Mandi Malam Bikin Rematik Mitos atau Fakta? Begini Penjelasannya
Kita sering dinasehati bahwa jangan mandi malam karena bisa memicu rematik. Namun, pernyataan tersebut ternyata hanyalah mitos belaka.
Rematik adalah penyakit yang menyerang sendi. Tapi, benarkah salah satu pemicunya karena mandi malam?
Mandi Malam Bikin Rematik Mitos atau Fakta? Begini Penjelasannya
Anda mungkin pernah mendengar salah satu nasehat yang berbunyi, “Jangan mandi malam, nanti kena rematik.”
Inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa banyak orang di masyarakat kita jarang mandi di malam hari. Namun, benarkah rematik bisa disebabkan oleh mandi malam? Bagaimana penjelasan di balik klaim tersebut?
Dalam artikel ini, kita akan menelusuri penjelasan apakah mandi malam bikin rematik mitos atau fakta. Kita akan mengungkap bagaimana rematik bisa muncul, dan apa yang bisa terjadi ketika kita mandi di malam hari.
-
Kenapa mitos mandi malam bikin rematik beredar? Sama seperti mitos lainnya, hingga kini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa mandi malam dapat menyebabkan rematik.
-
Bagaimana mandi malam bisa memperburuk rematik? Bagi individu yang sudah menderita penyakit ini, mandi malam dapat memperburuk kondisi kesehatan mereka. Suhu yang terlalu tinggi dapat mengganggu fungsi saraf di sendi, sehingga muncul rasa nyeri.
-
Bagaimana mitos mandi malam bisa menyebabkan masalah pada janin? Mandi malam tidak baik bagi ibu hamil karena bisa menyebabkan masalah pada air ketuban. Sehingga bisa memengaruhi kesehatan janin di dalam kandungan.
-
Apa penyakit yang dikaitkan dengan mandi malam? Reumatik merupakan penyakit yang ditandai dengan munculnya rasa nyeri dan pegal-pegal di area persendian.
-
Kenapa mitos mandi malam bagi ibu hamil diyakini membawa sial? Beberapa mitos menyatakan bahwa ibu hamil sebaiknya menghindari mandi malam pada malam Jumat karena diyakini dapat membawa ketidakberuntungan atau komplikasi selama persalinan.
-
Siapa yang percaya mitos mandi malam bisa menyebabkan keguguran? Beberapa masyarakat mempercayai mitos mandi malam bagi ibu hamil dapat menyebabkan keguguran.
Mitos Mandi Malam Menyebabkan Rematik
Di Indonesia, terdapat kepercayaan populer bahwa mandi di malam hari bisa menyebabkan rematik. Namun, ini hanyalah mitos. Rematik, atau yang dikenal dengan rheumatoid arthritis (RA), adalah penyakit autoimun yang menyerang sendi tubuh. Penyakit ini tidak disebabkan oleh aktivitas seperti mandi di malam hari.
Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko rematik antara lain genetik, usia, jenis kelamin (lebih sering pada wanita), dan faktor lingkungan.
Mandi Malam dan Rematik
Meskipun mandi malam tidak menyebabkan rematik, bagi orang yang sudah menderita rematik, mandi malam—terutama dengan air dingin—mungkin tidak disarankan. Hal ini karena udara malam yang lebih dingin dan air dingin dapat menyebabkan sendi menjadi kaku dan nyeri. Oleh karena itu, bagi penderita rematik, mandi dengan air hangat lebih disarankan untuk membantu meredakan gejala.
Penyebab Rematik
Rematik, atau artritis reumatoid adalah penyakit autoimun. Biasanya, sistem kekebalan Anda membantu melindungi tubuh Anda dari infeksi dan penyakit. Pada rheumatoid arthritis, sistem kekebalan Anda menyerang jaringan sehat di persendian Anda. Hal ini juga dapat menyebabkan masalah medis pada jantung, paru-paru, saraf, mata dan kulit.
Dokter tidak tahu apa yang memulai proses ini, meskipun kemungkinan besar ada komponen genetik.
Meskipun gen Anda tidak benar-benar menyebabkan rheumatoid arthritis, gen Anda dapat membuat Anda lebih mungkin bereaksi terhadap faktor lingkungan – seperti infeksi virus dan bakteri tertentu – yang dapat memicu penyakit ini.
Gejala Rematik
Tanda dan gejala rematik mungkin termasuk:
- Sendi yang nyeri, terasa hangan, dan bengkak
- Kekakuan sendi yang biasanya memburuk di pagi hari dan setelah tidak beraktivitas
- Kelelahan, demam dan kehilangan nafsu makan
Artritis reumatoid stadium awal cenderung menyerang sendi-sendi kecil terlebih dahulu – terutama sendi-sendi yang menghubungkan jari-jari tangan ke tangan dan jari-jari kaki ke kaki.
Ketika penyakit ini berkembang, gejalanya sering menyebar ke pergelangan tangan, lutut, pergelangan kaki, siku, pinggul dan bahu. Dalam kebanyakan kasus, gejala terjadi pada sendi yang sama di kedua sisi tubuh Anda.
mayoclinic.org
Sekitar 40% penderita rematik juga mengalami tanda dan gejala yang tidak melibatkan persendian. Area yang mungkin terkena dampak meliputi:- Kulit
- Mata
- Paru-paru
- Jantung
- Ginjal
- Kelenjar ludah
- Jaringan saraf
- Sumsum tulang
- Pembuluh darah
Tanda dan gejala rematik dapat bervariasi dalam tingkat keparahan dan bahkan dapat hilang timbul. Periode peningkatan aktivitas penyakit, yang disebut flare, bergantian dengan periode remisi relatif – ketika pembengkakan dan nyeri memudar atau hilang. Seiring waktu, rematik dapat menyebabkan persendian berubah bentuk dan bergeser dari tempatnya.
mayoclinic.org
Faktor Risiko Rematik
Rematik, atau rheumatoid arthritis (RA), adalah kondisi peradangan pada sendi yang dapat menyebabkan nyeri, bengkak, dan deformitas. Berikut adalah beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena rematik:
- Usia: Risiko terkena rematik, terutama rheumatoid arthritis, makin meningkat seiring bertambahnya usia. Penyakit ini dapat terjadi pada orang dewasa, lansia, remaja, maupun anak-anak.
- Jenis Kelamin: Wanita lebih berisiko terserang rheumatoid arthritis, lupus, atau sindrom Sjögren. Sementara ankylosing spondylitis diketahui lebih sering terjadi pada pria.
- Genetik: Riwayat keluarga dengan rematik dapat mempengaruhi risiko seseorang terkena penyakit ini. Faktor genetik juga berperan dalam perkembangan rematik.
- Berat Badan Berlebih atau Obesitas: Kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko rematik. Peradangan yang terjadi pada jaringan lemak dapat memicu kondisi ini.
- Kebiasaan Merokok: Merokok juga dapat memperburuk gejala rematik dan meningkatkan risiko terkena penyakit ini.
- Paparan Zat Berbahaya dari Lingkungan: Polutan atau paparan zat berbahaya dari lingkungan juga dapat berkontribusi pada perkembangan rematik.
Ingatlah bahwa memiliki satu atau lebih faktor risiko belum tentu Anda akan pasti terkena rematik. Di sisi lain, tidak memiliki faktor risiko ini pun belum pasti Anda terbebas dari penyakit ini.
Dampak Mandi Malam
Apakah mandi malam bisa menimbulkan masalah? Ada beberapa dampak yang dianggap bisa muncul karena mandi malam, seperti:
- Otot Kaku: Mandi dengan air dingin di malam hari dapat menyebabkan suhu inti tubuh menurun, yang kemudian menurunkan sirkulasi darah dan menyebabkan otot menjadi tegang dan kaku.
- Flu: Teori populer menyatakan bahwa mandi malam bisa menyebabkan flu karena virus berkembang biak lebih cepat di suhu tubuh yang dingin. Penelitian oleh Yale University tahun 2015 menunjukkan bahwa virus influenza lebih mudah menimbulkan penyakit di rongga hidung yang bersuhu dingin.
- Bronkitis Akut: Bronkitis akut, yang merupakan peradangan pada saluran pernapasan menuju paru-paru, bisa dipicu oleh suhu lingkungan yang terlalu dingin dan kering, kondisi yang mungkin terjadi setelah mandi malam.
- Asma: Perubahan suhu yang tiba-tiba menjadi dingin setelah mandi malam dapat memicu kambuhnya asma.
- Hipotermia: Mandi malam, terutama pada bayi atau di lingkungan yang sangat dingin, dapat meningkatkan risiko hipotermia, yaitu penurunan suhu tubuh secara drastis.
- Peningkatan Metabolisme: Beberapa sumber menyebutkan bahwa mandi malam dapat meningkatkan metabolisme tubuh, yang membutuhkan asupan kalori dan oksigen yang tinggi, sehingga berpotensi meningkatkan risiko penyakit tertentu.
- Gangguan Hormon: Mandi malam dikatakan dapat menyebabkan gangguan pada hormon dan merusak komposisi alami suhu tubuh karena perubahan suhu yang terjadi saat mandi.
- Sistem Kekebalan Tubuh Menurun: Suhu tubuh yang meningkat pada malam hari dan terpapar air dingin dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun, membuat tubuh lebih rentan terhadap demam.
Namun, penting untuk dicatat bahwa banyak dari informasi ini masih bersifat teoretis dan belum sepenuhnya terbukti secara ilmiah. Mandi malam dengan air hangat, misalnya, sering disarankan untuk membantu meringankan gejala rematik dan nyeri otot. Selain itu, mandi malam juga dapat membantu membersihkan debu dan polusi dari tubuh, yang dapat meningkatkan kenyamanan dan kualitas tidur.
merdeka.com