Ini Jenderal Polisi Pendiri Brimob, Pernah Protes Pengangkatan Kapolri dan Diasingkan
Komisaris Jenderal Polisi (Purn) Moehammad Jasin merupakan pahlawan nasional yang berjuang mati-matian untuk mempertahankan kemerdekaan dari bangsa asing dan dijuluki sebagai bapak Brimob Indonesia. Simak ulasannya.
Selama ini nama Brimob dalam Kepolisian memiliki peran vital dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Namun, siapa sangka bahwa satuan Brimob berdiri melalui sebuah perjalanan sejarah yang panjang.
Tokoh pendirinya adalah Komisaris Jenderal Polisi (Purn) Moehammad Jasin. Ia merupakan pahlawan nasional yang berjuang mati-matian untuk melepaskan Polisi dari bayang-bayang Jepang agar bisa berdiri sendiri setelah Indonesia merdeka.
-
Apa yang terjadi di video yang viral tentang Brimob dan TNI di Papua? Sebuah video memperlihatkan anggota Brimob dan TNI yang sedang baku tembak dengan KKB OPM Papua dan membuat situasi memanas.
-
Apa tugas utama Brimob Polri saat ini? Korps Brimob Polri bertugas menanggulangi gangguan Kamtibmas berkadar tinggi, utamanya kerusuhan massa, kejahatan terorganisasi bersenjata api, bom, bahan kimia, biologi dan radioaktif.
-
Mengapa Brimob dibentuk? Adanya tuntutan dari dalam dan luar negeri yang terus menekan membuat pemerintah militer Jepang menginginkan adanya tenaga cadangan polisi yang dapat digerakkan dengan cepat dan memiliki mobilitas yang tinggi serta dapat berperan sebagai tenaga tempur.
-
Apa saja kasus yang viral dan baru ditangani polisi? Ragam Kasus Usai Viral Polisi Baru Bergerak Media sosial kerap menjadi sarana masyarakat menyuarakan kegelisahan Termasuk jika berhubungan dengan kepolisian yang tak kunjung bergerak mengusut laporan Kasus viral yang baru langsung diusut memunculkan istilah 'no viral, no justice' Kasus pertama Jalan Rusak di Lampung Video Tiktok Bima Yudho Saputro membahas alasan Lampung tak maju-maju viral Menurut Bima, penyebabnya buruknya infrastruktur, pendidikan, dan mental koruptif pejabat Kasus kedua Ibu Beri Minum Kopi Kepada Bayi Video seorang ibu memberi minum kopi susu saset kepada bayi berusia 7 bulan viral Januari lalu Kasus ketiga Penganiayaan Mario Dandy Aksi Mario menganiaya David viral di Twitter Kasus ini turut menyeret ayah Mario, Rafael Alun Trisambodo, pejabat Ditjen Pajak Kasus keempat Penganiayaan Aditya Hasibuan Anak dari eks Kabag Binops Ditnarkoba Polda Sumut ini melakukan penganiayaan ke Ken Admiral AKBP Achiruddin juga dipecat secara tidak hormat dari kepolisian karena ikut terlibat Kasus kelima Koboi Jalanan Tol Tomang David Yulianto 'koboi' penodong senjata ke sopir taksi online, Hendra viral di media sosial David menggunakan mobil Mazda dengan pelat nomot dinas kepolisian palsu
-
BRImo apa? Melihat perubahan kebiasaan ini, Bank Rakyat Indonesia (BRI) pun berinovasi dengan memperkenalkan layanan perbankan digital BRImo yang diluncurkan pada 2019 lalu.
-
Bagaimana kasus-kasus viral ini diusut polisi? Ragam Kasus Usai Viral Polisi Baru Bergerak Media sosial kerap menjadi sarana masyarakat menyuarakan kegelisahan Termasuk jika berhubungan dengan kepolisian yang tak kunjung bergerak mengusut laporan Kasus viral yang baru langsung diusut memunculkan istilah 'no viral, no justice'
Seperti apa perjuangan sang jenderal dan bagaimana perjalanan hidup seorang pahlawan nasional Moehammad Jasin? Simak ulasannya sebagai berikut.
Riwayat Hidup Moechammad Jasin
Moehammad Jasin lahir di Bau-Bau, Sulawesi Tenggara pada 9 Juni 1920. Ia dikenal sebagai tokoh Proklamasi Polisi Indonesia. Komisaris Jenderal Jasin menempuh pendidikan militer di MULO dan melanjutkan pendidikan kepolisian di Sekolah Polisi di Sukabumi, Jawa Barat.
Pangkat pertamanya adalah Hoofd Agent, ia kemudian ditugaskan di kantor polisi seksi 111 di Bubutan Surabaya. Setelah Indonesia merdeka, Jasin ikut serta dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
©2023 Merdeka.com/tribratanews.bengkulu.polri.go.id
Ia terlibat dalam peristiwa dua perebutan senjata dari pasukan Jepang maupun pasukan Sekutu. Ketika pertempuran Surabaya meletus, Jasin mengumumkan bahwa pasukan Polisi Istimewa yang dipimpinnya sudah demiliterisasi dan harus ikut dalam pertempuran.
Hal itu membuat Polisi pada waktu itu tidak hanya memiliki fungsi keamanan namun juga sebagai alat pertahanan. Jasin meninggalkan Surabaya dan memindahkan markasnya ke Sidoarjo pada akhir November 1945.
Bapak Brimob Indonesia
Brigade Mobil atau Brimob dahulu bernama Mobiele brigade (Mobbrig). Pada bulan November 1946 dalam Konferensi Djawatan Kepolisian Negara di Purwokerto, pasukan khusus yang berfungsi sebagai pasukan tempur ini pun terbentuk.
Moehammad Jasin juga hadir dalam konferensi tersebut. Ia kemudian diangkat menjadi Komandan Mobiele brigade Besar (MMB) Jawa Timur sekaligus menjadi Koordinator Mobrig di semua karesidenan di Jawa Timur.
Dari sana, ia memimpin menumpas berbagai macam pemberontakan yang mengancam keamanan negara. Pada tahun 1948 ia menumpas pemberontakan PKI di Madiun. Tahun 1950-an, Moehammad Jasin juga menumpas pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA).
Ia juga sempat menemui duta besar Amerika Serikat yang dianggap membantu pemberontakan PRRI dengan mengirimkan pasukan marinir di Riau dengan alasan untuk menjaga instalasi minyak milik perusahaan Amerika.
Diasingkan ke Jerman
Pada akhir tahun 1959, Moehammad Jasin diasingkan ke Jerman. Hal itu karena ia menentang pengangkatan Soekarno Joyonegoro sebagai Menteri atau Panglima Angkatan Kepolisian (Kapolri).
Bentuk protesnya Jasin diwujudkan atas penolakannya ketika ia diangkat sebagai Wakil Menteri Angkatan Kepolisian mendampingi Soekarno Joyonegoro. Pada tahun 1964, ia bertemu dengan Presiden Soekarno dan setahun setelahnya, Jasin kembali ke Indonesia.
©2023 Merdeka.com/tribratanews.bengkulu.polri.go.id
Moehammad Jasin sempat akan diangkat menjadi Menteri atau Panglima Angkatan kepolisian. Namun, pengangkatan itu dibatalkan atas desakan dari Wakil Perdana Menteri dr. Subandrio.
Selain memiliki karier di dunia Kepolisian, Moehammad Jasin juga pernah diangkat menjadi seorang anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS).
Mendapatkan Gelar Pahlawan
Pada tahun 2015, Presiden Joko Widodo memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Jenderal Moehammad Jasin.
Gelar itu didapatkan melalui berbagai tahapan pengusulan dan akhirnya pada 5 November gelar itu didapatkan oleh Jenderal Moehammad Jasin.
Presiden Jokowi memimpin upacara penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada 5 putra terbaik bangsa Indonesia yaitu Bernard Wilhem Lapian, Mas Isman, Moehammad Jasin, I Gusti Ngurah Made Agung, dan Ki Bagus Hadikusumo.