Kisah Ayah & Anak Gagal Nonton Timnas Walau Sudah Nekat ke Jakarta Meski Tak Punya Tiket, Pelajaran di Baliknya Luar Biasa
Berikut kisah ayah dan anak gagal nonton Timnas meski sudah nekat ke Jakarta.
Timnas Indonesia baru saja bertanding dengan Timnas Jepang dan Timnas Arab Saudi dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Round 3. Bertanding di kandang, membuat masyarakat beramai-ramai memberikan dukungan secara langsung di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan.
Tiket kedua pertandingan pun ludes terjual dalam hitungan hari. Meski berkapasitas besar, rupanya masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak mendapatkan tiket.
- Kebelet Nikah Tak Direstui Orangtua, Siswi SMA Tewas Gantung Diri usai Nonton Konser Bareng Pacar
- Terungkap Isi Pertemuan Anies dan Surya Paloh Usai Prabowo Sowan ke NasDem
- Ribut saat Nonton Konser, Dua Pemuda Tikam dan Habisi Seorang Pria
- Pulang dari Gereja, Anak Tiba-Tiba Lihat Ibunya Nonton TV Ceramah Gus Miftah, Bikin Ketar Ketir
Salah satunya ayah dan anak ini. Walau tidak memiliki tiket, keduanya tetap nekat ke Jakarta dan GBK. Alih-alih berhasil masuk, mereka tetap tidak bisa mendapatkan tiket selama di Jakarta.
Meski begitu, ada pelajaran luar biasa di balik perjuangan ayah dan anak ini untuk menonton Timnas. Khususnya bagi sang anak.
Lantas bagaimana kisah ayah dan anak gagal nonton Timnas meski sudah nekat ke Jakarta? Melansir dari akun Instagram fauzi.ipung, Kamis (21/11), simak ulasan informasinya berikut ini.
Nekat ke Jakarta Meski Tak Punya Tiket
Pemilik akun Instagram fauzi.ipung membagikan kisah perjalanannya bersama sang anak ke Jakarta. Keduanya berangkat ke Jakarta untuk melihat Timnas Indonesia yang sedang bertanding sekaligus melihat GBK.
Perjalanan tersebut tentu menjadi momen luar biasa bagi sang anak. Apalagi ini merupakan pertama kali sang anak naik kereta api. Meski harus menempuh waktu yang tak sebentar, sang anak tetap semangat untuk memulai petualangannya di Jakarta.
Menariknya, pria ini mengatakan bahwa mereka belum memiliki tiket nonton Timnas Indonesia. Selain itu, Ia juga baru pertama kali datang ke GBK.
"Nekat berangkat ke Jakarta buat lihat lapangan GBK dan Timnas main. Belum punya tiket ✅ Belum pernah ke GBK ✅," ujarnya dalam video.
Lebih lanjut, Ia mampir di Masjid Istiqlal terlebih dahulu setelah sampai di Jakarta. Tidak tanggung-tanggung, ayah dan anak ini jalan kaki dari Stasiun Pasar Senen hingga Masjid Istiqlal. Mereka pun bermodalkan Google Map.
Sesudahnya, pria ini menemani sang anak yang ingin melihat Monumen Nasional (Monas). Sembari menunggu waktu, mereka pun menyempatkan waktu untuk masuk ke dalam museum.
Terlihat, keduanya sama-sama mengenakan jersey Timnas Indonesia berwarna putih saat jalan-jalan di Jakarta. Mereka pun lantas bertolak ke GBK menggunakan MRT. Ini juga menjadi pengalaman pertama mereka naik MRT.
"GBK nya masih sepi," ujarnya dan memutuskan untuk ke hotel terlebih dahulu untuk beristirahat.
Gagal Nonton Timnas
Keduanya lantas kembali lagi ke GBK. Karena belum memiliki tiket, pria ini kemudian mencari-cari penjual tiket yang biasanya banyak berjajar di stadion.
"3 jam nyari, tidak ada yang jual tiket resmi. Sudah malam, tidak dapat tiket sampai hujan-hujanan di luar," ungkapnya yang berakhir menonton Timnas Indonesia dari luar area.
Tidak ingin sang anak kecewa, pria ini lantas mengajaknya untuk menonton film di bioskop. Rupanya, mereka masih penasaran ingin ke GBK kembali. Keesokan harinya, keduanya pun memutuskan untuk kembali ke stadion.
"Akhirnya bisa lihat rumput GBK meski lewat celah pagar," ujarnya.
Pelajaran di Baliknya Luar Biasa
Ya, ayah dan anak ini berakhir tetap tidak bisa menonton pertandingan Timnas Indonesia di GBK. Meski begitu, ada pelajaran luar biasa di balik perjalanan keduanya.
"Its OK, gak masalah. Bisa dijadikan pengalaman untuk kedepannya. Karena yang kemarin semuanya serba pertama kali," tulisnya dalam keterangan video.
Lebih lanjut, pria ini juga mengatakan bahwa perjalanan mereka juga bisa memberikan pelajaran berharga bagi sang putra. Di mana sesuatu yang diharapkan tidak selalu berakhir sesuai kenyataan. Meskipun sudha berjuang dan kerja keras untuk bisa mewujudkannya.
"Dan momen ini jadi pengalaman bagus buat anak belajar, "bahwa apa yang kita harapkan terkadang tidak sesuai dengan kenyataan" meskipun sudah kita perjuangkan dengan maksimal. Dan hal-hal seperti itu akan terus berlangsung selama kita hidup," paparnya.
"Yang terpenting bagaimana kita bisa merespon dan mengontrol kenyataan yang tidak sesuai ekspetasi itu. Kecewa itu hal yang fitrah, segera move on dan teruslah berharap yang baik-baik," tutupnya.