Beda Keterangan Polri dan Kejagung soal Konvoi Brimob Pasca Penguntitan Jampdisus
Konvoi patroli oleh anggota kepolisian di mana pun berada itu merupakan hal yang biasa.
Konvoi patroli oleh anggota kepolisian di mana pun berada itu merupakan hal yang biasa.
Beda Keterangan Polri dan Kejagung soal Konvoi Brimob Pasca Penguntitan Jampdisus
Mabes Polri menepis adanya keterkaitan antara peristiwa konvoi kendaraan Brimob yang menggeruduk Gedung Kejaksaan Agung (Kejagung) pasca kejadian penguntitan Jampidsus Febrie Ardiansyah oleh anggota Densus 88 Antiteror Polri.
Keterangan itu berbeda dengan yang disampaikan Kejagung, karena Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Sandi Nugroho menjelaskan bahwa konvoi yang viral di media sosial itu terkait aktivitas patroli yang dilakukan jajaran, setiap harinya.
"Patroli itu merupakan tugas Kepolisian dan setiap hari dilaksanakan. Mungkin kalau ditanya teman-teman yang tinggal di dekat-dekat kantor atau batalion Brimob atau kompi Brimob, mungkin hampir tiap hari itu ada kegiatan patroli," kata Sandi saat jumpa pers, Kamis (30/5).
Oleh sebab itu, Sandi memandang seharusnya konvoi patroli oleh anggota kepolisian di mana pun berada itu merupakan hal yang biasa. Dia pun meminta agar kejadian itu tidak disalahartikan dengan persepsi lain.
“Kadang-kadang suka dijabarkan, suka diandai-andaikan, suka dipersepsi dengan hal-hal yang berbeda," ujarnya.
“Namun perlu kita ketahui bersama memang tugasnya polisi untuk melaksanakan patroli. Apakah itu patroli gabungan atau patroli sendiri sendiri atau patroli kaitannya dengan situasi kamtibmas dan sebagainya,” tambah Sandi.
Terlebih, Sandi mengatakan dalam waktu dekat akan ada acara HUT Bhayangkara, yang berlangsung 1 Juli. Sehingga, dia menyebut dalam rangka persiapan, pastinya polri akan meningkatkan volume patroli.
“Tentu saja volume kegiatan patroli akan ditambah untuk bisa memastikan bahwa semua kegiatan berjalan dengan baik dan kamtibmas juga bisa berjalan dengan baik,” tuturnya.
Keterangan Kejagung
Kejaksaan Agung RI membenarkan kejadian konvoi kendaraan personel Brimob menggeruduk Gedung Korps Adhyaksa adalah satu rangkaian dari kejadian penguntitan Jampidsus Febrie Ardiansyah oleh anggota Densus 88 Antiteror Polri.
“Ya (konvoi Brimob) itu rangkaian semuanya yang sudah dilaporkan kepada pimpinan,” kata Kapuspenkum Kejagung, Ketut Sumedana saat jumpa pers, Rabu (29/5).
Namun demikian, Ketut tidak menjelaskan lebih lanjut terkait detail dari peristiwa itu. Dia hanya mengaku kalau kejadian itu telah dilaporkan kepada antara pimpinan kedua lembaga.
“Pimpinan sudah menyelesaikannya dengan baik Pak Kapolri, dan Pak Jaksa Agung sudah ketemu,” kata Ketut.
Lebih lanjut, Ketut pun membantah terkait adanya penebalan pengamanan oleh POM TNI pasca penguntitan dan konvoi Brimob. Dia meluruskan pengamanan itu memang sudah menjadi perjanjian MOU.
“Tidak. Saya jelaskan, tidak ada peningkatan pengamanan. Kenapa melibatkan TNI, Pak? Itu banyak pertanyaan kepada kami. Kita punya organik jajaran Kejaksaan Agung, yaitu Jampidmil,” kata dia.
“Di mana jajaran Jampidmil TNI Itu kita gunakan semua ya dalam rangka proses pengamanan pimpinan maupun pengamanan gedung yang ada di Kejaksaan Agung,” tambahnya.
Hasil Penelusuran
Sementara dari hasil penelusuran merdeka.com di lokasi, diketahui kejadian penguntitan Jampidsus Febrie yang telah terkonfirmasi itu berlangsung di salah satu restoran Perancis kawasan Cipete, Jakarta Selatan.
“Kalau benar, benar ada. Saya pun menyaksikan sebenarnya, kalau itu di lantai 2, iya vip di atas,” kata dia saat ditemui merdeka.com, Minggu (26/5).
Dia pun menyebut kejadian itu terjadi pada Kamis (16/5) malam. Ketika kondisi restoran terbilang sepi dan penangkapan terbilang senyap, karena tidak sampai membuat kegaduhan di restoran.
Meski begitu, dia tidak hafal secara pasti wajah para penguntit yang diketahui belakangan merupakan Anggota Densus 88. Sebab, saat kejadian para penguntit ada yang diamankan di dalam restoran dan disusul yang menunggu di luar.
“Kebetulan sepi waktu itu, tamu cuman satu kebetulan di bawah. Benar (tiba-tiba pelaku penguntit ketahuan),”ucapnya.
“Aman (tidak gaduh), penangkapan juga gak ada di dalam sini. Di luar, kita kan menjaga juga supaya customer tidak terganggu atau tahu gimana. Tapi soal penangkapan kasus gitu, disini pihak resto tidak mengizinkan,” tambahnya.
Sementara sehari setelahnya, saksi mata penjual di sekitar Gedung Kejagung yang ditemui merdeka.com membenarkan adanya konvoi personil Brigade Mobil (Brimob) Polri memakai sepeda motor trail dan mobil taktis menggeruduk Gedung Kejaksaan Agung (Kejagung) di Jalan Panglima Polim, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Dia menceritakan dengan detail terkait kejadian yang terjadi berlangsung selama tiga hari sejak Sabtu (18/5), Minggu (19/5), sampai puncaknya Senin (20/5) malam.
“Iya (benar ramai konvoi Brimob). (Kondisi Kejagung) Pintunya ketutup, Gak perhatiin cuma ya motornya doang. Rame-rame,” ucapnya saat ditemui, Minggu (26/6).
Rombongan konvoi dengan belasan kendaraan itu, melintas sebanyak tiga kali pada malam itu. Awalnya dia sempat tidak curiga, namun ketika rombongan itu kembali untuk ketiga kalinya barulah kecurigaan muncul.
“Kira-kira 8 sampai 9 ada lah malah lebih kayanya. Ada mobilnya juga sih. Kalau gak salah waktu itu ada yang geber-geber di depan pintu. Kalau gak salah denger,” ucapnya.
“Tadinya sih nggak (curiga), cuma pas di sini geber-geber, pasti ada kasus yang agak sensitif,” tambahnya.
Setelah kejadian itu, si pedagang yang sempat curiga dengan kondisi tersebut pun mengakui kalau beberapa kali Gedung Kejagung turut terparkir kendaraan Polisi Militer (PM) TNI. Kondisi itu nampak tidaklah wajar, karena dirinya yang sudah cukup lama berjualan di sekitaran pintu masuk Gedung Kejagung tidak pernah melihat kendaraan PM TNI berjaga di depan.
“Iya. Pokoknya setelah berapa kali, di sini dijagain PM terus. Sebelumnya enggak, terus PM juga sempet muter,” sebutnya.