Fakta Anggota DPR Termuda Usia 23 Tahun, Anak Mantan Aktivis 1998 Korban Penculikan yang Setia ke Prabowo
Berikut fakta anggota DPR termuda anak mantan aktivis 1998 yang setia ke Prabowo Subianto.
Sebanyak 580 anggota DPR RI periode 2024-2029 dilantik pada Selasa (1/10). Melansir dari Antara News, adapun jumlah awal anggota DPR RI yang terpilih sebanyak 575 anggota. Namun ada penambahan anggota seiring dengan adanya pemekaran provinsi di Papua. Sehingga jumlah anggota DPR RI yang dilantik sebanyak 580 anggota.
Pelantikan ini sekaligus dengan pengucapan sumpah janji sebagai anggota dewan terpilih. Sejumlah perwakilan anggota DPR RI maju bersama tokoh lintas agama untuk disumpah yang dipandu oleh Mahkamah Agung (MA) Muhammad Syarifuddin. Meski hanya perwakilan yang maju, namun sumpah jabatan dilakukan oleh seluruh anggota DPR terpilih secara bersama-sama.
- Kembali Dikenang, Prabowo ke Maruli Simanjuntak 'Satu-Satunya Perwira yang Digendong Presiden Prabowo'
- Kata-kata Prabowo Subianto Getarkan DPR, Para Hakim Sampai Menangis dan Berpelukan
- CEK FAKTA: Prabowo Bagikan Seprai Gratis untuk Seluruh Rakyat Indonesia?
- Anies Sebut Prabowo Punya Ratusan Ribu Hektar Lahan, Begini Faktanya
Dari sekian banyak, ada satu anggota DPR RI yang berhasil mencuri perhatian. Dia menyandang sebagai anggota DPR termuda. Sebab, Ia diketahui masih berusia 23 tahun.
Lantas siapa sosok anggota DPR termuda tersebut? Bagaimana fakta dari anggota DPR ini? Melansir dari berbagai sumber, Rabu (2/10), simak ulasan informasinya berikut ini.
Sosok Anggota DPR Termuda
Di antara 580 anggota DPR yang dilantik, ada yang menyandang sebagai anggota termuda.
Berdasarkan KPU RI Nomor 1412 Tahun 2024 tentang Penetapan Anggota DPR/DPD/MPR tertua dan termuda hasil Pemilu 2024 ditetapkan perwakilan anggota DPR RI usia termuda adalah Annisa Mahesa dari Partai Gerindra.
Diketahui, Annisa masih berusia 23 tahun saat menjadi anggota DPR RI.
Sementara itu, perwakilan anggota DPR RI usia tertua adalah Zulfikar Achmad dari Partai Demokrat asal Daerah Pemilihan Jambi.
Profil Annisa Mahesa
Annisa Mahesa menjadi anggota DPR RI setelah berhasil memperoleh suara terbanyak kedua di Dapil Banten II pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 lalu. Dapil Banten II meliputi Kabupatan Serang, Kota Serang dan Kota Cilegon.
Menurut data yang dimiliki oleh internal Partai Gerindra Banten, pada Senin (4/3), Annisa memperoleh 122.228 suara dari 99,83 persen data yang masuk atau sekitar 7.542 TPS.
Annisa adalah putri sulung dari mendiang Desmond J. Mahesa. Desmond merupakan politikus Gerindra yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI. Sementara itu, sang Ibu yang bernama Nurnaningsih merupakan seorang praktisi hukum.
Selain orang tua, wanita kelahiran 17 Juli 2001 ini juga memiliki latar belakang pendidikan yang mentereng. Ia adalah lulusan Universitas Indonesia dengan gelar Sarjana Ekonomi. Annisa juga menyandang gelar Bachelor of Commerce dari University of Melbourne.
Rincian Kekayaan Menurut LHKPN
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK tanggal penyampaian 15 Agustus 2024 dan termasuk jenis laporan khusus lantaran sebagai calon anggota DPR, Annisa Mahesa diketahui memiliki total kekayaan sebesar Rp5.870.445.000 atau Rp5,87 miliar. Adapun rincian kekayaan yang dimiliki oleh Annisa Mahesa adalah sebagai berikut:
A. Tanah dan Bangunan
Annisa Mahesa dijelaskan memiliki total tanah dan bangunan senilai Rp2,57 miliar. Ia mempunyai 12 bidang tanah yang merupakan hibah tanpa akta. Tanah yang dimilikinya tersebut tersebar di Kota Serang dan Pandeglang.
B. Alat transportasi dan mesin
Tercatat, Annisa memiliki transportasi dan mesin senilai Rp2,2 miliar. Adapun transportasi dan mesin yang dimiliki adalah Mobil Lexus Sedan tahun 2019.
C. Harta Bergerak Lainnya
Annisa tercatat memiliki harta bergerak senilai Rp536,59 juta.
D. Surat Berharga
Ia tidak memiliki surat berharga.
E. Kas dan Setara Kas
Annisa Mahesa mengantongi kas dan setara kas senilai Rp562,50 juta.
F. Harta Lainnya
Ia tidak memiliki harta lainnya.
G. Utang
Annisa tidak memiliki utang. Dengan demikian, total kekayaan anggota DPR RI termuda ini mencapai Rp5,87 miliar.
Anak Mantan Aktivis 1998
Seperti dijelaskan, Annisa Mahesa adalah putri sulung dari mendiang Desmond J. Mahesa. Desmond mulai dikenal publik sejak menjadi salah satu korban penculikan aktivis pro demokrasi pada tahun 1997-1998. Saat itu Ia tercatat sebagai salah satu aktivis sekaligus mahasiswa yang berjuang menegakkan keadilan dan demokrasi pada masa pemerintahan Orde Baru yang dipimpin Soeharto.
Setelah bebas dari penculikan, bersama aktivis kampusnya Ia mendirikan yayasan Dalas Hangit (Yadah) di Banjarmasin, Mesi tahun 1998. Ia juga tercatat sebagai Ketua Yayasan LBH Banjarmasin.
Setelah penculikan dan kembali ke Jakarta, Desmond membuka Kantor Hukum Des & Des di Jakarta pada 1998. Pada tahun 2000 kantor Hukum ini berganti nama menjadi TREAD’S & Associate.
Tanggal 1 Oktober 2009 Desmond Junaidi Mahesa dilantik menjadi anggota DPR RI mewakili rakyat Kalimantan Timur. Ia duduk di komisi III dan Badan Anggaran DPR RI.
Akhir Oktober 2012, Desmond dipercaya menjadi Wakil Ketua Fraksi Partai Gerindra DPR RI. Pada pemilu legislatif 2014, Ia berhasil meraih 61.275 suara dari Daerah Pemilihan (Dapil) Banten II.
Pada Pemilu Legislatif 2019, Desmond menjadi anggota DPR RI mewakili Dapil Banten II yang mengantongi 103.837 suara.
Aktif Organisasi
Sebelum penculikan terjadi, Desmond memang dikenal cukup aktif berkegiatan. Di kampus, Desmond aktif di Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT) Unlam, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Kelompok Studi Islam (KSI), Angkatan Muda Baitul Hikmah dan Lingkungan (KSHL).
Ia juga aktif menulis artikel untuk Koran Banjarmasin Post dan Dinamika Berita. Garis nasib mulai berubah ketika ia dipercaya dalam Progran Lingkungan Hidup GTZ (kerjasama Indonesia-Jerman), 1989-2004 di Kalimantan Timur.
Setelah hijrah ke Pulau Jawa, Desmond bekerja di Lembaga bantuan Hukum (LBH) Nusantara, Bandung (1996) dan Jakarta (1998) sebagai Direktur.
Selain aktif di LBHN, Desmond Junaidi Mahesa juga aktif di Presidium Nasional Walhi (1995-1996), Konsorsium Pembaharuan Agraris (KPA, mulai 1994), Forum Demokrasi (Fordem) dan SPIDE (Solidaritas Pemuda dan Mahasiswa Untuk Perjuangan Demokrasi).