Kolonel TNI Ajudan Presiden Tolak Dijadikan Jenderal, Ternyata ini Alasannya
Presiden sudah akan menaikkan pangkatnya bulan Agustus. Tapi dia menolak kesempatan langka menjadi jenderal.
Presiden bahkan sudah akan memberi kenaikan pangkat luar biasa. Tapi kenapa ditolak?
Kolonel TNI Ajudan Presiden Tolak Dijadikan Jenderal, Ternyata ini Alasannya
Menjadi seorang jenderal adalah impian setiap perwira TNI.
Tapi seorang kolonel senior, yang juga ajudan presiden RI pernah menolak saat akan dijadikan jenderal oleh presiden. Ini kisahnya.
-
Kenapa Kolonel Barlian menolak PRRI? Untuk menghindari terjadinya kerenggangan hubungan antara daerah dengan pusat, Barlian memutar otak agar keadaan tersebut tidak terjadi. Ia akhirnya memutuskan untuk tidak bergabung dengan PRRI untuk mencegah terjadinya disintegrasi.
-
Siapa yang diusulkan Jokowi jadi Panglima TNI? Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan Jenderal TNI Agus Subiyanto sebagai calon Panglima TNI.
-
Siapa yang menjadi Panglima TNI? Saat Indonesia merdeka, Surono dan kawan-kawannya bergabung dengan Barisan Keamanan Raktay (BKR) di Banyumas. Di sinilah Surono selalu mendampingi Soedirman yang kelak menjadi Panglima TNI.
-
Kenapa TNI AD membantah klaim pelaku? Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Kenapa Jenderal Agus menjadi calon Panglima TNI? Agus mengatakan, prajurit TNI yang mau memegang jabatan Pangdam harus bintang dua. Pun demikian, untuk prajurit TNI yang ingin menduduki jabatan Wakasad. Dia mengatakan, harus menjadi Pangdam dahulu, karena Pangdam itu membawahi satuan teritorial dan satuan operasi.
-
Siapa yang menolak Gubernur Jakarta ditunjuk Presiden? Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Taufik Basari menegaskan, pihaknya menolak mekanisme penunjukan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta oleh Presiden.
Bambang Widjanarko adalah Seorang Perwira KKO, kini Marinir TNI AL
Dia menjadi ajudan presiden Sukarno tahun 1960-1967.
Suatu hari, dia mengajukan izin untuk mengikuti Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut.
Sekolah itu Merupakan Salah Satu Syarat bagi Perwira Menengah Untuk Melanjutkan Karir ke Jenjang Lebih Tinggi
Bambang mendaftar masuk Sesko tahun 1963. Dia sudah dinyatakan diterima.
Namun saat melapor untuk meninggalkan tugas sebagai ajudan, Presiden Sukarno ternyata menolaknya.
Bung Karno masih ingin Bambang menjadi ajudan.
Tak cuma itu, saat Presiden Sukarno bertemu Kepala Staf TNI AL, dia meminta agar pendaftaran Bambang ke Sesko dibatalkan.
Tentu saja Kasal menurut. Masa jabatan Bambang sebagai ajudan pun diperpanjang satu tahun.
Tahun Berikutnya Bambang Mencoba Lagi, Kembali Sukarno Menolaknya
Begitu juga dengan tahun 1965, kali ini Presiden Sukarno agak kesal.
Dia sampai memanggil Kasal Laksamana Martadinata dan Komandan KKO AL Mayjen Hartono ke Istana.
Pada mereka berdua, Presiden memerintahkan agar Bambang tetap sebagai ajudan dan jangan masuk Sesko.
Setelah keduanya pulang. Bung Karno bertanya pada Bambang, kenapa dia bersikeras ingin masuk Sesko?
Bambang menjawab dengan jujur dan sopan. Sebagai prajurit, dirinya memikirkan karirnya di masa depan. Dia ingin menjadi jenderal atau perwira tinggi.
Aku Panglima Tertinggi. Nanti Bulan Agustus Aku Naikkan Pangkatmu Menjadi Brigjen! Kata Presiden.
Bambang terkejut mendengar ucapan Bung Karno.
Dia langsung berdiri dengan sikap sempurna. Meminta presiden membatalkan rencana pengangkatannya sebagai jenderal bintang satu.
"Pak, saya mohon dengan sangat. Sudilah Bapak membatalkan niat itu. Saya keberatan menjadi jenderal," kata Bambang.
Bung Karno terkejut "Kenapa kamu menolak jadi jenderal?"
Bambang menjelaskan dia ingin menjadi jenderal sesuai dengan prosedur yang berlaku Dimulai dengan menjalani pendidikan di Sesko, lalu diusulkan oleh atasannya di Angkatan Laut.
"Itu akan merusak l’esprit de corps. Saya tidak mau," tegas Bambang
Bambang menolak menerima begitu saja pangkat jenderal dari presiden, tanpa prosedur yang berlaku. Itu justru akan membuatnya dicemooh oleh sesama perwira dan merusak sistem yang berlaku.
Bung Karno luluh juga, Namun dia tetap meminta Bambang mendampinginya sebagai ajudan.
Bambang Meluluskan Permintaan Presiden
Dia mendampingi Sukarno di senjakala Orde Lama. Saat itulah tawaran masuk Sesko datang.
Kali ini Bambang yang menolaknya. Dia ingin mendampingi Sukarno di saat-saat terakhirnya.
Bambang tak menyesal karirnya tertinggal dan tak pernah menjadi seorang jenderal.