Humor Gus Dur soal Dandim TNI Ikut Sayembara Tebak Usia Mumi di Mesir
Mengingat kembali humor Gus Dur soal Dandim TNI yang ikut sayembara tebak usia Mumi di Mesir.
Gus Dur pernah memberikan humor soal Dandim TNI. Bukan sembarang humor, guyonan Gus Dur ini bermaksud untuk menyindir pemerintah Orde Baru. Cerita tersebut mengenai sayembara menebak usia Mumi di Giza, Mesir.
Puluhan negara diundang oleh pemerintah Mesir. Sebagian besar dari mereka lantas mengirimkan jagonya. Berikut ulasannya.
-
Siapa yang disebut Gus Dur sebagai wali? Di mata Gus Dur sendiri, Kiai Faqih adalah seorang wali. “Namun, kewalian beliau bukan lewat thariqat atau tasawuf, justru karena kedalaman ilmu fiqhnya,” kata Gus Dur
-
Bagaimana Gus Dur mengubah namanya? Nama asli beliau, Abdurrahman Ad-Dakhil, diberikan oleh ayahnya, KH. Wahid Hasyim, dengan harapan agar Gus Dur kelak memiliki keberanian seperti Abdurrahman Ad-Dakhil, pemimpin pertama dinasti Umayyah di Andalusia. Namun, nama Ad-Dakhil kemudian diganti dengan "Wahid," yang diambil dari nama ayahnya.
-
Mengapa Gus Dur disebut sebagai Bapak Pluralisme? Kedekatan Gus Dur dengan masyarakat minoritas dan orang-orang terpinggirkan, membuatnya dikenal sebagai sosok yang plural dan menghargai semua perbedaan. Hal ini yang kemudian Gus Dur dijuluki sebagai Bapak Pluralisme Indonesia.
-
Apa saja yang dilakukan Gus Dur untuk menunjukkan toleransi dalam kehidupan berbangsa? Pasalnya beliau selama hidup selalu menanamkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa.
-
Bagaimana Gus Dur menanamkan nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa? Pasalnya beliau selama hidup selalu menanamkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa.
-
Apa yang dibahas oleh tokoh-tokoh nasional saat bertemu Gus Mus? Mereka membahas banyak hal, mulai dari demokrasi yang terancam hingga kebohongan yang terjadi di mana-mana
Puluhan Negara Kirimkan Jagoannya
Disebutkan misalnya, Amerika Serikat mengirimkan tim ahli paleo-antropologi terbaiknya. Begitu pula yang dilakukan oleh Jerman, Inggris, Prancis, Jepang hingga RRC.
©2016 Merdeka.com
Namun pemerintah Indonesia tampak berbeda. Indonesia hanya mengirimkan seorang Komandan Kodim (Dandim). Mereka semua inilah yang nantinya ikut sayembara menebak usia Mumi di Giza, Mesir.
Tebakan Tiap Negara
Tim Prancis mau pertama kali dengan membawa peralatan mutakhir. Mereka mengukur sana sini, mencatat ini itu tetapi tim tersebut menyerah tanpa hasil selama dua jam berkutat. Beralih ke pakar Amerika Serikat. Jagoannya membutuhkan waktu lebih lama, tetapi sayang taksirannya keliru.
Kemudian tim dari Jerman memberikan pernyataan jika usia mumi tersebut sudah 3.200 tahun lebih sedikit. Namun lagi dan lagi, tebakan mereka salah. Ahli dari Jepang tak mau kalah. Pihaknya menyebut angka yang hampir sama usai tiga jam meneliti. Lantas giliran Indonesia yang maju. Dandim bertanya kepada panitia, bolehkah dia memeriksa mumi tersebut di ruang tertutup.
"Oh, tentu saja boleh, silakan," jawab panitia.
Lima belas menit berlalu, dengan tubuh berkeringat Dandim keluar dan mengumumkan temuannya kepada tim juri.
"Usia mumi ini lima ribu seratus dua puluh empat tahun tiga bulan dan tujuh hari," katanya dengan lancar, tanpa keraguan sedikit pun.
Ketua dan Tim Juri Terkejut
Ketua dan seluruh anggota tim juri lantas terbelalak dan saling berpandangan. Mereka begitu heran dan kagum dengan perwakilan Indonesia. Sebab jawaban yang disampaikan oleh Dandim tepat sekali.
©CNN
"Bagaimana mungkin pakar dari Indonesia ini mampu menebak dengan tepat dalam waktu sesingkat itu?," ucap salah seorang tim juri merasa heran.
Hadiah pun kemudian diberikan. Ucapan selamat mengalir dari para peserta, pemerintah Mesir, perwakilan negara-negara asing dan sebagainya. Dubes dan seluruh staf KBRI juga turut bangga bukan kepalang dengan prestasi tersebut.
Alasan di Balik Keberhasilannya
Menjelang kembali ke Indonesia, Dandim dikerumuni wartawan di lobi hotel. Baik dari dalam maupun luar negeri. Rata-rata dari mereka masih terkagum dan menanyakan metode apa yang digunakan sehingga bisa menjawab dengan tepat.
"Anda luar biasa," kata mereka.
"Bagaimana cara Anda mengetahui dengan persis usia mumi itu?" lanjutnya.
"Saya gebuki, eh… ngaku dia," jawab Dandim dengan ekspresif dan singkat.
Itulah Gus Dur, terkadang untuk mengkritik pemerintah tidak melulu pakai diplomasi yang serius. Akan tetapi cukup dengan guyonan atau humor yang menohok. Humor menjadi salah satu ciri khas mantan presiden RI ke-4 ini yang di mana sekarang mulai dirindukan pengagumnya.