Sosok Sederhana Bupati Cianjur ke-27 Letkol Sarmada, Aktif Gerilya Lawan Belanda Tapi Tak Ingin Jadi Pahlawan
Meski layak dimakamkan sebagai pahlawan, ia berpesan bahwa tidak ingin dimakamkan di taman makam pahlawan.
Nama Letkol Sarmada asal Cianjur, memang tak seterkenal Otto Iskandar Dinata maupun Ir Djuanda Kartawidjaja yang sama-sama pejuang kemerdekaan. Namun jasa dari sosok Sarmada selayaknya tak boleh dilupakan karena perannya dalam menumpas kesewenang-wenangan penjajah di tatar Sunda.
Sarmada sempat turun langsung. Ia bahkan aktif bergerilya di masa perang revolusi saat Belanda kembali datang ke tanah air bersama pihak sekutu. Ia juga semangat menumpas gerakan pemberontakan di Cianjur setelah masa revolusi.
-
Siapa pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang melawan Belanda? Sosok Ilyas Ya'kub mungkin masih belum begitu familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Ia merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia dari Sumatera Barat yang punya jasa besar dalam melawan Belanda.
-
Siapa pahlawan nasional dari Langkat? Amir Hamzah merupakan salah sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru.
-
Siapa yang pernah menjadi anggota Paskibra Jawa Barat? Desy Ratnasari, seorang aktris dan penyanyi terkenal melalui lagu 'Tenda Biru', ternyata pernah menjadi anggota Paskibra Jawa Barat di Bandung pada tahun 1987.
-
Siapa pahlawan yang berjuang melawan penjajah di Sumatera Utara? Djamin Ginting adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Tanah Karo, Sumatra Utara.
-
Siapa yang dianggap pahlawan tanpa tanda jasa? Momen ini merupakan kesempatan untuk menghargai perjuangan para guru yang dianggap sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, serta memiliki peran krusial dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa.
-
Apa itu Bedor Cianjur? Masyarakat Cianjur memiliki pentas komedi kuno bernama Bedor. Dahulu, pertunjukannya sering digunakan sebagai media hiburan di acara-acara kebudayaan desa maupun kecamatan. Tak jarang pemilik hajat khitan dan pernikahan juga mengundangnya agar hajatan semakin meriah.
Di akhir masa orde lama, ia kemudian diangkat sebagai Bupati Cianjur ke-27 dan menuai simpati rakyat. Bukan karena jabatannya, melainkan semangat nasionalismenya yang membuat sosoknya selalu dekat dengan masyarakat.
Meski jasanya tak main-main, namun sosoknya tetap rendah hati dan tak ingin diakui sebagai pahlawan yang dikenal. Yuk kenalan dengan sosok Letkol Sarmada yang punya jasa besar di bumi sembilan gunung Cianjur.
Terjun Langsung Melawan Belanda
Dalam laman Diskominfo Cianjur, dikisahkan semangat Letkol Sarmada untuk pindah ke Cianjur. Letkol Sarmada lahir di Jakarta 15 Januari 1925, hingga ia dekat dengan lingkungan prajurit kemerdekaan.
Sarmada kemudian masuk sekolah militer di wilayah Tangerang setelah proklamasi kemerdekaan, di tahun 1945 sampai 1946.
Ia kemudian marah terhadap bangsa penjajah yang kembali datang ke Indonesia, meski proklamasi kemerdekaan telah dibacakan. Dari sana, Sarmada turun langsung untuk memimpin perang gerilya di wilayah Tangerang sebelum datang ke Cianjur.
Pimpin Gerakan Menumpas Pemberontakan
Pada 1950-an, Sarmada bertugas di Cianjur. Ia kembali turun di medan perang untuk menumpas para pemberontakan yang marak di masa kekosongan kekuasaan.
Salah satu jasa besarnya adalah menghalau pemberontakan PKI di wilayah Cianjur, sehingga keberadaannya tidak meluas di sana. Upayanya bersama pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) berhasil, karena pemberontakan kemudian menurun di sana.
Sarmanda jadi salah satu pejuang kemerdekaan yang patut diteladani kerena memiliki nilai-nilai nasionalisme dan anti penjajahan.
Dikenal Dekat dengan Rakyat Setelah Diangkat Menjadi Bupati
Dalam Facebook Info Cianjur, disebutkan bahwa setelah melewati berbagai peristiwa pemberontakan di Tangerang, Bojong Kokosan Sukabumi hingga Cianjur, Sarmada kemudian dilantik menjadi Bupati Cianjur ke-27 oleh Gubernur Jawa Barat Mashudi di tahun 1966.
Di momen itu, pangkatnya juga meningkat menjadi Letnan Kolonel (Letkol) dan dikenal dekat dengan rakyat. Tidak ada yang tidak mengenal sosoknya, apalagi ia adalah orang yang ramah dan bisa dekat dengan rakyat.
Inilah yang membuatnya disanjung, bukan sebagai bupati melainkan karena keberaniannya menumpas pemberontakan di Cianjur. Jabatan bupati diemban Sarmada selama tiga tahun, mulai 1966 sampai 1969.
Tak Ingin Dimakamkan di Taman Makan Pahlawan
Meski layak dimakamkan sebagai pahlawan dan memiliki jasa besar, nyatanya ia tak ingin dianggap sebagai pahlawan. Sebelum meninggal bahkan ia berpesan bahwa tidak ingin dimakamkan di taman makam pahlawan.
Sempat disampaikan Wawan, anak ke-2 dari Letkol Sarmada bahwa ayahnya memang tidak ingin dimakamkan di pemakaman pahlawan. Ia hanya ingin dimakamkan di tempat biasa dan tidak ingin dispesialkan
Akhirnya, saat menghembuskan nafas terakhirnya pada 4 Januari 1979 dalam usia 54 tahun.
Punya Mimpi Bangun Cianjur Selatan
Disampaikan Wawan pada 2021 lalu, ayahnya punya mimpi untuk memajukan wilayah Cianjur terutama di bagian selatan. Saat itu wilayah tersebut masih jauh dari pusat keramaian, sehingga perlu dikembangkan.
Sarmada melihat banyak potensi di sana, mulai dari alam dan sebagainya sehingga Cianjur selatan berpotensi untuk dibangun.
“Ayah saya dulu fokusnya ke Cianjur selatan, beliau ingin membangun Cianjur selatan sejak dulu, karena walau bagaimana pun, di san aitu banyak potensinya,” kata Wawan.
Wawan mengaku merindukan sosok ayahnya yang bisa jadi sahabat, pengayom dan ayah yang baik bagi keluarga.