Profesi yang Jarang, Pria Paruh Baya Ini Rela Jadi Tukang Pijat Kuda dengan Tarif Sukarela
Profesi sebagai pemijat kuda mungkin terdengar asing bagi banyak orang di zaman sekarang.
Tuwuh Hartoyo, seorang pria berusia 58 tahun, memiliki profesi yang cukup unik dan jarang ditemui. Ia menjalankan usaha sebagai pemijat andong, yaitu kuda.
Profesi sebagai pemijat kuda mungkin terdengar asing bagi banyak orang di zaman sekarang. Apalagi, di era modern ini, penggunaan kuda sebagai alat transportasi sudah sangat jarang.
- Zul Zivilia Kaget Sang Istri Kini Jadi MUA Profesional Demi Hidupi 4 Anaknya yang Masih Kecil
- Sosok Fauzan Fahmi, Tukang Jagal Kambing Mutilasi Kepala Perempuan di Muara Baru Pakai Pisau
- Profesi Unik di China, Bisa Raup Pendapatan Rp66,5 Juta Cuma Bantu Orang agar Bisa Tidur
- Usai Terima Aduan Kubu Pegi Setiawan, Kejagung Minta Jaksa Profesional Tangani Kasus Pembunuhan Vina Cirebon
Namun, di beberapa daerah di Indonesia, seperti Yogyakarta, andong masih tetap eksis. Andong bukan hanya berfungsi sebagai alat transportasi, tetapi juga merupakan bagian dari budaya yang perlu dijaga.
Keberadaan andong di Jogja tidak terlepas dari profesi ini. Tuwuh Hartoyo menjadi salah satu penyedia jasa pijat andong yang masih bertahan hingga saat ini. Namun, pekerjaan sebagai pemijat andong bukanlah profesi utama bagi pria ini.
Ia juga bekerja sebagai petani di sawah dan menjalankan pijat andong sebagai pekerjaan sampingan. Berlokasi di Dusun Dukuh RT 03, Jambidan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, sosok yang akrab dipanggil Pak Tuwuh ini sudah dikenal sebagai pemijat andong yang legend.
Jika ditanya tentang pijat kuda andong kepada kusir-kusir di Malioboro, nama Pak Tuwuh pasti akan disebutkan. Kepopuleran Pak Tuwuh tidak datang begitu saja; keahliannya dalam merawat kuda yang sakit membuatnya menjadi perbincangan di kalangan masyarakat.
Pemasaran dari mulut ke mulut atau word of mouth menjadi strategi pemasaran yang efektif dan viral. Hal ini juga berlaku untuk Pak Tuwuh, yang telah menjalani profesi ini sejak tahun 2005, atau sekitar 17 tahun yang lalu.
Profesi pijat kuda ini telah menjadi tradisi dalam keluarga Pak Tuwuh. Segalanya bermula dari kakaknya yang terampil dalam memijat kuda, dan kini Pak Tuwuh mewarisi keterampilan tersebut serta membuka jasanya sendiri.
"Ini adalah tradisi yang diturunkan dari kakak saya. Awalnya saya memijat manusia, lalu saya pernah merawat kerbau dan memijatnya, ternyata sembuh. Dari situ, kusir meminta saya untuk memijat kudanya. Sampai sekarang, saya masih sering dipanggil oleh kusir untuk memijat kudanya," ungkap Dika, anak bungsu Pak Tuwuh, saat dihubungi oleh Liputan6.com, Rabu (4/9/2024).
Nama yang Sudah Terkenal Sejak Lama
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, nama Pak Tuwuh telah menjadi legendaris dalam dunia pijat kuda andong. Menurut pengakuan anaknya, Pak Tuwuh tidak hanya beroperasi di Yogyakarta, tetapi juga telah melakukan perjalanan hingga Jakarta untuk memberikan layanan pijat kuda.
"Ayah sudah pernah ke Jakarta untuk memijat kuda," kata Emalia, anak tertua Pak Tuwuh.
Sebagai tambahan informasi, jika kusir memanggilnya untuk memijat kuda andong, biaya transportasi dan pengeluaran lainnya akan ditanggung oleh kusir tersebut. Lama waktu pijat kuda juga bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan sakit yang dialami kuda, berkisar antara 2 jam atau lebih.
Untuk menggunakan jasa pijat kuda dari Pak Tuwuh, pelanggan harus menghubungi anaknya, karena Pak Tuwuh tidak memiliki ponsel dan hanya bisa dihubungi melalui perantara anaknya.
"Biasanya sih menghubungi mbak saja, soalnya bapak tidak pakai handphone, sudah sepuh," ungkap Dika, anak bungsu Pak Tuwuh. Di sisi lain, Emalia juga menyebutkan bahwa jumlah pelanggan yang menggunakan jasa pijat kuda Pak Tuwuh hingga kini tetap stabil seperti tahun-tahun sebelumnya, bahkan bisa dikatakan semakin banyak karena reputasinya yang telah terkenal dalam menyembuhkan kuda yang sakit.
Tidak menetapkan tarif untuk layanan pijat
Pak Tuwuh tidak menetapkan tarif saat menawarkan jasa pijat kuda andong. Ia menyatakan bahwa bayaran yang diterima dari pelanggan biasanya bersifat sukarela.
Meskipun demikian, jumlah yang umum diterima berkisar antara Rp100.000 hingga Rp300.000 untuk setiap sesi pijat.
"Pasti di atas seratus," kata Pak Tuwuh.
Sejak lama, tarif penghasilannya telah konsisten pada angka yang sama, tidak mengalami perubahan.
Selain itu, saat ini profesi pijat kuda juga semakin banyak peminatnya karena banyaknya acara berkuda di Yogyakarta. Ketika ditanya mengapa ia memilih sistem pembayaran sukarela, Pak Tuwuh menjelaskan bahwa pekerjaan ini hanya sebagai kegiatan sampingan, sementara pekerjaan utamanya adalah di sawah.
Tanda-tanda kuda yang memerlukan pijatan
Kuda yang memerlukan pijatan dari Pak Tuwuh umumnya adalah kuda yang mengalami sakit atau kelelahan, yang dapat dikenali dari perubahan cara berjalan mereka.
"Jalannya berbeda, pincang, seperti orang biasa. Selain itu, kecepatan jalannya juga menurun, dan hal ini dapat sangat mengganggu kusir andong.
Oleh karena itu, kusir biasanya mencari tukang pijat kuda," jelas Emalia.
Di samping itu, bagian tubuh kuda yang dipijat mencakup seluruh tubuh, bukan hanya kakinya saja. Kasus yang paling parah dari pijatan kuda adalah ketika mereka berjalan pincang. Emalia menjelaskan bahwa jika kuda sudah mengalami patah kaki, tidak ada harapan untuk sembuh, meskipun dengan pijatan. "Kaki kuda yang sudah patah tidak bisa digunakan untuk transportasi andong lagi, karena meskipun dipijat, tidak akan sembuh," ungkap Emalia.
Kuda sendiri jarang mengalami penyakit, namun jika sudah sakit, kondisinya bisa menjadi serius, hingga pincang atau terkilir. Seorang kusir andong di Malioboro juga mengamini hal ini.
"Kuda itu jarang sakit. Biasanya, jika kakinya pincang baru dipijat. Kalau tidak, ya tidak perlu dipijat," kata Gumardi, kusir kuda di Malioboro, saat diwawancarai oleh Liputan6.com pada Jumat (18/8/2024).
Formula Spesial untuk Kuda
Proses pemijatan kuda umumnya dimulai dengan pemberian ramuan jamu yang terbuat dari campuran cabai dan jahe. Ramuan ini dikenal sebagai parem, yang terdiri dari cabai dan jahe yang dihaluskan atau diulek, kemudian dioleskan pada bagian tubuh kuda yang mengalami sakit atau pincang.
"Cabai dan jahe itu dihaluskan dan dioleskan ke bagian tubuh kuda yang tidak sehat," ungkap Pak Tuwuh.
Meskipun ramuan tersebut memiliki rasa panas, beliau mengaplikasikan parem pada tubuh kuda hanya dengan tangan kosong tanpa menggunakan pelindung.
Menurutnya, tangannya tidak merasakan panas saat mengoleskan ramuan itu. Setelah proses pemijatan selesai, kuda biasanya tidak langsung dimasukkan ke kandang, melainkan dilepaskan agar dapat berlari dan mengendurkan otot-otot kakinya, dengan harapan dapat mempercepat proses penyembuhan.
Faktor-faktor yang menyebabkan kuda mengalami sakit
Penyakit pada kuda sering kali disebabkan oleh makanan yang berada di dalam perutnya dan seiring waktu dapat mengeras menjadi batu. Jika hal ini terjadi, Pak Tuwuh, yang menyediakan layanan pijat andong, akan mengeluarkan batu tersebut melalui anus kuda.
"Ketika kuda makan, makanan yang mereka konsumsi bisa mengeras menjadi batu, dan itu yang menyebabkan rasa sakit. Satu-satunya solusi adalah mengeluarkan batu itu lewat anus," jelasnya.
Namun, proses ini tidak selalu berjalan lancar. Seringkali, Pak Tuwuh harus menghadapi risiko digigit atau ditendang oleh kuda yang merasa tidak nyaman. "Memang naluri kuda untuk menggigit dan menendang," tambah Emalia.