Inilah Keutamaan Membaca Al-Quran dalam Hadits Rasulullah, Jangan Terlewatkan
Berikut keutamaan membaca Al-Quran dalam hadits Rasulullah SAW.
Ada berbagai macam keutamaan membaca Al-Quran. Bagi umat Islam, membaca Al-Quran bukan lagi menjadi suatu kegiatan yang asing. Al-Quran merupakan pedoman bagi orang muslim dan muslimah di seluruh dunia.
Baca juga: Tata Cara Wudhu Dan Dalil Rukunnya
-
Bagaimana cara para qori membaca Alquran raksasa di Masjid Agung Baiturrahman? Setiap pembacaan Alquran raksasa ini dibutuhkan paling tidak tiga qori. Dimana 1 qori bertugas untuk melantunkan ayat-ayat suci, sementara 2 qori lainnya bertugas untuk membuka setiap lembar halaman Alquran.
-
Bagaimana cara membaca doa khatam Al Quran? Berikut bacaan doa dan artinya yang penuh makna:Shadaqallaahul 'aliyyul 'azhiim. Wa shadaqa rasuuluhun nabiyyul kariim. Wa nahnu 'alaa dzaalika minasy syaahidin wasy syaakirin. Walhamdulillahi rabbil 'aalamiin. Rabbanaa taqabbal minnaa innaka antas samii'ul 'aliim. Allaahummar zuqnaa bi-kulli harfin minal qur'aani halaawatan. Wa bikulli juz-in minal qur'aani jazaa-an.
-
Kenapa ghunnah penting dalam membaca Al-Quran? Ghunnah sebenarnya adalah bagian dari sifat huruf yang tetap, Akan tetapi karena huruf mim dan nun sangat berdengung ketika bertasydid daripada ketika tidak bertasydid, makan dikenai hukum bacaan tersendiri, yaitu hukum bacaan ghunnah.
-
Bagaimana cara membaca doa khotmil Quran? Berikut bacaan doa khotmil Quran pendek dan artinya yang bisa diamalkan: Allhummarhamni bilqur’an. Wajalhu li imaman wa nuran wa hudan wa rohmah. Allahumma dzakkirni minhu ma nasitu wa ‘allimni minhu ma jahiltu warzuqni tilawatahu aana-allaili waj’alhu li hujatan ya rabbal ‘alamin.
-
Bagaimana cara membaca iqlab yang benar dalam Al-Quran? Cara membaca iqlab, terdiri dari tiga tahapan penting sebagaimana dijelaskan dalam buku berjudul 1 Hari 10 Ayat Mudah Hafal Juz’Amma oleh Ahmad Juaeni Abdurahman BN. Pengucapan yang benar dalam iqlab memerlukan pemahaman dan praktik yang cermat, serta mengikuti pedoman berikut ini: 1. Bertemu Ba dengan Nun Sukun atau TanwinKetika bertemu dengan huruf ba yang ada setelah huruf nun sukun atau tanwin, lakukan perubahan dalam pengucapan dengan mengucapkan huruf mim dengan suara melembut. Ini adalah langkah kunci dalam iqlab di mana perubahan dari nun sukun atau tanwin menjadi mim harus dilakukan dengan lembut dan tepat. Hal ini menciptakan bunyi mim yang melembut, dan ini adalah salah satu ciri khas iqlab. 2. Perhatikan Cara Memposisikan LidahTempatkan lidah di antara langit-langit lembut dan gigi atas, dan tekan bibir bawah ke bibir atas untuk menghasilkan suara melembut saat mengucapkan huruf mim. Ini adalah bagian teknis dalam melafalkan iqlab. Jika mampu menempatkan lidah di lokasi yang tepat di mulut dan menekan bibir bawah ke bibir atas, pembaca menciptakan suara mim yang lembut dan khas untuk iqlab. 3. Juga Perhatikan Perubahan PengucapanPastikan perubahan pengucapan dari nun sukun atau tanwin menjadi huruf mim dilakukan dengan ringan dan cepat tanpa menghilangkan huruf nun atau tanwin dalam hafalan. Perubahan ini harus dilakukan dengan cermat tanpa menghapus huruf nun atau tanwin dari bacaan.
-
Kenapa membaca doa Khotmil Quran penting bagi umat Muslim? Menutup bacaan Al-Quran adalah momen yang sangat penting bagi umat Islam, dan membaca doa khatam atau doa khotmil Quran dianggap sebagai tindakan yang baik. Oleh karenanya, penting bagi Anda sebagai umat Islam untuk mempelajari dan menghafalkan doa yang satu ini.
Membaca Al-Quran juga termasuk ke dalam ibadah paling utama di antara ibadah-ibadah lainnya. Tak heran, keutamaan membaca Al-Quran bisa dikategorikan secara umum maupun khusus. Sebagaimana yang sudah diriwayatkan oleh an-Nu‘man ibn Basyir:
Artinya: Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca Al-Qur’an.” (HR. al-Baihaqi).
Gambaran Umat Islam Suka dan Tidak Suka Membaca Al-Quran
Melansir dari NU Online, Kamis (14/5/2020), digambarkan dalam hadits Abu Dawud, orang mukmin yang suka membaca Al-Quran seperti buah yang manis dan harum. Sementara, bagi orang mukmin yang tidak suka membaca Al-Quran akan digambarkan seperti buah yang manis namun tidak harum.
Kemudian, orang fasik yang suka membaca Al-Quran akan digambarkan seperti buah yang beraroma harum namun memiliki rasa pahit. Dan, orang fasik yang tidak suka membaca Al-Quran akan digambarkan seperti buah yang pahit dan tidak beraroma.
Al-Quran sendiri telah mengungkapkan:
“Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat,” (QS. Al-A‘raf [7]: 204).
Menurut pada ulama tafsir, dengan adanya perintah menyimak bacaan Al-Quran itu berarti perintah membaca Al-Quran pun juga ada. Menurutnya, dengan mendengarkan bacaan Al-Quran saja sudah mengundang rahmat, apalagi jika kalian membacanya.
Keutamaan Membaca Al-Quran dari Riwayat Abdullah Ibnu Masud
Salah satu hadist mengenai keutamaan membaca Al-Quran yang cukup familiar yakni hadist dari riwayat Abdullah Ibnu Mas‘ud. Di mana, dalam hadist tersebut menyatakan, setiap huruf Al-Quran yang dibaca akan diberi balasan satu kebaikan. Setiap kebaikkan juga dikatakan akan dilipatkan menjadi sepuluh.
Sebagaimana hadits riwayat Abdullah Ibnu Mas‘ud:
عن عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ، يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
Artinya:
"Kata ‘Abdullah ibn Mas‘ud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa saja membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an), maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan kepada sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lâm mîm satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lâm satu huruf, dan mîm satu huruf,” (HR. At-Tirmidzi).
Keutamaan Membaca Al-Quran dari Menurut Ali ibn Abi Thalib
Menurut 'Ali ibn Abi Thalib karramallahu wajhah, keutamaan yang diungkap oleh hadist di atas lebih diperuntukkan pada orang yang membacanya di luar salat meski tidak dalam kondisi suci. Adapun, keutamaan orang yang membaca Al-Quran dalam salat serta dilakukan saat berdiri, maka balasan yang diperoleh yakni 100 kebaikan.
©2020 AFP/MOHAMMED HUWAIS
Sedangkan, membaca Al-Quran saat duduk salat, maka balasan yang diperoleh yakni 50 kebaikan. Kemudian, membaca Al-Quran dalam keadaan di luar salat meski dengan kondisi suci akan mendapatkan balasan 25 kebaikan.
"Sungguh Allah Mahakuasa melipatkan balasan atas kebaikan hamba-Nya." (Lihat: As-Sayyid ‘Abdullah ibn ‘Alawi, ibn Muhammad al-Haddad, Risalatul Mu‘awanah, hal. 9).
Keutamaan Membaca Al-Quran dalam Hadits Lain
Dalam hadist lain, keutamaan membaca Al-Quran telah disebutkan oleh Rasulullah SAW,
"Siapa saja yang membaca Al-Qur’an seratus ayat dalam satu malam, maka akan dicatat untuknya ketaatan satu malam itu.” (HR. Ahmad).
Tak hanya itu, di hadist lainnya juga diriwayatkan,
“Siapa yang membaca 100 ayat dalam satu malam, maka tidak tercatat sebagai orang yang lalai.”
Riwayat berikutnya mengatakan,
“Ketika seorang hamba mengkhatamkan Al-Qur’an, maka di penghujung khatamnya, sebanyak 60 ribu malaikat akan memohonkan ampun untuknya” (HR. ad-Dailami).
Keutamaan Membaca Al-Quran Mendapat Syafaat di Hari Akhir
Selain itu, bagi siapa saja yang membaca Al-Quran dikatakan akan diberikan syafaat di hari akhir atau Kiamat. Sebagaimana yang tertulis pada hadist dari Abu Umamah al-Bahili:
نْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اقْرَءُوا الْقُرْآنَ؛ فَإِنَّهُ يَأْتِي شَفِيعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ لِصَاحِبِهِ
Artinya:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Bacalah Al-Qur’an. Sebab, ia akan datang memberikan syafaat pada hari Kiamat kepada pemilik (pembaca, pengamal)-nya,” (HR. Ahmad).
Keutamaan Membaca Al-Quran Mendapat Balasan Terbaik
nuraddini.blogspot.com
Sementara itu, di sebuah hadist qudsi disebutkan, orang yang sibuk membaca Al-Quran dan tak sempat membaca dzikir yang lain tetap akan mendapatkan balasan terbaik. Bahkan, melebihi balasan mereka yang meminta. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Sa'id dari Rasulullah SAW, Allah SWT berfirman:
يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى مَنْ شَغَلَهُ قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ عَنْ ذِكْرِي وَمَسْأَلَتِي أَعْطَيْتُهُ أَفْضَلَ ثَوَابِ السَّائِلِينَ وَفَضَلُ الْقُرْآنِ عَلَى سَائِرِ الْكَلَامِ كَفَضْلِ اللَّهِ عَلَى خَلْقِهِ
Artinya:
"Allah berfirman, 'Siapa saja yang disibukkan oleh membaca Al-Qur’an, hingga tak sempat dzikir yang lain kepada-Ku dan meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya balasan terbaik orang-orang yang meminta. Ingatlah, keutamaan Al-Qur’an atas kalimat-kalimat yang lain seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya,” (HR. Al-Baihaqi).
Keutamaan Membaca Al-Quran dari Para Ulama
Berdasarkan firman Allah SWT tersebut, para ulama menyebutkan, membaca Al-Quran lebih uatama dibanding dengan dzikir. Terlebih dengan kalimat-kalimat umum yang tidak terpaku pada tempat dan waktu.
Para ulama juga menyebutkan beberapa keutamaan membaca Al-Quran lainnya. Berikut keutamaan membaca Al-Quran yang disebutkan oleh para ulama:
- Melembutkan dan menerangi hati
- Memudahkan urusan
- Memfasihkan lisan
- Terkabulnya sejumlah permintaan
- Mendatangkan kebaikan bila dihadiahkan kepada orang meninggal
Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Imam Ahmad ibn Hanbal dan sebagian ulama Syafii. Hal ini karena, dalam pandangan mereka, kebaikan membaca Al-Quran yang diberikan kepada ahli kubur tetap akan sampai. Meski begitu, perlu diingat, membaca Al-Quran hendaknya dilakukan dengan tartil serta memenuhi adab-adabnya. Berikut adab-adab membaca Al-Quran:
- Dalam keadaan berwudhu
- Berada di tempat yang suci
- Menghadap kiblat
- Menghadirkan hati disertai dengan kekhusyukan, kerendahan hati, penghayatan, dan pengagungan terhadap Allah SWT.
Adapun adab-adab membaca Al-Quran pernah dikatakan oleh Ibnu 'Abbas:
“Satu surat yang aku baca dengan tartil lebih aku sukai daripada membaca seluruh Al-Qur’an tanpa tartil.” Bahkan Anas ibn Malik juga mengatakan, “Banyak sekali orang yang membaca Al-Qur’an, namun Al-Qur’an sendiri melaknatnya.” Dijelaskan para ulama, membaca Al-Qur’an yang dilaknat oleh Al-Qur’an sendiri adalah membaca yang asal-asalan tanpa adab. (Lihat: Syekh Zainuddin al-Malaibari, Irsyâd al-‘Ibad, hal. 54).