Jangan Salah Kaprah, ini Perbedaan Rematik dan Asam Urat yang Wajib Diketahui
Berikut perbedaan rematik dan asam urat yang wajib diketahui.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai perbedaannya, penting untuk memahami definisi dari masing-masing kondisi ini. Rematik atau dalam istilah medis disebut rheumatoid arthritis merupakan penyakit autoimun kronis yang menyebabkan peradangan pada sendi.
Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan sehat di dalam tubuh. Terutama pada lapisan sendi (sinovium). Akibatnya, terjadi pembengkakan, nyeri, dan kekakuan pada sendi yang dapat menyebabkan kerusakan sendi jangka panjang jika tidak ditangani dengan baik.
-
Kenapa penyakit asam urat sering disalahartikan sebagai rematik? Penyakit ini sering kali disalah artikan sebagai rematik, namun memiliki karakteristik dan penyebab yang berbeda.
-
Apa sebenarnya rematik itu? Rematik, atau yang dikenal dengan rheumatoid arthritis (RA), adalah penyakit autoimun yang menyerang sendi tubuh.
-
Apa sebenarnya Asam Urat? Asam urat adalah senyawa yang terbentuk ketika tubuh memecah purin, suatu zat alami yang terdapat dalam makanan yang kita konsumsi.
-
Apa itu asam urat? Asam urat adalah bentuk radang sendi yang menyebabkan rasa sakit dan bengkak pada persendian. Kondisi ini terjadi ketika ada penumpukan asam urat ekstra di tubuh Anda.
-
Bagaimana cara menghindari Asam Urat? Pencegahan penyakit asam urat juga dapat dilakukan dengan menjalani gaya hidup sehat, seperti menghindari konsumsi makanan dengan kadar purin tinggi, berolahraga rutin, dan menjaga berat badan agar tetap sehat.
Sementara itu, asam urat atau dalam istilah medis disebut gout adalah bentuk artritis yang disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat di dalam sendi. Kondisi ini terjadi ketika kadar asam urat dalam darah terlalu tinggi (hiperurisemia).
Asam urat sendiri merupakan produk sampingan dari pemecahan purin, zat yang secara alami terdapat dalam tubuh dan juga ditemukan dalam beberapa jenis makanan.
Meskipun keduanya sama-sama menyebabkan masalah pada sendi, rematik dan asam urat memiliki mekanisme yang berbeda dalam menimbulkan gejala. Rematik disebabkan oleh reaksi autoimun, sementara asam urat disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat.
Memahami perbedaan antara rematik dan asam urat sangat penting agar kita bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Apa perbedaan rematik dan asam urat yang wajib diketahui?
Melansir dari berbagai sumber, Jumat (14/3), simak ulasan informasinya berikut ini.
Perbedaan Gejala Rematik dan Asam Urat
Meskipun rematik dan asam urat sama-sama dapat menyebabkan nyeri sendi, terdapat beberapa perbedaan karakteristik gejala yang dapat membantu membedakan kedua kondisi ini:
1. Gejala Rematik:
- Nyeri sendi yang simetris (terjadi pada sendi yang sama di kedua sisi tubuh)
- Kekakuan sendi, terutama di pagi hari atau setelah tidak aktif untuk waktu yang lama
- Pembengkakan dan kehangatan pada sendi yang terkena
- Gejala sistemik seperti kelelahan, demam ringan, dan penurunan berat badan
- Sendi yang paling sering terkena: jari tangan, pergelangan tangan, siku, bahu, lutut, dan kaki
- Gejala cenderung berkembang secara bertahap selama beberapa minggu atau bulan
2. Gejala Asam Urat:
- Serangan nyeri yang tiba-tiba dan intens, sering kali di malam hari
- Nyeri biasanya terfokus pada satu sendi, paling sering pada jempol kaki
- Sendi yang terkena menjadi merah, bengkak, panas, dan sangat sensitif
- Gejala memuncak dalam 12-24 jam pertama
- Kulit di sekitar sendi yang terkena mungkin terlihat mengkilap dan mengelupas
- Serangan dapat berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu
Perbedaan Penyebab Rematik dan Asam Urat
Rematik dan asam urat memiliki penyebab yang sangat berbeda, meskipun keduanya sama-sama menyebabkan masalah pada sendi. Memahami perbedaan penyebab ini penting untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.
1. Penyebab Rematik:
Rematik adalah penyakit autoimun, yang berarti sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat secara keliru. Meskipun penyebab pastinya belum diketahui, beberapa faktor yang diduga berperan dalam perkembangan rematik antara lain:
- Faktor genetik: Orang dengan gen tertentu lebih rentan terhadap rematik
- Faktor lingkungan: Paparan terhadap zat atau infeksi tertentu mungkin memicu reaksi autoimun pada orang yang rentan
- Hormon: Rematik lebih sering terjadi pada wanita, menunjukkan kemungkinan peran hormon
- Merokok: Meningkatkan risiko rematik, terutama pada orang dengan predisposisi genetik
- Obesitas: Dapat meningkatkan risiko dan memperburuk gejala rematik
2. Penyebab Asam Urat:
Asam urat disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat dalam sendi. Hal ini terjadi ketika tubuh memproduksi terlalu banyak asam urat atau ginjal tidak mampu membuang asam urat dengan efektif. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat meliputi:
- Diet tinggi purin: Konsumsi berlebihan makanan yang kaya purin seperti daging merah, jeroan, dan makanan laut tertentu
- Konsumsi alkohol: Terutama bir dan minuman beralkohol yang kaya purin
- Obesitas: Meningkatkan produksi asam urat dan mengurangi ekskresinya
- Genetik: Beberapa orang memiliki kecenderungan genetik untuk memproduksi terlalu banyak asam urat atau kesulitan mengekskresikannya
- Penyakit tertentu: Seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit ginjal dapat meningkatkan risiko asam urat
- Obat-obatan tertentu: Beberapa obat dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah
Perbedaan Pengobatan Rematik dan Asam Urat
Pengobatan rematik dan asam urat berbeda secara signifikan karena penyebab dan mekanisme penyakit yang berbeda. Berikut adalah pendekatan pengobatan untuk masing-masing kondisi:
1. Pengobatan Rematik:
a. Obat Anti-inflamasi Non-steroid (NSAID): Untuk mengurangi nyeri dan peradangan.
b. Disease-Modifying Antirheumatic Drugs (DMARDs):
- Methotrexate, Sulfasalazine, Hydroxychloroquine: Memperlambat perkembangan penyakit
- Obat biologis (seperti inhibitor TNF): Untuk kasus yang lebih parah atau tidak responsif terhadap DMARDs konvensional
c. Kortikosteroid: Untuk mengurangi peradangan akut, biasanya digunakan dalam jangka pendek.
d. Terapi Fisik: Membantu mempertahankan fleksibilitas sendi dan kekuatan otot.
e. Perubahan Gaya Hidup:
- Olahraga teratur
- Manajemen stres
- Diet seimbang
f. Pembedahan: Dalam kasus parah, mungkin diperlukan penggantian sendi.
2. Pengobatan Asam Urat:
a. Pengobatan Serangan Akut:
- NSAID
- Colchicine: Mengurangi peradangan
- Kortikosteroid: Untuk kasus yang tidak responsif terhadap NSAID atau colchicine
b. Pengobatan Jangka Panjang:
- Allopurinol atau Febuxostat: Mengurangi produksi asam urat
- Probenecid: Meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal
c. Perubahan Gaya Hidup:
- Diet rendah purin
- Mengurangi konsumsi alkohol
- Menjaga berat badan ideal
- Meningkatkan asupan cairan
d. Pengobatan Kondisi Terkait: Mengelola penyakit seperti hipertensi atau diabetes yang dapat mempengaruhi kadar asam urat.
3. Perbedaan utama dalam pengobatan:
- Rematik memerlukan pengobatan jangka panjang untuk mengendalikan sistem kekebalan tubuh dan memperlambat perkembangan penyakit. Fokusnya adalah pada pengendalian peradangan sistemik.
- Pengobatan asam urat berfokus pada mengurangi kadar asam urat dalam darah dan mengelola serangan akut. Setelah kadar asam urat terkontrol, pengobatan pencegahan dapat dilanjutkan seumur hidup.
- Rematik sering memerlukan kombinasi obat-obatan, sementara asam urat biasanya dapat dikelola dengan satu atau dua jenis obat.
- Perubahan gaya hidup penting untuk kedua kondisi, tetapi dengan fokus yang berbeda: manajemen stres dan olahraga untuk rematik, sementara diet dan pengurangan alkohol lebih kritis untuk asam urat.
Cara Mencegah Rematik dan Asam Urat
Meskipun tidak selalu mungkin untuk sepenuhnya mencegah rematik dan asam urat, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko atau mengelola kondisi ini dengan lebih baik. Berikut adalah strategi pencegahan untuk masing-masing kondisi:
1. Pencegahan Rematik:
- Berhenti Merokok: Merokok meningkatkan risiko rematik dan dapat memperburuk gejalanya.
- Menjaga Berat Badan Ideal: Obesitas dapat meningkatkan risiko dan keparahan rematik.
- Olahraga Teratur: Aktivitas fisik moderat dapat memperkuat otot dan sendi, serta meningkatkan fleksibilitas.
- Diet Seimbang: Konsumsi makanan kaya antioksidan dan omega-3 dapat membantu mengurangi peradangan.
- Manajemen Stres: Stres dapat memicu atau memperburuk gejala rematik.
- Hindari Paparan Lingkungan Berisiko: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan terhadap polutan tertentu dapat meningkatkan risiko rematik.
- Konsumsi Vitamin D: Kekurangan vitamin D telah dikaitkan dengan peningkatan risiko rematik.
2. Pencegahan Asam Urat:
- Diet Rendah Purin: Batasi konsumsi makanan tinggi purin seperti daging merah, jeroan, dan makanan laut tertentu.
- Kurangi Konsumsi Alkohol: Terutama bir dan minuman beralkohol yang kaya purin.
- Menjaga Berat Badan Ideal: Obesitas meningkatkan risiko asam urat.
- Minum Banyak Air: Membantu ginjal mengeluarkan asam urat dari tubuh.
- Olahraga Teratur: Membantu menjaga berat badan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
- Batasi Konsumsi Fruktosa: Minuman manis dan makanan tinggi fruktosa dapat meningkatkan risiko asam urat.
- Konsumsi Makanan Rendah Lemak: Diet tinggi lemak dapat mengganggu ekskresi asam urat.
- Kelola Kondisi Kesehatan Lain: Kontrol diabetes, hipertensi, dan penyakit ginjal yang dapat mempengaruhi kadar asam urat.