Cara Duduk Rasulullah, Bisa Jadi Teladan Umat Muslim
Cara duduk Rasulullah SAW merupakan salah satu aspek penting dari sunnah yang sering kali diabaikan dalam kehidupan sehari-hari.
Cara duduk Rasulullah SAW merupakan salah satu aspek penting dari sunnah yang sering kali diabaikan dalam kehidupan sehari-hari.
Cara Duduk Rasulullah, Bisa Jadi Teladan Umat Muslim
Cara duduk Rasulullah SAW merupakan salah satu aspek penting dari sunnah yang sering kali diabaikan dalam kehidupan sehari-hari.
Rasulullah SAW dikenal memiliki adab dan cara duduk yang sangat teratur dan penuh dengan kebijaksanaan, menunjukkan kerendahan hati serta rasa hormat terhadap orang lain.
Salah satu posisi duduk yang paling sering disebutkan adalah posisi tawarruk, di mana beliau duduk dengan lutut ditekuk dan kaki terselip di bawah tubuh.
-
Apa saja adab makan Rasulullah? Tidak makan sambil tiduran atau telentang. Tidak pula makan di tempat yang tersedia makanan tidak halal. - Tidak bersandar pada saat makan.
-
Bagaimana cara duduk yang benar di antara dua sujud? Duduk di antara dua sujud adalah rukun yang harus dikerjakan seorang muslim yang hendak menunaikan ibadah salat. Gerakan duduk di antara dua sujud ini sendiri disebutkan dalam salah suatu hadis, yang artinya:'Tidak sempurna salat seseorang hingga dia sujud sampai ruas tulang belakangnya mapan, kemudian mengucapkan 'Allahu Akbar' kemudian mengangkat kepalanya (bangkit dari sujud) hingga duduk dengan tegak.' (HR Abu Dawud).
-
Bagaimana cara Rasulullah makan? Cara ini dimakruhkan dan dianggap kurang baik karena memperlihatkan duduknya orang yang sedang lahap dan nafsu makan. Akibatnya kita tidak bisa mengontrol daya tampung perut sendiri. Posisi duduk yang dianjurkan pada saat makan adalah menekuk kedua lutut dan menduduki bagian dalam telapak kaki, atau menegakkan betis dan paha kanan serta menduduki kaki yang kiri.
-
Bagaimana cara duduk diantara dua sujud? Dalam hadits Abu Humaid As Sa’idiy disebutkan,'Kemudian kaki kiri dibengkokkan dan diduduki. Kemudian kembali lurus hingga setiap anggota tubuh kembali pada tempatnya. Lalu turun sujud.'
-
Gimana cara sholat yang benar menurut Nabi? Di antara larangan yang ada adalah: 1. Menoleh saat sholat seperti yang dilakukan oleh rubah; 2. Membentangkan tangan saat sujud layaknya binatang buas; 3. Duduk dengan cara yang sama seperti anjing; 4. Melakukan sujud dengan cepat seperti burung gagak saat mematuk; 5. Menuju sujud dari posisi berdiri dengan cara yang mirip menderumnya unta; dan 6. Mengangkat tangan saat salam seperti ekor kuda yang kepanasan.
-
Bagaimana cara duduk yang baik? Posisi duduk yang baik adalah ketika bagian-bagian kunci tubuh Anda sejajar dengan benar dan didukung dengan ketegangan otot yang tepat. Ini termasuk menjaga punggung lurus, bahu rileks, dan kaki datar di lantai.
Cara duduk ini menunjukkan sikap tenang dan siap untuk beribadah atau berdiskusi dengan orang lain, mencerminkan sifat kebersahajaan dan kesederhanaan beliau dalam segala hal.
Posisi ini tidak hanya digunakan dalam konteks ibadah tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari ketika berinteraksi dengan sahabat-sahabatnya. Sikap duduk yang demikian menampilkan rasa hormat dan kesopanan, serta menjaga keseimbangan tubuh yang sehat.
Dengan meneladani cara duduk Rasulullah SAW, umat Islam tidak hanya mengikuti sunnah tetapi juga mendapatkan manfaat kesehatan dan menunjukkan rasa hormat yang lebih besar dalam interaksi sosial mereka.
Berikut cara duduk Rasulullah yang penting dijadikan teladan dalam kehidupan sehari-hari:
Cara Duduk Rasulullah
Rasulullah SAW memiliki tata cara duduk yang khas dan penuh dengan hikmah.
Meskipun sederhana, cara beliau duduk mengandung banyak makna dan pelajaran yang dapat kita ambil hikmahnya.
Berikut beberapa cara duduk Rasulullah SAW yang patut kita teladani:
1. Tawaruk (Duduk bersila)
Rasulullah SAW juga sering duduk dengan cara bersila atau tawaruk. Tawaruk adalah cara duduk dengan satu kaki yang dilipat di atas kaki yang lain, dan pantat menempel pada pangkal tumit.
Ini adalah cara duduk yang nyaman dan memberikan keseimbangan tubuh yang baik.
2. Lutut Diangkat Sampai Menempel ke Perut
Cara duduk Rasulullah selanjutnya adalah lutut diangkat sampai menempel ke perut. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadis, artinya:
"Aku melihat Rasulullah di dalam masjid, beliau sedang duduk dengan lutut diangkat menempel ke perut". Ia kemudian berkata, "Ketika aku melihat Rasulullah duduk dengan sangat khusyuk, aku gemetar karena takut" (HR Abu Dawud).
3. Kaki Ditumpangkan ke Kaki Lainnya
Selain lutut diangkat sampai menempel perut, cara duduk Rasullah berikutnya adalah kaki ditumpangkan ke kaki lainnya.
Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadis, artinya:
“Said bin Abdirrahman Al-Makhzumi dan yang lainnya bercerita kepada kami, mereka berkata, Sufyan memberitahukan kepada kami, dari Az-Zuhri, dari Abbad bin Tamim dari pamannya, bahasannya ia melihat Rasulullah SAW berbaring telentang di masjid, dan salah satu kakinya ditumpangkan pada kaki lainnya.” (HR Al-Bukhari 6278 dan Muslim 921000).
Cara Rasulullah Duduk Saat Makan
Berikut beberapa cara duduk makan Rasulullah seperti dikutip dari NU Online:
- Tidak makan sambil tiduran atau telentang. Tidak pula makan di tempat yang tersedia makanan tidak halal.
- Tidak bersandar pada saat makan. Cara ini dimakruhkan dan dianggap kurang baik karena memperlihatkan duduknya orang yang sedang lahap dan nafsu makan.
- Duduk dengan rendah hati di hadapan makanan dan makan dari bagian pinggir makanan, serta membasuh kedua tangan sebelum dan setelah makan.
Adab Duduk dalam Islam
Adab duduk dalam Islam mengacu pada tata cara dan etika yang dianjurkan ketika duduk, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam situasi ibadah.
Berikut beberapa adab duduk yang diajarkan dalam Islam:
1. Duduk dengan Penuh Kesopanan
Dalam Islam, duduk dengan penuh kesopanan sangat dianjurkan. Ini termasuk duduk dengan rapi, tidak menjulurkan kaki sembarangan, dan menjaga postur tubuh agar tetap hormat.
2. Duduk di Tempat yang Sesuai
Tidak mengambil tempat duduk orang lain tanpa izin dan menghormati tempat duduk yang telah ditentukan adalah bagian dari adab. Rasulullah SAW menegaskan pentingnya tidak mengganggu hak orang lain dalam hal tempat duduk.
3. Menjaga Kesopanan dalam Berbicara
Ketika duduk bersama orang lain, penting untuk menjaga kesopanan dalam berbicara. Tidak berbicara dengan suara keras atau kasar, serta menghindari gosip dan percakapan yang tidak bermanfaat.
Dianjurkan untuk tidak duduk di tempat yang kotor atau tidak layak. Hal ini untuk menjaga kebersihan dan kesucian, baik dalam konteks ibadah maupun kehidupan sehari-hari.
5. Tidak Duduk dengan Posisi yang Menunjukkan Kesombongan
Rasulullah SAW mengajarkan untuk menghindari duduk dengan posisi yang menunjukkan kesombongan atau keangkuhan, seperti duduk dengan satu kaki di atas kaki yang lain dalam cara yang sombong.
6. Duduk dengan Tenang dan Tidak Gelisah
Menjaga ketenangan dan tidak gelisah saat duduk juga merupakan bagian dari adab. Ini menunjukkan sikap sabar dan tawakal.
10. Mengucapkan Salam Ketika Duduk di Majelis
Ketika memasuki atau meninggalkan majelis, dianjurkan untuk mengucapkan salam. Ini menunjukkan sikap hormat dan mempererat ukhuwah (persaudaraan) di antara sesama muslim.
Mengamalkan adab duduk dalam Islam bukan hanya menunjukkan kesopanan dan penghormatan, tetapi juga merupakan bagian dari meneladani akhlak Rasulullah SAW dan menjalankan sunnah yang mulia.