Dimasukan Jenderal Dudung ke TNI Tanpa Tes, ini Sosok Orangtua Ravi Atqiyah Pemuda Kuasai 4 Bahasa Asing
Kasad Jenderal Dudung Abdurachman beri kesempatan pemuda asal Banten lompat pendidikan ke Bintara TNI setelah sebelumnya mendaftar sebagai Tamtama.
Kasad Jenderal Dudung Abdurachman memberi kesempatan pemuda asal Banten lompat pendidikan ke Bintara TNI.
Dimasukan Jenderal Dudung ke TNI Tanpa Tes, ini Sosok Orangtua Ravi Atqiyah Pemuda Kuasai 4 Bahasa Asing
Ravi Atqiyah benar-benar memetik buah kesabaran dan ketekunannya demi bisa meraih mimpi menjadi seorang prajurit TNI.
Berkat kemampuan berbahasa asing, Ravi mampu memikat hati Kasad Jenderal Dudung Abdurachman hingga memberikan kesempatan untuk langsung ikut pendidikan Bintara TNI AD.
Sebelumnya Ravi gigih dalam mengikuti tes masuk TNI dengan berbagai tingkatan dari Tamtama hingga Bintara.
Namun keberuntungan belum memihak padanya karena selama 6 kali ikut tes dirinya selalu gagal.
- Lantunan Doa agar Anak Pintar, Soleh dan Berhati Lembut
- Profil Lengkap Ravi Atqiyah Pemuda Kuasai 4 Bahasa Asing Diloloskan Jenderal Dudung Masuk TNI Tanpa Tes
- Kasad Jenderal Dudung Takjub Peserta Tes TNI Bisa Banyak Bahasa Asing: Langsung Pendidikan Tak Usah Ikut Tes!
- Letda Inf Sawung Setyawan yang Baru Lulus dari Akmil, Ternyata Ayahnya Bukan Orang Sembarangan
Ravi sempat 'surati' Kasad Dudung untuk memohon bertemu. Kasad akhirnya mengabulkan permintaannya hingga Ravi bertemu langsung dengan sang jenderal.
Keduanya sempat berbincang termasuk latar belakang keluarga Ravi Atqiyah. Diketahui Ravi saat ini berstatus sebagai anak yatim seusai ditinggal oleh sang Ayah pada tahun 2017 lalu.
Jenderal Dudung Abdurachman yang salut dengan ketekunan Ravi akhirnya meminta Ravi segera diproses dan dijamin masuk Tamtama TNI AD.
Namun rencana Jenderal Dudung berubah saat ia mengetahui Ravi bisa berbicara dalam berbagai bahasa asing.
Dudung meminta Ravi mempraktekan kemampuan bahasa asingnya dengan memperkenalkan diri lewat beberapa bahasa yang berbeda.
Seusai berhasil membuktikan, Kasad Jenderal Dudung memintanya langsung ikut pendidikan Bintara TNI tanpa tes dan tak perlu ikut pendidikan Tamtama.
"Kalau begitu tak usah Tamtama, Bintara aja. Langsung pendidikan," kata Jenderal Dudung.
Mendengar hal itu, Ravi langsung terharu dan menangis. Dia langsung sujud sukur dan mencium tangan Jenderal Dudung.
"Sudah, tak usah tes lagi. Langsung pendidikan," tegas Dudung.
Sosok Orang Tua Ravi Atqiyah
Ravi Atqiyah menjelaskan latar belakang keluarganya termasuk kedua orang tuanya dan sang adik.
Ayahnya saat ini sudah meninggal dunia karena sakit struk selama bertahun-tahun. Sementara sang Ibu hanya bekerja sebagai buruh harian lepas di pabrik pengolahan ayam di Boyolali."Bapak Almarhum ya, pengen jadi Tentara? Tamtama mau?," kata Kasad.
"Siap apapun pangkatnya yang penting pengabdian jenderal," balas Ravi.
"Terus ibu kerja di mana?," lanjut Jenderal Dudung Abdurachman.
"Siap izin ibu buruh harian lepas di rumah pengolahan ayam bagian pembersihan organnya jenderal. Pabrik khusus di Boyolali jenderal," jawab Ravi.
Ravi merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Namun salah satu adiknya meninggal dunia saat berada di kandungan dan saat ini hanya memiliki 2 adik.
"Siap izin adik dua cuma yang satu gugur di kandungan ibu saat usia 4 bulan. Adik nomor satu sekarang kerja di percetakan, adik nomor dua perempuan sekarang SMK Negeri 1 Mojosongo," jelas Ravi.
Wasiat Ayah Jadi Prajurit TNI
Ravi mengaku cita-citanya untuk menjadi seorang Tentara sudah ada sejak masih kecil. Ditambah wasiat ayahnya sebelum meninggal yang meminta dirinya untuk menjadi prajurit TNI di masa depan.
"Setelah kami berjalan-jalan di sekitar rumah bapak mengajak berbicara dengan saya dan bapak berpesan bahwasanya Ravi suatu saat nanti kamu harus jadi TNI," kata Ravi.
Sepeninggal sang Ayah, tekad Ravi untuk menjadi seorang prajurit TNI semakin kuat hingga akhirnya ia berusaha keras untuk ikut tes masuk TNI.
"Setelah itu saya berangkat ke sekolah di jam istirahat saya dapat telepon dari ibu bahwasanya bapak kepeleset di kamar mandi dan beliau dibawa ke rumah sakit. Saat malam jumat tepat pukul 10 malam bapak menghembuskan napas terakhir dan gugur dalam perjuangannya melawan sakitnya serta perjuangannya dalam keluarga. Berangkat dari situ saya tekadkan diri mewujudkan harapan cita-cita dan wasiat untuk menjadi anggota TNI," tambahnya.