Ngeri-Ngeri Sedap Prabowo Minta Tinggalkan Gaya Feodal & Waspadai Tukang Nguping saat Menteri Telepon
Dia meyakinkan jajaran menteri jika bakal bersikap terbuka hingga meninggalkan gaya feodal. Namun, dia mengingatkan kembali agar para menteri waspada.
Presiden Prabowo Subianto menggelar Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (6/11) lalu. Wakil Presiden Gibran Rakabuming beserta jajaran menteri tampak hadir di lokasi.
Dalam sidang tersebut, Prabowo menyampaikan sejumlah pengarahan penting. Salah satunya yakni mengenai perintah Prabowo kepada para menteri untuk menghubunginya sewaktu-waktu jika terdapat suatu hal mendesak.
Dia meyakinkan jajaran menteri jika bakal bersikap terbuka hingga meninggalkan gaya feodal. Namun, dia mengingatkan kembali agar para menteri waspada terhadap penggunaan teknologi komunikasi. Berikut ulasannya, dilansir dari kanal YouTube Merdeka DotCom, Kamis (7/11).
Prabowo Sampaikan Arahan
Sidang Kabinet Paripurna kembali digelar usai pertama kali diselenggarakan pada Rabu (23/10) lalu.
Dalam pertemuan terbatas yang dihadiri jajaran menteri dalam Kabinet Merah Putih itu, Prabowo memberi pengarahan terkait rencana kunjungan kerjanya hingga undangan ke beberapa negara.
Di antaranya, Prabowo menyampaikan jika dia juga harus menghadiri sejumlah agenda internasional penting seperti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC di Peru, G20 Brasil, hingga KTT G7.
Menurutnya, beberapa undangan tersebut merupakan bentuk penghargaan dunia terhadap Indonesia sebagai mitra penting dalam perekonomian global.
"Karena itu, saya merasa perlu untuk kumpulkan saudara, menyampaikan beberapa pengarahan selama saya sedang berada di luar negeri," ungkapnya.
"Tinggalkan Gaya Feodal"
Prabowo pun turut memberi arahan mengenai komunikasi internal kabinet selama dia berada di luar negeri. Prabowo menegaskan jika komunikasi aktif perlu dilakukan.
Melalui teknologi modern, Kepala Negara memastikan bahwa koordinasi dapat terus berlangsung melalui konferensi video.
"Tetapi saya kira dengan teknologi sekarang, ada video conference dan sebagainya, jadi sekiranya ada yang penting, saya kira kita bisa bertemu melalui vidcon," terangnya.
Dia menegaskan, agar para menteri tak sungkan untuk menelepon secara langsung jika terdapat suatu hal yang mendesak.
Bahkan, Prabowo tak segan menyebut agar para jajarannya dapat meninggalkan hal-hal yang berbau protokoler hingga feodal.
"Saya juga menyampaikan kepada saudara-saudara agar tidak ragu jika ada masalah apapun, jika sudah disampaikan ke Menko tetapi ingin meminta suatu kejelasan ke saya, jangan ragu-ragu untuk menghubungi saya atau telepon saya. Saya terbuka. Kita tinggalkan sekarang hal-hal yang terlalu protokoler, feodal," tegasnya.
Minta Menteri Waspada
“Kita ini adalah kolega, kita mengabdi sama-sama ke rakyat. Saya menduduki posisi mungkin bisa dianggap pemimpin daripada tim kita. Memang saya mandataris, saya menerima mandat dari rakyat bersama saudara wakil presiden, tapi kita adalah sama dalam kewajiban, tanggung jawab kita kepada rakyat,” sambungnya.
Meski demikian, Prabowo turut mengingatkan para menteri agar merasa waspada dengan teknologi komunikasi yang digunakan. Sebab, ada berbagai ancaman yang bisa muncul dari celah teknologi yang digunakan.
"Tetapi hal-hal yang rawan, tidak perlu lewat telepon. Di zaman modern ini, banyak telinga yang ingin dengar. Ya kan?" ungkapnya.
"Jadi kalau saudara ingin menyampaikan hal yang penting, silahkan ya," tegas Prabowo.
Prabowo Gelar Sidang Kabinet Paripurna
Presiden Prabowo Subianto diketahui menggelar Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (6/11) sore lalu. Kala itu, Prabowo memerintahkan jajarannya untuk hadir memakai setelan kemeja putih dan bawahan biru dongker.
Sejumlah menteri dan kepala lembaga Kabinet Merah Putih sudah hadir sejak pukul 14.19 WIB. Beberapa menteri tampak menggunakan kemeja putih dan celana biru.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menggelar Sidang Kabinet Paripurna perdana pada 23 Oktober 2024. Pada momen itu, Prabowo bersama jajarannya tampak menggunakan batik.