Jokowi Ajak Berdamai dengan Corona, JK Beri Komentar 'You Bisa Kena, Bisa Mati'
Pernyataan Presiden untuk berdamai dengan Covid-19 menuai banyak kritikan. Hal ini dirasa kurang pas untuk dilontarkan di tengah kondisi tenaga medis yang berjuang melawan wabah Covid-19.
Melonjaknya kasus covid-19 di Indonesia memaksa masyarakat Indonesia untuk tetap menerapkan berbagai tindakan pencegahan dalam jangka waktu yang lebih lama.
Presiden Joko Widodo meminta masyarakat Indonesia agar dapat berdamai dengan Corvid-19. Namun harus tetap waspada menerapkan pola yang sudah ditetapkan.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa tujuan utama dari sambutan Presiden Jokowi? Kepala Negara berharap para tamu menikmati jamuan hidangan dan pertunjukkan khas Indonesia yang telah disediakan. “Terima kasih atas partisipasinya. Saya berharap semangat malam ini dapat membawa kita untuk bekerja bersama berbagi akses air bersih dan sanitasi untuk semua orang,” kata Joko Widodo.
-
Apa yang dilakukan Jokowi saat kuliah? Semasa kuliah, Jokowi juga aktif tergabung dengan UKM pencinta alam.
Jokowi: Berdamai dengan Corona
©2020 Biro Pers Sekretariat Presiden
Melalui video tersebut, Presiden Joko Widodo meminta masyarakat Indonesia agar dapat berdamai dengan kondisi yang terjadi pada saat ini.
“Sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan,” kata Jokowi.
Hal ini disampaikan lantaran banyaknya fenomena pelanggaran PSBB yang masih banyak terjadi di wilayah yang menerapkan beberapa persyaratan guna mencegah penyebaran wabah virus corona.
“Silakan beraktivitas secara terbatas, tetapi sekali lagi ikuti protokol kesehatan. Semua ini membutuhkan kedisiplinan kita semuanya, kedisiplinan warga, serta peran aparat yang bekerja secara tepat dan terukur,” tambahnya.
Pabrik-Pabrik Dapat Beroperasional
Sepakat dengan pernyataan tersebut, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian juga meminta masyarakat untuk berdamai dan mampu hidup di tengah pandemi Covid-19 yang tengah terjadi di Indonesia.
“Ke depan kalau belum selesai Covid-19, kita memang terpaksa harus berdamai, bersahabat, artinya kita me-manage,” ujarnya.
Hal ini mengisyaratkan bahwa beberapa kebijakan akan segera diatur untuk masyarakat agar tetap dapat beraktivitas dan menjalankan sektor perekonomian yang sempat terhenti beberapa waktu yang lalu. Pabrik-pabrik pun kini diperbolehkan untuk beroperasional.
Warga yang Dapat Beraktivitas di Luar Rumah
Instagram/@camerapenjurunews ©2020 Merdeka.com
Menindaklanjuti dari pernyataan Presiden, Pemerintah pun akhirnya memberikan akses kepada kelompok masyarakat yang berusia produktif yakni di bawah 45 tahun untuk dapat beraktivitas seperti sedia kala.
Hal ini diklaim sebagai langkah antisipasi terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang marak dilakukan oleh banyak sektor ekonomi di tengah wabah Covid-19.
Bersiap Hidup dalam Kondisi New Normal
Melalui berbagai kebijakan yang dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 dan dampaknya, Presiden juga menambahkan agar masyarakat dapat hidup dalam kondisi normal yang baru.
Kritikan Demokrat
©Liputan6.com/Angga Yuniar
Pernyataan mantan Walikota Solo itu pun seketika menjadi polemik tersendiri bagi publik. Salah satunya yakni Partai Demokrat. Menurut Didik Mukrianto selaku Ketua DPP Partai Demokrat, Presiden tidak seharusnya melontarkan wacana untuk berdamai dengan wabah Covid-19 begitu saja.
Ia memberikan masukan agar data yang utuh dapat dijadikan sebagai acuan dalam menentukan segala kebijakan yang dibuat. Sebab, pasti akan terjadi suatu dampak yang cukup signifikan seperti masalah psikologis pada tenaga medis hingga dinamika perekonomian.
“Sebaiknya Presiden mengumpulkan data dan informasi yang utuh dan bisa dipertanggungjawabkan sebelum membuat pernyataan. Bisa bayangkan psikologis dokter dan tenaga medis yang mengambil risiko besar untuk nyawanya yang tidak kenal lelah mengobati orang terpapar. Kalau sampai mereka give up apa yang akan terjadi?,” ungkapnya.
Tak Bisa Berdamai dengan Corona
Tidak hanya Demokrat, Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla juga menyampaikan kritiknya terhadap pernyataan Jokowi. Hal ini disampaikannya pada acara webinar yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia pada beberapa waktu yang lalu.
“Ini kan virus ganas dan tidak pilih-pilih siapa. Tidak bisa diajak berdamai, kalau namanya berdamai itu kalau dua-duanya berdamai. Kalau kita hanya ingin berdamai tapi virusnya enggak, bagaimana,” tegas JK.
Istilah berdamai dengan Covid-19 dirasanya kurang tepat untuk diucapkan sebagai pernyataan seorang Presiden.
“Kurang pas sebenarnya. Karena damai itu harus kedua belah pihak. Tidak ada perdamaian bagi mereka. Bahwa you bisa kena, bisa mati,” tambahnya.
Rakyat Bisa Disiplin Jika Kebutuhannya Dijamin
©2020 Liputan6.com/Ady Anugrahadi
JK yang hingga kini menjabat sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) memberikan penegasan bahwa masyarakat Indonesia akan disiplin dan patuh terhadap berbagai kebijakan Pemerintah guna menangkal Covid-19 apabila kebutuhannya selalu terjamin.
“Orang akan disiplin kalau kebutuhannya dijamin. Karena itu butuh BLT segera, orang yang tidak bekerja, orang mendapat bisa makan dan sebagainya,” ungkapnya.