnya dilansir dari Alodokter dan berbagai sumber, (6/1/2023):
Ciri-Ciri Gondongan
Ciri-Ciri gondongan atau gejalanya bisa dengan mudah ditandai dengan adanya pembengkakan di area pipi dan rahang. Selain pembengkakan yang terjadi, gondongan juga disertai dengan gejala lain, seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, hingga kehilangan nafsu makan.
Umumnya, gejala akan dirasakan sekitar 16 sampai 18 hari setelah terpapar oleh virus penyebab gondongan. Namun, ciri-ciri tersebut bisa saja tidak dialami oleh semua penderita. Beberapa pengidap gondongan mengalami gejala yang sangat ringan dan sebagian lagi mengalami gejala yang cukup parah.
Bahkan, di kondisi yang parah virus gondongan bisa memicu komplikasi seperti penyebaran infeksi virus pada otak hingga kehilangan pendengaran. Untuk itu, penting mengetahui pencegahan atau pengobatan yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko gondongan.
Penyebab Gondongan
Seperti yang sudah disebutkan di atas, jika gondongan disebabkan oleh virus dari golongan paramyxovirus. Penyebaran virus ini bisa dengan mudah terjadi saat tidak menjaga kebersihan, contohnya:
- Menghirup percikan lendir saat penderita batuk, bersin, dan berbicara
- Melakukan kontak langsung dengan penderita, misalnya berciuman
- Menyentuh benda-benda yang ada di sekitar penderita, lalu menyentuh hidung dan mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu
- Berbagi alat makan dan minum dengan penderita
Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena gondongan, yaitu:
- Belum mendapat vaksin MMR untuk mencegah penyakit campak, gondongan, dan rubella
- Berusia 2–12 tahun
- Memiliki daya tahan tubuh yang lemah, misalnya akibat menderita HIV/AIDS, menggunakan obat kortikosteroid dalam jangka panjang, atau sedang dalam pengobatan kemoterapi
- Tinggal atau bepergian ke daerah yang memiliki banyak kasus gondongan
Jika Anda atau keluarga didiagnosis mengalami gondongan, pastikan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah untuk menurunkan risiko penularan dan penyebaran virus penyebab gondongan.
Komplikasi Gondongan
Meski bisa sembuh dalam jangka waktu 1 sampai 2 minggu, gondongan ternyata juga bisa menyebabkan komplikasi serius. Selain menyerang kelenjar parotis, virus penyebab gondongan juga bisa menyebar dan menginfeksi bagian tubuh lain.
Penyebaran ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi, seperti:
- Radang testis (orchitis)
- Radang kelenjar payudara (mastitis)
- Pembengkakan indung telur atau ovarium (ooforitis)
- Radang selaput otak dan saraf tulang belakang (meningitis)
- Radang otak (ensefalitis)
- Pankreatitis akut
Pada beberapa penderita, gondongan juga dapat menyebabkan tuli, gangguan jantung, dan keguguran, tetapi komplikasi tersebut sangat jarang terjadi.
Pengobatan Gondongan
Di beberapa orang, gondongan bisa dengan cepat pulih dalam kurun waktu 1–2 minggu. Ini terjadi pada mereka yang memiliki sistem imun tubuh baik.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredakan keluhan dan gejala gondongan adalah:
- Mencukupkan waktu tidur dan istirahat
- Memperbanyak minum air putih
- Mengompres area yang bengkak dengan air hangat atau air dingin guna meredakan rasa sakit
- Mengonsumsi makanan lunak agar tidak perlu mengunyah terlalu banyak
- Mengonsumsi pereda demam dan nyeri, seperti ibuprofen dan paracetamol
Hindari pemberian aspirin pada penderita gondongan karena bisa memicu penyakit sindrom Reye. Ini adalah penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan gagal hati, pembengkakan otak, dan bahkan kematian.
Pencegahan Gondongan
Penyakit gondongan bisa dicegah dengan memberikan imunisasi MMR (measles, mumps, rubella) pada anak-anak. Vaksin ini juga berfungsi untuk melindungi tubuh dari penyakit campak, gondongan, dan rubella.
Vaksin ini perlu diberikan pada anak sebanyak dua kali, yaitu saat anak berusia 18 bulan dan saat anak berusia 5–7 tahun.
Jika belum pernah dilakukan pada masa kanak-kanak, vaksin MMR masih dapat diberikan pada usia dewasa. Namun, pemberian vaksin ini disarankan agi orang-orang yang berisiko tinggi terpapar virus penyebab gondongan.
Orang yang menderita gangguan sistem imun atau alergi terhadap bahan yang terkandung di dalam vaksin, seperti gelatin atau neomycin, tidak dianjurkan untuk menjalani imunisasi MMR.
Sedangkan bagi orang dewasa yang tidak mendapat vaksin MMR, dapat melakukan pencegahan dengan menjaga kebersihan tangan, tidak berbagi peralatan mandi atau makan dengan orang lain, dan memakai masker.
Biasakan juga untuk menutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk, lalu buang tisu yang telah digunakan.
Setelah itu, cuci tangan sampai bersih. Dengan mencuci tangan, Anda bisa mencegah virus menempel pada media-media lain yang berpotensi tersentuh oleh orang lain yang masih sehat.