Pedagang Jual Belikan Lapak di Pasar Rp45 Juta, Dedi Mulyadi Ngamuk 'Kita Proses'
Sebagian besar lapak di pasar sudah diperjual-belikan tanpa dasar hukum yang jelas.
Mungkin tak sedikit di antara para pedagang pasar yang tanpa sadar mereka telah melakukan pelanggaran hukum dengan menggadaikan aset negara. Sejatinya pasar yang dibangun oleh negara, memang fasilitas untuk rakyat.
Rupanya banyak lapak hingga trotoar disewakan untuk keuntungan pribadi. Mengetahui temuan tersebut, Anggota DPR RI Dedi Mulyadi lantas meluapkan emosinya. Sebagian besar lapak di pasar sudah diperjual-belikan tanpa dasar hukum yang jelas.
-
Siapa yang berjanji akan merevitalisasi Pasar Minggu? Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka mengunjungi Pasar Induk Kramat Jati dan Pasar Minggu dalam kegiatan kampanye pada hari Sabtu (23/12). Gibran berjanji akan merevitalisasi Pasar Minggu yang kondisinya becek.
-
Kapan Pasar Gede dibangun? Pembangunannya dimulai pada tahun 1927 dan rampung pada tahun 1930. Kini di tahun 2024 pusat perekonomian di Kota Solo itu hampir berusia satu abad.
-
Apa yang membuat Pasar Gede menjadi istimewa? Pasar Gede merupakan pasar termegah di Kota Solo. Lokasinya berada di tengah kawasan Pecinan. Pasar Gede merupakan salah satu pasar terbesar di Kota Solo. Tak hanya sebagai tempat jual beli, pasar ini juga menjadi tujuan wisata. Di dalam pasar terdapat beragam kuliner khas yang tak banyak dijumpai di tempat lain.
-
Kapan Pasar Weleri diresmikan? Sejatinya gedung itu telah diresmikan pada Desember 2023.
-
Apa keunikan Pasar terapung di Banjarmasin? Wisata selanjutnya adalah Pasar terapung di Banjarmasin. Berbelanja dari atas kapal tentu pengalaman unik yang ingin dirasakan wisatawan. Kamu tidak perlu jauh-jauh pergi ke floating market terkenal di Thailand, Damnoen Saduak. Sebab, kita juga punya pasar apung lokal di Banjarmasin.
-
Apa yang terjadi pada Pasar Weleri sebelum dibangun kembali? Dalam peristiwa itu, ada 220 kios habis dilalap api.
Bahkan Demul, sapaan akrabnya, tak segan untuk memproses hukum. Jika yang bersangkutan tidak segera mengambil tindakan yang sesuai aturan. Ia sudah terlibat mengeluarkan pribadi untuk memperbaiki pasar, tapi justru diperjual-belikan, bahkan mencapai angka Rp45 juta.
Simak ulasan selengkapnya berikut ini, seperti dihimpun dari kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, Jumat (8/4).
Lokasi jadi Tidak Beraturan
kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel ©2022 Merdeka.com
Sewajarnya pasar tradisional akan dibagi menjadi sejumlah blok untuk mempermudah, seperti bagian khusus pakaian, makanan, bahan mentah, dan sebagainya.
Tapi Dedi Mulyadi justru menemukan sejumlah lapak yang tak sesuai. Ada pedagang sayur dan buah di wilayah khusus jual pakaian. Dari situ Demul menemukan fakta bahwa lapak telah jadi bisnis penyewaan di antara para oknum pedagang.
"Ini kok ada pedagang sayur, padahal ini kan kios baju. Sok ngomong, kumaha. Tadinya jualan sandal di dalam terus sekarang pindah ke depan jualan sayur. Tukang sayur mah di sana (dalam) di sini (luar) tukang, sandal, baju dan peci," kata Dedi.
"Tempat di dalam enggak dijual hanya dikontrakkan. Bukan di sini saja yang dikontrakkan, saya bercerita banyak yang dikontrakkan," tukas pedagang.
"Tempat siapa yang di kontakan, menurut aturan boleh gak tempat dikontakan?," ujar Dedi.
Antar Pedagang Saling Menyewakan Lapak
kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel ©2022 Merdeka.com
Tak berhenti di situ, temuan miris bahwa beberapa pedagang mengaku sudah membeli lapak. Jadi seakan merasa leluasa untuk menyewakan lagi ke pedagang yang lain. Tentu hal itu membuat Demul naik pitam dan mencoba menjelaskan.
"Melanggar semua, tukang dagang tidak ada tertibnya, tempat sendiri dikontrakan, terus ngambil lagi tempat di depan. Ini ngontrak di sini ke siapa?," tanyanya.
"Jujur saya terus terang ini yang punyanya (ibu Kokom)," ucap pedagang sayur.
"Ini punya saya sendiri. Saya beli ke IWP Rp15 juta. Terus dia pengen ngontrakkin, saya kasih Rp7 juta per tahun, itu asalnya punya tukang baso," bela Kokom.
Semua Disewakan Demi Keuntungan Sendiri
kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel ©2022 Merdeka.com
Demul berusaha menyampaikan bahwa tindakan mereka termasuk melanggar hukum. Karena sudah menggadaikan aset negara. Di mana lapak seharusnya menjadi fasilitas bersama. Tapi nyatanya dimanfaatkan oleh sejumlah oknum untuk berbisnis sewa dan jual-beli lapak.
"Apa dasarnya ibu ngontrakkin tempat ini ke si bapak? Itu bukan hak ibu ya. Ibu sudah menggadaikan aset negara. Pilih mana, pindah atau proses?," tanya Demul.
"Ini kan jual beli tempat pantesan pada bandel diuangkan semua tempat ini satu tempat loh. Tempat lain pasti sama. Semua gini jadi pasar setiap orang mengambil keputusan sendiri-sendiri, trotoar disewakan, lapak disewakan sampai kiamat enggak bakalan tertib-tertib," sambungnya.
Dedi Sampai Lelah, Sudah Ditertibkan Terulang Lagi
kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel ©2022 Merdeka.com
Para pedagang di pasar seraya masih berusaha membela diri. Bahkan mirisnya lagi, pedagang sebelumnya justru telah menjual lapak tersebut sebesar Rp45 juta.
"Tadinya ya bapak, ini asalnya tempat tukang baso dibeli sama ibu Kokom," terang pedagang sayur.
"Ibu beli dari tukang baso lapaknya berapa?," tanya Dedi.
"Rp45 juta," jawabnya.
Sontak Demul ingin segera ada audit dan penertiban ulang. Lantaran sebelumnya sudah direnovasi dan ditertibkan, kini ada kasus jual-beli lapak tanpa izin hukum.
"Rp45 juta, cari tukang basonya, ini semua bu tempat ini sudah dijual-belikan. Ada yang Rp15 juta, ada yang Rp45 juta. Suruh audit kita sudah capek-capek menertibakan saya ngeluarin duit pribadi untuk menertibkan pasar ini, orang sini memperjualbelikan tempat," imbuhnya.
(mdk/kur)