Kakeknya Pahlawan Pejuang Kemerdekaan RI & Ayahnya Dosen, Sosok Sering Dapat Beasiswa di Luar Negeri ini Kini jadi Capres
Berikut sosok yang sering mendapat beasiswa di luar negeri kini menjadi Capres 2024.
Berikut sosok yang sering mendapat beasiswa di luar negeri kini menjadi Capres 2024.
Kakeknya Pahlawan Pejuang Kemerdekaan RI & Ayahnya Dosen, Sosok Sering Dapat Beasiswa di Luar Negeri ini Kini jadi Capres
Setiap orang tentu berhak memiliki jalan hidup yang terbaik selama hidupnya.
Untuk mencapainya mereka harus berjuang dan berusaha setiap saat. Sebab, setiap orang tidak mengetahui dengan pasti bagaimana jalan kehidupannya di masa depan.
Seperti sosok satu ini. Ia sering mendapat beasiswa di Luar Negeri karena prestasinya. Bahkan, kini Ia menjadi Capres di Pilpres 2024 mendatang.
Melansir dari berbagai sumber, Kamis (19/10), simak ulasan informasinya berikut ini.
- Engkong Bantah Cabuli Remaja Pria di Depok: Enggak Diremas, Cuma Ngusap
- Anies Baswedan Mau jadi Pendaftar Capres Pertama di KPU, Ini Alasannya
- Pria Ini Layangkan Gugatan ke MK: Seseorang hanya Boleh Calonkan Capres Cawapres Dua Kali
- 'Bacapres Sowan ke Keluarga Gus Dur, Pinang Yenny Wahid Demi Suara NU'
Masyarakat Indonesia tentu sudah tidak asing dengan Anies Baswedan.
Kiprahnya di dunia politik dan pemerintahan Indonesia sudah tidak perlu diragukan lagi.
Rupanya, keberhasilan Anies Baswedan kini tidak lepas dari prestasinya di masa muda. Bagaimana tidak, saat muda, Ia sering mendapatkan beasiswa di Luar Negeri.
Ia pernah terpilih untuk mengikuti program pertukaran pelajar di Amerika Serikat (AFS) dan tinggal selama setahun di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat. Saat itu, Ia masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun 1987.
Program tersebut membuat Anies menempuh masa SMA lebih lama dari yang lain yakni 4 tahun. Ia baru lulus pada tahun 1989.
Prestasinya tidak berhenti di sana. Pada tahun 1993, Anies kembali mendapatkan beasiswa dari Japan Airlines Foundation untuk mengikuti kuliah musim panas di Universitas Sophia, Tokyo dalam bidang kajian Asia.
Beasiswa tersebut diperolehnya setelah memenangkan sebuah lomba menulis bertemakan lingkungan saat masih berkuliah di Universitas Gadjah Mada.
Tak disangka, Anies kembali mendapat beasiswa Fulbright dari American Indonesian Exchange Foundation untuk melanjutkan kuliah masternya dalam bidang keamanan internasional dan kebijakan ekonomi di School of Public Affairs, Universitas Maryland pada tahun 1997.
Sesaat setelah lulus dari Maryland, Ia kembali memperoleh beasiswa dalam bidang ilmu politik di Northern Illinois University untuk melanjutkan pendidikannya pada tahun 1999.
Anies bekerja sebagai asisten peneliti di Office of Research, Evaluation, and Policy Studies di kampusnya.
Siapa sangka, Ia kembali meraih beasiswa Gerald S. Maryanov Fellow, penghargaan yang hanya diberikan kepada mahasiswa NIU yang berprestasi dalam bidang ilmu politik pada tahun 2004.
merdeka.com
Pada tahun 2004, Anies telah menuntaskan pasca sarjananya dan sempat bekerja sebagai manajer riset di IPC, Inc. Chicago, sebuah asosiasi perusahaan elektronik sedunia.
Tidak heran apabila Anies memiliki masa depan yang gemilang.
Pada 15 Mei 2007, Anies secara resmi dilantik menjadi Rektor Universitas Paramadina. Menariknya, saat itu Anies menjadi rektor termuda di Indonesia, di mana Ia masih berusia 38 tahun.