Hilang Sekitar Dua Tahun, Tugu Botol Kecap Raksasa di Puncak Akhirnya Muncul Kembali, Begini Penampakan Terbaru
Botol kecap raksasa yang menjadi salah satu simbol kawasan Puncak Cianjur hilang selama kurang lebih dua tahun.
Banyak hal yang menjadi daya tarik bagi wisatawan di kawasan Puncak. Salah satu yang paling mencolok adalah tugu botol kecap raksasa yang berdiri kokoh di tepi jalan, tepatnya di Ciloto, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Tugu tersebut telah menjadi saksi perkembangan kawasan wisata Puncak selama bertahun-tahun. Pada bulan Agustus 2022, tugu botol kecap yang telah ada sejak tahun 80-an itu dibongkar menyisakan hanya bongkahan semen. Namun, pada tahun 2024, ABC, sebagai produsen kecap tersebut berencana untuk merenovasi tugu dan menginstalasi ulang botol ikonis di lokasi yang sama. Tampilannya akan lebih modern dan segar sejalan dengan perkembangan zaman.
"Kehadiran botol ikonis ini tidak hanya menjadi daya tarik secara visual bagi mereka yang melewatinya, tetapi juga menjadi simbol dari perjalanan panjang ABC di Indonesia. Serta penghargaan untuk dedikasi terbaik yang diberikan oleh para ahli yang terlibat di balik tiap tetes kecap manis ABC yang kaya cita rasa," ungkap Head of Marketing Taste Elevation, ABC Indonesia, Intan Ekowati, dalam rilis yang diterima Tim Lifestyle Liputan6.com, pada Senin (28/10).
- Cara Simpel Usir Nyamuk Tanpa Obat, Cuma Modal Bahan Dapur
- Kenali Apa Itu Purwaceng, Tanaman Obat Kuat yang Digunakan oleh Raja-raja Jawa di Masa Silam
- Tampang Tahanan yang Kabur dari Rutan Makassar Usai Rusak Besi
- Turun Langsung ke kebun Berseragam Lengkap Kasad Pakai Topi Caping Tanam Jagung Untuk Swasembada Pangan
Pihaknya ingin mendedikasikan instalasi botol kecap tersebut sebagai perayaan perjalanan perusahaan bersama masyarakat Indonesia. Kehadiran tugu botol itu mendapat sambutan positif dari warga.
"Hadirnya botol kecap raksasa ini kembali membangkitkan kenangan indah, dan sekarang saya bisa berbagi cerita manis ini dengan anak-anak saya," kata warga bernama Diana.
Hal serupa juga diungkapkan oleh seorang sopir angkot bernama Iwan. Ia mengatakan ikon botol kecap ini sangat terkenal di Puncak sejak dulu.
"Senang melihatnya kembali dengan tampilan baru yang modern," katanya.
Dengan demikian, tugu ini tidak hanya menjadi simbol nostalgia, tetapi juga menghubungkan generasi lama dengan yang baru.
Revitalisasi Kawasan Puncak
Kawasan Puncak Bogor kini mengalami perbaikan dengan penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL). Dengan langkah ini, wajah Puncak yang sebelumnya semrawut mulai berubah menjadi lebih teratur. Sehingga memperlihatkan keindahan kebun teh dan pegunungan di sekitarnya. Selain itu, jalan raya di sepanjang Puncak juga tampak lebih luas dibandingkan sebelumnya. Transformasi Puncak Bogor ini menjadi topik hangat di kalangan warganet. Banyak dari mereka yang membagikan video saat melintas di kawasan tersebut, dan sebagian besar merasa tidak percaya dengan perubahan yang terjadi.
Salah satu video yang diunggah oleh akun @aboutdkj dan @jakartavox di Instagram menunjukkan betapa menawannya Puncak Bogor tanpa kehadiran pedagang PKL.
Dalam video tersebut, terlihat betapa indahnya pemandangan Puncak Bogor pasca penertiban.
"Penampakan Puncak Bogor setelah penertiban tahap satu dan dua, vibesnya kayak Bandung," demikian bunyi keterangan yang menyertai video yang diunggah pada 29 Agustus 2024.
Banyak warganet yang memberikan komentar.
"Seperti dulu banyak bgt demo dan gk setuju saat pembongkaran warung/penjual liar disekitar stasiun. Skrg stasiun rapih bersih semua jg senang, nyaman dari sebelumnya. Sepertinya di konoha ini perlu hard action dulu utk ngedapatin hal bagus. Soalnya terbiasa di 'buai' penormalan hal hal yang salah," kata warganet.
Komentar ini mencerminkan rasa syukur dan ketidakpercayaan mereka terhadap perubahan yang positif ini.
PKL Dipindahkan ke Rest Area Gunung Mas
Menyusul penertiban yang dilakukan, Pemerintah Kabupaten Bogor berupaya untuk merelokasi pedagang kaki lima (PKL) yang berada di sepanjang Jalur Wisata Puncak ke Rest Area Gunung Mas. Dalam mendukung upaya tersebut, pengelola Rest Area Gunung Mas, yaitu PT Sayaga Wisata Bogor, mengungkapkan mereka sedang melakukan integrasi antara pintu keluar-masuk Agro Wisata Gunung Mas dengan rest area agar dapat menarik lebih banyak pengunjung. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari situs resmi, pengelola lokasi relokasi PKL Puncak ini merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang ada di Kabupaten Bogor.
Tujuan didirikannya BUMD ini adalah untuk mengelola objek wisata dan potensi wisata yang dimiliki Pemkab Bogor dengan cara yang lebih profesional. Seperti halnya sebuah institusi bisnis yang mampu memberikan pelayanan terbaik kepada pengunjung.
"Selain itu, objek wisata juga harus memberdayakan dan mendorong kegiatan ekonomi masyarakat, terutama yang berada di kalangan bawah, dengan lebih optimal tanpa melupakan tugas utama sebagai salah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Pemerintah Kabupaten Bogor," jelas mereka.
PT Sayaga Wisata Bogor didirikan pada tahun 2014 melalui Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014 tentang Pembentukan BUMD Pariwisata, serta akta Notaris Rickie Riyadi Nomor 3 yang ditandatangani pada 22 Desember 2014, dan disahkan dengan SK Menhukam No. SK AHU-0002204.AH.01.01. Tahun 2015.
"Perusahaan ini didirikan dalam bentuk perseroan terbatas agar memiliki aturan sendiri yang berbeda dengan aturan baku pemerintah, sehingga diharapkan dapat memiliki fleksibilitas yang lebih baik dalam menghadapi persaingan, layaknya perusahaan komersial," tambah mereka.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Rest Area Gunung Mas tidak hanya menjadi tempat relokasi PKL, tetapi juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi lokal dan meningkatkan daya tarik wisata di kawasan Puncak.
Kendaraan PKL Bandel Kembali Padati Puncak
Setelah penertiban dilakukan, sebagian pedagang kaki lima (PKL) telah dipindahkan ke area istirahat di Gunung Mas. Namun, masih banyak yang tidak setuju dan belum berpindah ke lokasi tersebut. Akibatnya, PKL kembali memenuhi jalur di sekitar Puncak, Bogor, Jawa Barat. Alih-alih membangun kembali lapak mereka, para pedagang kini menggunakan kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat, untuk berjualan di sepanjang jalur Puncak. Video yang menunjukkan aktivitas para PKL yang berjualan menggunakan kendaraan tersebut menjadi viral di media sosial, termasuk di akun TikTok @temacianjur.
"Bangunan PKL hilang, terbitlah PKL roda dua dan roda empat," tulis keterangan pada unggahan beberapa waktu lalu.
Dalam video tersebut, terlihat beberapa PKL yang menjajakan berbagai jenis dagangan dengan kendaraan yang diparkir di tepi jalan jalur Puncak. Mereka menawarkan minuman, jajanan ringan, hingga makanan berat seperti bakso dan nasi goreng. Terlihat banyak pengendara yang berhenti di lapak-lapak PKL tersebut untuk membeli minuman dan makanan, sekadar untuk melepas penat dan mengisi perut. Banyak pengguna media sosial yang merasa heran dengan kreativitas para PKL ini yang dinilai tidak pernah kehabisan akal. Namun, belum ada kepastian apakah para PKL yang menggunakan kendaraan tersebut adalah mereka yang sebelumnya berjualan di kawasan Puncak.